Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Rencana landasan ketiga Bandara Soekarno-Hatta diputuskan Maret

Rencana landasan ketiga Bandara Soekarno-Hatta diputuskan Maret Bandara Soekarno Hatta. ©jetphoto.net

Merdeka.com - Kementerian Perhubungan mengaku punya beberapa skenario jangka pendek untuk meringankan beban penerbangan Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten. Fasilitas yang sudah kelebihan beban penumpang ini hendak ditingkatkan daya tampungnya menjadi 80 juta orang per tahun.

Pilihan yang sedang ditimbang oleh Kemenhub adalah penambahan landasan pacu (runway) ketiga. Soekarno-Hatta sejauh ini cuma memiliki dua runway.

Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono menjelaskan jika mengembangkan landasan pacu dari lahan yang tersedia, butuh dana Rp 4 triliun dan sudah dialokasikan Angkasa Pura II. Runway mini itu secara teknis disebut cross paralel.

"Tapi memang kapasitasnya tidak bisa dua kali lipat," ungkapnya selepas rapat di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (26/2).

Di sisi lain, ada pilihan membangun runway baru, tapi harus menggusur rumah penduduk di sekitar bandara. Biayanya akan lebih besar, dan berpotensi konflik karena melibatkan ribuan KK.

"Itu yang akan kita lihat benefit costnya, kita langsung dengan runway independen dengan kapasitas hingga 80 juta per tahun atau yang satunya. Ini masih akan diputuskan. Target dalam 1 bulan keluar keputusannya," kata Bambang.

Selain menambah runway, Kemenhub juga bersiap memaksimalkan kinerja otoritas navigasi Indonesia (Airnav). Pengaturan pesawat mendarat ataupun lepas landas masih bisa dibuat lebih efisien, sehingga bisa melayani lebih dari 64 penerbangan per jam.

"Pergerakan per jam ini bisa kita tingkatkan, terutama untuk pesawat yang lebih kecil," ujarnya.

Kebijakan yang melibatkan koordinasi Airnav dan PT Angkasa Pura II ini dijalankan Juli mendatang, dengan target Cengkareng mampu melayani 72 penerbangan per jam.

Strategi lain adalah menambah rapid taxi way yang sekarang baru tersedia satu saja. Sehingga saat pesawat mendarat bisa keluar dari jalur landasan pacu.

Di luar itu, Bambang mengaku masih berharap rencana pengembangan bandara Karawang disetujui Pemprov Jawa Barat. Beban perhubungan udara Jabodetabek akan terbagi rata, bila ada bandara kedua di dekat ibu kota.

"Itu semua kan jangka pendek, jangka panjangnya tetap Karawang," tegasnya.

Sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memilih mengoptimalkan operasional Bandara Soekarno-Hatta untuk mengurangi tingkat kepadatan melalui efisiensi. Salah satu caranya dengan membuat high speed exit taxiway dan taxiway penghubung (east cross connection taxiway) antara Runway 1 dan Runway 2 pada sisi timur bandara.

Langkah ini untuk memaksimalkan dua landasan di Bandara Soekarno-Hatta agar dapat melakukan landing dan take off sebanyak 90 kali per jam. Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan pemerintah telah menyiapkan dana sekitar Rp 2 triliun untuk merealisasikan rencana ini.

Proyek ini ditargetkan rampung pada Juni 2015. "Daripada membangun landasan yang nomor 3 memerlukan tanah 800 hektare itu menyangkut 10 desa, saya enggak optimis bisa," ujarnya saat ditemui di kantor Metro TV, Jakarta.

Dahlan mengatakan optimalisasi landasan ini lebih feasible atau laik dibandingkan pembuatan landasan ketiga. Pasalnya, pembuatan east cross connection taxiway, hanya memakan sebagian lahan lapangan golf. Berbeda dengan jika membangun landasan ketiga yang harus menggusur Hotel Sheraton di samping landasan.

"Nah kemarin sudah kita putuskan yang 3 hole (golf) ini harus dipindah misal ke sebelah sini. Ada Hotel Sheraton ternyata tidak perlu dipindah," katanya.

Optimalisasi landasan ini bertujuan agar pesawat tidak lagi harus mengantre lama untuk terbang maupun mendarat. "Membangun kayak jalan raya. Berikutnya akan ditentukan landasan mana untuk take off dan landasan mana untuk landing. Sekarang ini ya di situ take off ya di situ landing. Jadi nanti satu landasan ini ada khusus untuk take off terus, yang landing, landing terus," terangnya.

Seperti diketahui, konsep operasional bandara ini juga digunakan pada Bandara Heathrow, Inggris. (mdk/bim)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP