Open navigation menu
Close suggestions
Search
Search
en
Change Language
Upload
Sign in
Sign in
Download free for days
100%
(1)
100% found this document useful (1 vote)
506 views
The Worker Machine by Meccaila
Abcd
Uploaded by
Milen Gara
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content,
claim it here
.
Available Formats
Download as PDF or read online on Scribd
Download now
Download
Save The Worker Machine by Meccaila For Later
Download
Save
Save The Worker Machine by Meccaila For Later
100%
100% found this document useful, undefined
0%
, undefined
Embed
Share
Print
Report
100%
(1)
100% found this document useful (1 vote)
506 views
The Worker Machine by Meccaila
Abcd
Uploaded by
Milen Gara
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content,
claim it here
.
Available Formats
Download as PDF or read online on Scribd
Download now
Download
Save The Worker Machine by Meccaila For Later
Carousel Previous
Carousel Next
Save
Save The Worker Machine by Meccaila For Later
100%
100% found this document useful, undefined
0%
, undefined
Embed
Share
Print
Report
Download now
Download
You are on page 1
/ 476
Search
Fullscreen
Meccaila x FariThe Worker Machine Copyright© : Meccaila & Puri Hak cipta dilindungi undang-undang Belum tersedia versi cetak Diterbitkan pada Oktober 2020 The Worker Mashive Penulis : Meccaila & Puri Layout : Candlewhite Cover & Art : Candlewhite Banyak Halaman : 476 Halaman Dilarang keras, mengutip, menerjemahkan, menyalin, memperbanyak, sebagian atau seluruh isi buku, tanpa izin penulis Diterbitkan oleh:XN » = Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta . Setiap orang yang dengan tanpa hak mclakukan pelanggaran hak ckonomi scbagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) huruf i untuk penggunaan secara komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah). Setiap orang yang dengan tanpa hak dan atau tanpa izin pencipta atau pemegang hak cipta mclakukan pclanggaran hak ckonomi pencipta scbagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan atau huruf h, untuk penggunaan secara komersial dipidanan dnegan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). Setiap orang yang dengan tanpa hak dan atau tanpa izin pencipta atau pemegang hak melakukan pelanggaran hak ekonomi pencipta scbagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf, ¢ dan atau huruf g, untuk penggunaan secara komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). Sctiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).The Worker Machine Jj HiME fHeceatl i: Pat jangan lakukan apa pun, cukup seperti ini. Gladis memejamkan matanya. Dia sangat menentang sikap Zee yang sekarang, perempuan itu tahu masalah yang dialami oleh Kesha, tapi kenapa dia tidak membantu Kesha sama sekali dan memilih menjadi penonton? Kesal, dia memilih berdiri dari duduknya, lalu melangkah menjauhi Zee. “Karena kamu spesial, Gladis!” ucap Zee dengan nyaring, membuat Gladis menghentikan langkahnya. “Karena hanya kamu satu-satunya teman yang akan terus mengikutinya meskipun hatimu menolak untuk mengikutinya.” Jantung Gladis berdetak lebih cepat saat Zee mengatakan kalimat itu. Kalimat yang menyadarkannya kalau dia adalah seseorang spesial bagi Kesha, bukan seseorang yang selalu dijadikan pelarian Kesha. “Hanya dengan melihat kamu sebentar aja, semangatnya akan kembali terisi dan dia bisa melupakan masalahnnya untuk sejenak.” Seperti tersambar petir dengan kekuatan ribuan watt, tubuh Gladis bergetar. Seberharga itukah dirinya? Ternyata dia salah paham pada Kesha selama ini. Menganggap bahwa dirinya hanyalah seorang pelarian untuk Kesha, karena dia begitu menyukai Kesha. The Worker MachireHeceatl i: Pat “Jadi ... tetaplah seperti itu, seperti Gladis yang disukai Kesha. Cukup seperti itu. Jangan mencoba untuk ikut andil dalam permasalahan pelik mereka.” Di tempat lain, di sebuah apartemen dengan sebagian besar dinding dan lantainya berwarna hitam abu-abu. Dua orang laki-laki kembali beradu pendapat untuk masalah yang sama sejak dua minggu yang lalu. “Kita sudah membahas ini puluhan kali, sebaiknya kamu berhenti mencari alasan untuk menolak,” ucap seorang laki-laki setengah abad itu dengan nada tinggi. Sementara laki-laki yang terlihat lebih muda di depannya hanya bisa mendengkus kesal. “Kamu tahu pasti apa konsekuensinya jika kamu menolak. Aku harap kamu bisa mengambil keputusan dengan bijak.” Laki-laki muda tadi segera naik ke lantai dua setelah ayahnya keluar dari apartemen. Wajah laki-laki itu mengeras, rahangnya saling beradu, dan embusan napas berat terus keluar dari lubang hidungnya. ats, " Brees, The Worker Machi ig 20 # be ReseHeceatl i: Pat “Ini wajar. Hal seperti ini sering terjadi di dunia bisnis. Ini demi perusahaan,” gumamnya seraya meminum wine yang baru saja dituangnya. “Aku hanya perlu menikahi perempuan itu dan ayah akan menyerahkan perusahaannya padaku. Itu mudah. Aku bisa melakukannya.” Laki-laki berkulit kecokelatan itu terus meyakinkan dirinya untuk setuju dengan permintaan kolot dari ayahnya. Ya. Dia bisa. Seorang laki-laki berumur sekitar empat puluhan tengah asik dengan secangkir kopi dan sebungkus kacang bawang di warung yang ada di dalam gang sebuah perumahan. Sedangkan laki-laki berumur dua puluhan beberapa meter di samping warung tengah berbicara dengan seseorang di ujung telepon sana. “Saya sudah berada di lokasi, Pak,” lapornya dengan nada pasti, “dan kendaraan itu memang ada di rumah i “Baik, Pak.” The Worker MachireHeceatl i: Pat “Gimana?” tanya laki-laki berumur itu setelah melihat rekannya mengakhiri panggilan telepon. “Mereka akan tiba sebentar lagi.” Laki-laki tadi menganggukkan kepala, lalu kembali menyesap kopi yang ada di depannya. “Ini rumah teman kamu, kan, Ki?” “lya, Pak, tapi teman saya berada di rumah mertuanya sekarang. Mungkin hanya adiknya saja yang berada di rumah ini,” jawab laki-laki bernama Kiki itu. “Apa hubungan adik teman kamu dengan perempuan yang kita cari ini, Ki?” Kiki menggeleng. “Saya juga tidak tau, Pak Fery.” Lima belas menit berselang. Beberapa mobil polisi tiba di depan rumah Zee. Setidaknya ada enam orang yang keluar dari dua mobil itu. “Pak!” Hormat Kiki pada seorang laki-laki yang terlihat lebih berwibawa dan dijawab dengan anggukan oleh laki-laki itu. “Saya akan mengetuk pintu. Saya kenal dengan pemilik rumah ini, jadi kita bisa mengajak mereka untuk bekerja sama dengan tenang.” The Worker MachireHeceatl i: Pat “Kerjakan!” jawab laki-laki tadi dengan suara beratnya. Kiki mengangguk, lalu berjalan menuju pintu rumah Zee yang tertutup rapat. “Zee, ada yang ngetok pintu,” ucap Gladis yang sedang menonton acara TV di ruang keluarga bersama Kesha. Zee yang sedari tadi berada di dapur segera berlari menuju pintu. Namun, tiba-tiba saja langkahnya terhenti, tanpa sengaja dia melihat ke arah jendela dan di sana ada beberapa mobil polisi yang terparkir rapi di depan sebuah warung. Zee menghela napas, sekian detik kemudian perempuan itu membuka pintu. “Selamat siang! Kami dari kepolisian. Bisakah kamu membantu kami dalam menjalankan tugas?” ucap Kiki tegas. Zee tidak langsung menjawab. Perempuan itu keluar dari rumahnya, perlahan dia menutup pintu dari luar, tangan kanannya dia gunakan untuk menahan gagang pintu. Mata Zee menjelajahi setiap wajah kokoh para aparat polisi yang kini berdiri tegak di depan ramahnya. The Worker MachireHeceatl i: Pat “Kalian bisa melakukannya dengan tenang, kan?” Bukannya menjawab pertanyaan Kiki barusan, Zee malah meminta para aparat polisi itu menuruti kemauannya. “Kami akan mengurusnya,” jawab Kiki tanpa peduli dengan ucapan Zee barusan. “Lakukan dengan tenang!” Nada suara perempuan itu berubah dingin, aura di sekitarnya juga berubah mencekam. Beberapa aparat polisi menatap tak suka kala perempuan berusia dua puluhan itu memerintah seakan memiliki kuasa lebih atas diri mereka. “Aku akan membiarkanmu masuk dan aku akan menyiapkan minuman untuk kalian.” Sekali lagi nada suara Zee berubah akrab. “Jadi, jangan berisik!” Ucapan dingin yang keluar dari mulut Zee membuat beberapa anggota polisi yang mendengarnya merasa tersinggung. “Tolong jaga cara bicara Anda, Mbak!” protes Pak Fery. Kalimat yang keluar dari mulut Zee membuat Pak Fery merasa tak nyaman, dia tidak suka jika ada warga biasa mengganggu pekerjaan mereka. The Worker MachireHeceatl i: Pat “Dan tolong jaga sikap Anda, Tuan!” balas Zee dengan menatap tajam pada Pak Fery. “Kami akan tenang. Jadi kami harap, Anda bisa bekerja sama dengan kami,” sahut Pak Huda, kepala kepolisian setempat. Tanpa menjawab lagi, Zee segera berbalik dan membuka kedua daun pintu rumahnya. “Silakan masuk!” Delapan laki-laki dari kantor kepolisian itu menurut masuk ke rumah Zee dengan perasaan canggung. Ada rasa malu di hati mereka karena mereka menurut tunduk pada seorang perempuan biasa. “Sha, kayaknya kamu udah ketahuan, deh,” ucap Zee agak nyaring. “Seriusan? Kok cepet banget?” sahut Kesha dari ruang utama. Setelah mengajak mereka duduk di ruang tamu, Zee berlalu ke dapur untuk membuatkan mereka minuman, seperti janji Zee sebelumnya. “Whoaaa!!!” Kesha berdecak kagum saat melihat siapa yang ada di ruang tamu rumah Zee. The Worker MachireHeceatl i: Pat Sedangkan perempuan lain yang ada di belakangnya terhenyak takut. “Apa bokap lo bakalan ngebunuh kita?” “Gak!” geleng Kesha dengan cepat. “Setelah ini elo gak bakal terlibat dalam adegan pelarian gue lagi.” Zee keluar dari dapur untuk membagikan beberapa es jeruk pada semua aparat polisi. “Jadi apa catatan laporan mereka di kepolisian?” “Laporan orang hilang,” jawab Pak Huda. Zee mengangguk paham, sedangkan Gladis terlihat menghela napas lega. “Sebenarnya saya kurang bisa menerima kasus ini,” protes Pak Fery dengan tidak hormatnya. “Siaran TV memberitakan kalau ini adalah kasus pencurian sebuah motor, tapi ketika sampai di kepolisian, laporan kasus ini berubah menjadi pencarian orang hilang.” “Kasus melarikan diri, lebih tepatnya,” jawab Kesha dengan wajah agak kesal ketika mendengar protes keras dari “Fery!” tegur Pak Huda. The Worker MachireHeceatl i: Pat “Kamu bisa protes pada pelapor, bukan pada kami,” sahut Zee dengan nada tak kalah kesalnya. “Siapa yang akan menjemput mereka?” “Pak Idwar. Beliau sedang di perjalanan,” sahut laki-laki lain yang lebih muda dari Pak Fery. “Pak Idwar?” Kesha bertanya dengan raut heran. “Kenapa asisten bokap lo yang ngejemput kita? Biasanya, kan, cuma pengawal?” sambar Gladis. The Worker Machire“Sehanang Kemal Keanu dan Kesha Argantara telah resmi menjadi suami ”Ucapan syukur keluar dari mulut tamu undangan is itu seolah menyadarkan Kesha tentang siapa dia sekarang. Dia bukan lagi burung dalam sangkar, bebas di antara burung bebas lainnya. Colekan seseorang di lengan kirinya membangunkan perempuan itu dari lamunan singkatnya. “Tangan lo! Cincin!” bisik Gladis. Sontak saja Kesha menoleh pada laki-laki bernama Kemal Keanu yang ada di depannya. Laki-laki yang sekarang telah menjabat sebagai suaminya. Kemal Keanu, anak dari sahabat ibunya yang menikah dengan laki-laki Jakarta. Dia memiliki kulit khas sawo matang dengan tinggin 185 cm, berbeda 18 cm dengan Kesha. Laki-laki itu memiliki perawakan tegas, tak ada kekurangan apa pun dari tubuhnya. Alis dan bulu mata tebal yang tercetak jelas di wajah The Worker Machire i= 28Heceatl i: Pat kokohnya, ditambah lagi dengan kesempurnaan ukiran bibir seksi berwarna merah mudanya, membuat kesan manly yang menyeruak dari seorang Kemal Keanu. Dia Iembut. Itulah kesan pertama yang dipikirkan Kesha saat jemari lembut Kemal Keanu menyentuh jari jenjang miliknya. Dan manis. Pikir perempuan itu lagi ketika laki-laki yang ada di depannya tersenyum setelah berhasil menyematkan sebuah cincin emas berlapis permata di sekelilingnya. Kesha meraih cincin lain yang ada di sebuah kotak beludu berwarna merah. Tanpa canggung perempuan itu meraih tangan laki-laki yang ada di depannya lalu menyematkan cincin polos berwarna putih ke jari Kemal Keanu. Tapi kuku dia gak sebagus yang gue pikirin. Kuku dia pendek, khas Jaki-laki banget. Tak ada yang sempurna. Kesha menyunggingkan senyuman. Sesempurna apa pun seseorang, pasti dia memiliki kekurangan. Begitu juga dengan makhluk nyaris sempurna di depannya ini, Kemal Keanu. The Worker MachireHeceatl i: Pat Perlahan Kemal Keanu mendekatkan wajahnya pada Kesha, hingga satu ciuman lembut mendarat di dahi si perempuan. Gak ada yang berubah. Hati gue masih sama. Acara resepsi pernikahan yang diadakan di salah satu hotel keluarga Argantara berjalan meriah, sangat meriah sampai- sampai Kemal Keanu langsung terkapar tak berdaya di kamar hotel yang telah dipesan oleh Pak Daniel. “Bokap gue ngomong apa sama lo?” tanya Kesha setelah mendaratkan bokongnya di sofa kamar pengantinnya, di belakangnya ada Zee yang mengikuti. “Dia bilang kalau aku harus bertanggung jawab karena membantu kamu agar tidak meneruskan perusahaan,” jawab Zee yang masih berdiri di depan pintu. Dia mencuri kesempatan untuk bertemu dengan Kesha sebelum disibukkan dengan pekerjaannya. “Kayaknya aku keluar aja, Sha,” putus Zee ketika melihat seseorang yang sudah tertidur pulas di kasur dengan posisi tengkurap. The Worker MachireHeceatl i: Pat “Kenapa?” tanya Kesha seolah melarang Zee keluar dari kamar itu. Perempuan yang berdiri di depan pintu itu menunjuk ke arah kasur dengan dagunya. Sedetik kemudian mata Kesha terbelalak ketika mengetahui siapa yang tengah menguasai kasur di kamar itu. “Lo mau ninggalin gue sama dia, gitu?” Kesha melotot pada Zee. “Tya, lah. Aneh aja kalau aku di kamar ini sama kalian,” jawab Zee yakin. “Lebih aneh kalau kami cuma berdua di sini, Zee,” Kesha berbisik geram, sebelah tangannya mengepal untuk mengancam sang teman. Zee terkekeh geli. “Ah. Ya, ya.” “Jadi tanggung jawab yang kayak gimana maksud bokap gue?” “Aku harus mengurus perusahan bokap kamu. Dia memutuskan untuk tidak turun langsung ke perusahaan.” Kesha mengangguk-angguk. “Tentu saja. Cuma elo orang yang paling dia percaya.” The Worker MachireHeceatl i: Pat “Dan orang yang paling tidak dia suka,” sambung Zee lalu kembali terkekeh. ‘Tangan Kesha perlahan naik ke kepalanya, mulai pernak- pernik yang ada di sana. “Bener banget. Eh, tapi ....” Zee menyandarkan tubuhnya di sisi pintu. “Apa gue masih boleh nelepon lo malem-malem?” “Kamu gak bisa minta sama dia aja?” Zee menunjuk Keanu dengan mulutnya. Breaking News: Kemal Keanu menikah dengan anak konglomerat Probolinggo. Trending Topic: Pewaris KJ Group menikah dengan putri pemilik MIA Group. News: Kemal Keanu & Kesha Argantara menikah di Probolinggo. Berita tentang pernikahan Kemal Keanu dengan Kesha menjadi berita utama di berbagai media massa, bahkan berita itu menjadi pencarian nomer satu di sosial media. The Worker MachireHeceatl i: Pat Kemal Keanu dan Kesha baru saja tiba di Bandara Seokarno-Hatta. Laki-laki nyaris sempurna itu menggenggam tangan Kesha dengan erat setelah mereka turun dari pesawat. “Apa pun yang mereka katakan, elo gak boleh gugup,” bisik Keanu. Ya. Laki-laki sudah menduga bahwa para wartawan akan menyerbu seluruh tempat yang mungkin mereka tuju, termasuk bandara. Hari ini, tiga hari setelah resepsi mereka digelar, Keanu memboyong Kesha untuk pergi ke tempat tinggalnya, keluar dari lingkup kehidupan Kesha di Probolinggo. “Eh?” Tentu saja Kesha heran dengan sikap Kemal Keanu yang sok mesra dan peduli seperti ini. Padahal sejak acara pernikahan mereka kemarin sampai saat berada di pesawat, mereka belum pernah berbicara secara pribadi. “Cukup senyum dan bersikap mesra ke gue,” perintahnya. “Apa lo bilang?” ucap Kesha dengan suara agak keras. Mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Kesha membuat orang tua dan keluarga Keanu yang berjalan di depan The Worker MachireHeceatl i: Pat mereka menatap heran pada Kesha. Menyadari tatapan semua orang mengarah padanya, akhirnya Kesha diam dan menundukkan kepalanya setelah mengatakan permintaan maaf karena bicara kasar pada suaminya. “Jangan menunduk dan lihat ke depan!” Kesha menuruti ucapan Keanu. Sepersekian detik kemudian mata Kesha membelalak takjub dengan apa yang ada di depannya sekarang. Hal ini lebih hebat dari naik gunung, menyelam ke laut, terjun di udara, ataupun dijemput oleh aparat polisi. “Kemal Keanu, apa yang membuat Anda menikah secara mendadak?’ ucap salah seorang wartawan. “Bagaimana awal pertemuan Anda dengan istri Anda sekarang?’ ucap wartawan lain. “Berapa lama kalian menjalani pendekatan?” “Apa int karena bisnis dari kedua belah pihak?” Tanpa bisa dibendung lagi, puluhan pertanyaan itu menghujan deras dari mulut para wartawan yang tengah meliput mereka. Bahkan untuk menjawab pertanyaan itu, mereka harus berpikir akan menjawab pertanyaan mana lebih dulu. The Worker MachireHeceatl i: Pat Kemal Keanu terus berjalan tanpa memberikan komentar apa pun pada para wartawan, sedangkan Kesha hanya bisa menggenggam erat tangan kiri Keanu dengan kedua tangan dan melemparkan senyum manis pada mereka. “Lepasin tangan gue!” desis Keanu saat mereka sudah berada di mobil. Mendengar protes keras itu, Kesha segera melepaskan genggaman tangannya pada Kemal Keanu. Dia memang tidak pernah berinteraksi dengan dunia hiburan, terlebih wartawan. Dia pernah melihat artis dikerumuni para wartawan, tapi saat hal itu terjadi pada dirinya sendiri, Kesha sedikit ... syok. “Wah!” gumam Keanu saat melihat tangannya berubah kemerahan. “Lo mau ngebunuh gue?” “Gak. Gue cuma kaget, itu ... wartawan ... lo bukan artis, kan?” Kesha masih tak percaya. “Gue lebih keren dari artis, jangan bandingin gue sama mereka.” The Worker MachireHeceatl i: Pat “Sorry kalau apartemen gue gak sebesar rumah lo, kita cuma berdua, jadi gak perlu tempat besar,” ucap Keanu saat tiba di apartemennya. Kesha mengempaskan tubuh di sofa ruang utama, sedangkan Keanu menuju dapur yang hanya disekat dengan pagar rendah di sebelah kanan ruang utama. Dia meneguk air mineral dari botol yang diambilnya dari kulkas. “Lo ... lo gak ngasih gue minum?” Kesha memecah keheningan. “Lo ambil sendiri, punya tangan, kan?” Dia judes. Dengan kesal Kesha berjalan menuju dapur, dia mengambil sekotak jus kemasan dari kulkas dan segera meneguknya. “Mana kamar gue?” Kemal Keanu tidak menjawab, melainkan berjalan menjauhi dapur dan tanpa malu Kesha mengikutinya. Meskipun apartemen ini kecil menurut laki-laki itu, tapi ini adalah apartemen besar bagi Kesha. Apartemen berwarna hitam dan abu-abu dengan sedikit sentuhan warna putih membuat apartemen itu terlihat manly. Tak ada furnitur yang terlihat sia- sia, semuanya rapi, tepat pada tempatnya masing-masing. The Worker MachireHeccatle ¢ Pat Di lantai dua yang letaknya berada di atas dapur mereka, ada sebuah gudang anggur yang tak akan ada habisnya, belum lagi kumpulan koktail yang bertengger manis di belakang meja bar di samping dapur. Di samping kiri ruang utama berjejer ruangan untuk bermain bilyar, kamar mandi, dan kamar Kemal Keanu. “Ttu kamar lo,” ucap Keanu, tangan kanannya menunjuk lorong yang ada di depan kamarnya. Tanpa menyahut, Kesha segera membawa kopernya ke kamar yang terletak di ujung lorong yang tadi ditunjuk Keanu. Dia segera membuka pintu kamarnya, untuk sejenak matanya menyapu seluruh isi kamar yang akan dia tempati. Kamar ini lebih kecil dari kamar gue. Gak. Kamar ini cuma setengah dari kamar gue. Dan... terlalu feminin. Setelah menghela napas panjang, Kesha segera masuk ke kamar dan mulai menata ulang ruangan. Dia hanya membawa sebuah koper medium. Isinya hanya laptop putih kesayangan, sebuah Ipad, kamera, beberapa berkas penting dan buku, make- up, juga beberapa foto. Kesha meletakkan barang-barangnya dengan hati-hati, teliti. Lalu menyingkirkan hal-hal terlalu feminin ke dalam kotak The Worker MachireHeceatl i: Pat yang dia dapatkan dari bawah meja. “Kenapa ada banyak barang-barang cewek di sini? Apa ini kamar pacar dia?” terka Kesha setelah menutup kotak besar itu. “Tch! Dia memerlukan ruangan lain buat nyimpan barang- barang alay ini.” Kesha duduk di sebuah sofa berwarna merah muda yang muat untuk dua orang. Sekali lagi matanya menyapu seluruh antero kamar. Semuanya sudah sesuai dengan style seorang Kesha, hanya satu hal yang tidak sesuai dengannya. “Apa aku boleh membuang sofa ini? Aku pasti akan melakukannya saat Kemal Keanu tidak ada di apartemen,” janjinya pada diri sendiri. Di samping kiri kamar itu ada sebuah ruangan kecil yang tidak memiliki pintu, dari tempat Kesha duduk, ruangan terlihat gelap. Karena rasa penasarannya yang berlebihan, Kesha memutuskan untuk mendekat. Tangan langsingnya perlahan menyisir dinding, mencari letak saklar lampu untuk ruangan kecil tadi. Tak lama kemudian lampu ruangan itu menyala setelah dia menekan saklar lampu yang ada di sebelah kanan pintu. Walk in closet. The Worker MachireHeceatl i: Pat “Astaga!” Kesha sambil berlari kecil menuju kamar Kemal Keanu dan langsung membuka pintu. “Keanu!” “Heh!!!” Refleks Kemal Keanu menutupi badannya yang terekspos tak sengaja. Dia baru saja selesai mandi dan baru mengenakan celana tanpa baju. “Lo gak bisa ngetok pintu?” teriakan laki-laki itu menggelegar di seluruh ruangan. Gugup. Kesha yang tidak terbiasa dengan pemandangan seperti itu segera menundukkan kepalanya. “Kenapa?” tanya Keanu setelah selesai mengenakan bajunya. “Semalem,” Kesha diam sejenak, “nyokap lo bilang ke gue gak usah bawa baju, dia bilang beli di sini aja.” “Terus?” “Gue gak punya baju,” sahut Kesha sambil menahan panas yang mulai merambat di kedua pipinya. Setelah memutar matanya karena kesal, Keanu berjalan masuk menuju walk in closet dan kembali sambil membawa sebuah sweter biru dengan bercak putih. Laki-laki itu berhenti The Worker MachireHeceatl i: Pat agak jauh dari tempat Kesha berdiri, lalu melempar sweter itu pada Kesha yang baru saja mengangkat kepalanya. Berita tentang pernikahan Kemal Keanu dan Kesha menjadi salah satu berita utama di hampir semua stasiun TV. Bagi warga atau lebih tepatnya bagi para wartawan, pernikahan mereka yang tiba-tiba menjadi suatu tanda tanya besar, berbagai spekulasi pun mulai bermunculan. Kemal Keanu melihat berita itu dan hanya senyum sinis yang terukir di bibirnya. Dari sekian banyak spekulasi para pembuat berita itu, tak ada satu pun yang mendekati kebenaran. Ke mana otak encer mereka, hingga mereka tak bisa menebak alasan pernikahannya? Akan tetapi, tiba-tiba saja pikirannya terpecah, mata, dan mulutnya secara bersamaan melebar ketika sesosok perempuan melintas melewati pandangannya. Kesha. Perempuan itu dengan kurang ajarnya berjalan di hadapan Kemal Keanu tanpa peduli dengan rasa canggung yang tiba-tiba menyelimuti laki-laki yang kini menjadi suaminya. The Worker MachireHeceatl i: Pat Sweter kebesaran yang tadi diberikan Keanu hanya mampu menutupi tubuhnya hingga paha dan tanpa malu perempuan itu membiarkan rambut basahnya yang tidak disisir menari-nari ke sana kemari. Damn! Keanu mengumpat dalam hati. “Baru aja lo nyampe sini, tapi lo udah bikin banyak masalah,” sindir Keanu. Kesha yang tadi berniat menuju dapur untuk mengambil minuman segera menghentikan langkahnya. Dan dia suka ngefek orang. “Gue baru aja nyampe sini, tapi lo udah seenaknya nginjek-nginjek gue,” balas Kesha tanpa takut. “Duduk!” perintah Kemal Keanu. Kesha mencibir perintah laki-laki itu dan meneruskan langkahnya menuju dapur. Membuka kulkas dengan kasar lalu meneguk sebotol air mineral. “To the point aja, gue tahu lo mau ngomong apa,” serang Kesha ketika dia kembali ke ruangan utama. “Du-duk!” tekan Keanu dengan tatapan mengintimidasi. The Worker MachireHeceatl i: Pat Kesha kembali mencibir, tapi kali ini dia menurut duduk di ujung sofa. “Jadi yang harus elo lakuin selama tinggal di apartemen gue, setiap pagi dan malam gue mau elo nyiapin makanan buat gue, terus lo harus ngebersihin kamar gue dan kamar elo sendiri. Sisanya biar petugas kebersihan apartemen yang ngurus,” jelas Kemal Keanu tanpa basa-basi. Kesha mengangguk paham. Tanpa protes. Ya, dia paham kalau urusan dapur dan kamar akan menjadi spekulasi lain jika mereka menyerahkan hal itu pada petugas kebersihan apartemen. “Kalau gue punya acara yang ngeharusin gue ngajak elo, lo harus ikut,” tambah Keanu. “Yap!” “Giliran lo,” ucap Keanu. Awalnya laki-laki itu berpikir kalau Kesha akan menolak dan memprotes apa yang dia ucapkan barusan, tapi dia malah menerima begitu saja, hal yang membuatnya kembali merasa canggung sendiri. Dia polos atau terlalu bodoh? gerutu Keanu dalam hati. “Jangan pernah ngelarang gue, ke mana pun gue pergi,” ucap Kesha dengan penekanan. ro E es a ¥ # Saint The Worker Machire onHeceatl i: Pat Kemal Keanu mengangkat sebelah alisnya. “Ada lagi?” “Gue bukan cewek yang suka minta-minta sama orang yang baru gue kenal,” geleng Kesha. Kemal Keanu menatap tajam pada manik mata Kesha, seolah berkata, ‘Lo gak bisa nyabut ucapan Jo barusan,’ pada perempuan itu. “Oke!” Keanu mengambil mantel berwarna hijau yang ada di sampingnya, lalu berjalan menuju pintu. “Ke mana lo?” “Ah!” gumam Keanu. “Lo masak buat makan malam, bahan-bahan ada di kulkas. Gue ada urusan di luar sebentar.” hdd a! o te gt . = ’ Instagram: Anjir! AEON Mall. Kemal Keanu beli banyak gaun. Twitter: Kemal Keanu beli banyak baju perempuan, apa untuk istrinya? YouTube: Romantisnya Kemal Keanu membelikan baju untuk istri, The Worker MachireHeceatl i: Pat Line today: Tiba di kota kelahiran, Kemal Keanu imembeli baju perempuan. AEON Mall sekarang dipadati wartawan dan pengunjung yang berdesakan karena penasaran untuk melihat Kemal Keanu. Walau hari sudah beranjak gelap, tapi hal itu tak menyurutkan rasa penasaran yang mendera warga Tangerang. “Terima kasih, Tuan,” ucap seorang pelayan perempuan setelah Kemal Keanu membayar belanjaannya. Keanu keluar dari toko baju dan berniat untuk segera pulang, tapi kemudian dia berbalik arah. “Apa lebih baik aku membiarkan dia jalan-jalan tanpa sepatu? Sepertinya itu akan menjadi pemberitaan yang menggemparkan,” gumamnya pada diri sendiri. Selesai berurusan dengan pakaian perempuan dan setumpuk orang-orang yang memadati pusat perbelanjaan dengan alasan ingin melihatnya, akhirnya Keanu bisa keluar dari tempat itu. Dia kesal karena harus berkeringat di dalam sana dan dia bersumpah tidak akan pergi ke mana pun untuk alasan yang sama lain kali. “Pakaian lo.” The Worker MachireHeceatl i: Pat Kemal Keanu meletakkan belasan tas belanjaan di atas sofa begitu tiba di apartemennya. Kesha yang baru selesai memasak segera menghampiri Keanu dengan decak kagum. “Lo ngebeliin gue baju sebanyak ini?” toa Kesha masih dengan nada kagum. “Gue gak mau elo terus-terusan make baju gue,” sahutnya lalu berjalan menuju dapur. “Dua, tiga, lima, enam, delapan, sembilan, empat belas,” Kesha menghitung tas belanjaan Keanu. “Gue laper, lo masak apa?” Keanu memandang beberapa menu yang sudah tertata rapi di atas meja. Kantor utama KJ Group, .... Melangkahkan kakinya dengan pasti memasuki gedung yang sudah menjadi rumah ketiganya selama ini, Kemal Keanu, laki-laki dengan pesona yang menarik semua kaum hawa untuk mendekat itu kini sudah berstatus sebagai suami Kesha. Namun, tak bisa dipungkiri jika masih ada beberapa lawan jenis yang curi- The Worker MachireHeceatl i: Pat curi pandang padanya. Lengkap dengan setelan jas hitam dan kemeja hijau tua, Keanu segera meluncur ke ruangannya. “Ini berkas yang harus Anda selesaikan secepatnya,” ucap seorang laki-laki yang bekerja sebagai sekretaris utama KJ Group, Doni Rasya. Tubuhnya lebih pendek dari Keanu, dengan kulit lebih putih. Wajah baby facenya membuat banyak orang beranggapan kalau dia jauh lebih muda dari Keanu, tapi kenyataannya hanya berbeda setahun. “Saya sudah mengirim beberapa file di email Anda. Beberapa dari email tersebut juga harus diselesaikan secepatnya, saya sudah menandainya,” sambung Doni. “Baiklah, tapi,—Keanu_ menatap__ pekat_— pada sekretarisnya tersebut—“apa lo harus numpuk semua kerjaan gue hari ini? Bisa, kan, lo membaginya jadi dua? Gue baru saja selamat dari bencana, Doni Rasya,” ucapnya hiperbola beserta dengan gerutuan kesal. Doni menarik salah satu ujung bibirnya tipis, bencana yang diucapkan Keanu barusan bisa saja berpindah di ruangan ini jika dia melepaskan tawanya. “Ini semua karena Pak Keanu tidak memeriksa email saya selama beberapa hari. Saya sudah menjelaskan beberapa The Worker MachireHeceatl i: Pat proyek penting yang harus Anda selesaikan di email tersebut,” jelas Doni kaku. “Hah ....” Keanu menyandarkan tubuhnya ke punggung kursi. “Tua Bangka itu menyita semua alat komunikasi gue selama tiga hari.” Keanu membenarkan posisi duduknya secara tiba-tiba. “Ah, beberapa karyawan bersikap aneh ke gue saat gue datang. Apa yang terjadi selama gue gakekerja?” Sekretaris bersetelan formal itu tersenyum teduh, tapi dalam hati bersorak kegirangan atas kelakuan sang bos yang agak berubah setelah pernikahannya dengan Kesha. “Soal itu ... mereka membaca berita tentang Anda kemarin,” sahut Doni. “Berita?” “Ya. Mereka sangat heboh saat tahu tentang pernikahan Anda dan semakin heboh ketika berita tentang Anda yang membeli baju perempuan di mall semalam rilis.” “Tch. Apa bagusnya? Lagi pula ... please, jangan bicara formal saat hanya ada kita berdua di ruangan ini. Menyebalkan.” The Worker MachireHeceatl i: Pat Doni kembali tersenyum. Dia dan Kemal Keanu memang berteman sejak lama, bahkan sudah seperti saudara yang saling memahami dalam berbagai kondisi. Meskipun tak ayal mereka pernah bertengkar, tapi semuanya akan menjadi lebih baik setelah itu. “lya, Keanu.” The Worker MachireKesha merentanghan kedua tangannya. Paru-parunya mengembang, menghirup udara khas Tangerang. Yal walaupun tak jauh beda dengan Probolinggo, tapi ini tempat baru. Terima kasih pada kuasa Tuhan yang mengirimnya ke sini, setidaknya dia tidak lagi terkurung tanpa bisa ke mana-mana. Hidup baru, destinasi baru, pengalaman baru, baju juga baru, gamamnya dalam hati dengan semangat meletup. Perempuan asli Indonesia itu mengenakan pakaian yang semalam diberikan oleh Kemal Keanu, suaminya. Sepatu flat cokelat, kaos abu-abu beraksen putih di bagian dada, dan celana jins senada, jangan lupa dengan tas selempang berwarna putih miliknya. Selesai. Gaya simpel Kesha di tempat baru. “Aku pesan satu americano,” ucapnya pada seorang pelayan di warung kopi. Tempat ini hanya berjarak sekitar seratus meter dari The Worker MachireHeceatl i: Pat apartemen Keanu. Dindingnya terbuat dari kaca transparan, dengan lantai bermotif kayu. Ada beberapa pohon-pohon khusus indoor di pojok ruangan. Tidak terlalu berlebihan dan nyaman. “Satu americano?” Pelayan tadi mengulang kalimat Kesha, kemudian memasukkan pesanan itu ke mesin harga. Kesha mengangguk seraya memberikan kartu pembayaran yang tadi pagi diberikan oleh Keanu. Black Card Unlimited, you know? It’s awesome, right? “First coffe for today.” Kesha memotret kopinya setelah menemukan tempat duduk strategis di sisi kanan pojok ruangan. Kedua jempolnya saling beradu, mengetikkan beberapa kata, lalu mem-posting hasil fotonya ke media sosial. Mungkin aku akan betah tinggal di sini, gamamnya dalam hati. Yeah, tentu saja. Tak ada kedua orang tuanya dan ... dia tidak mempunyai masalah dengan siapa pun di sini, kecuali si Kemal Keanu. The Worker MachireHeceatl i: Pat dengan pekerjaannya. Ada setumpuk berkas yang harus dia pelajari dan tanda tangani hari itu juga, belum lagi beberapa email yang harus dia cek sebelum membalasnya. “Jam tiga siang Anda punya pertemuan dengan Direktur Bima. Setelah itu Anda punya janji makan malam dengan CEO Yuan Hwang dari Perusahaan Kenken,” jelas Doni, Hanya ada dua pertemuan penting hari ini, akan tetapi masih ada puluhan berkas yang setia menunggunya. “Kenapa harus makan malam?’ Laki-laki itu mengalihkan fokusnya pada Doni yang tengah berdiri di depan meja kerja kebesaran Keanu. “Besok beliau akan kembali ke Cina, saya mendapatkan kabar tersebut beberapa jam yang lalu.” Doni meletakkan sebuah map berwarna biru tua ke atas meja. “Ini berkas yang berkaitan dengan rencana kerja sama kita. Ada beberapa catatan dari Bapak di dalam sana.” “Ya. Aku paham. Ada yang lain?” “MIA Group, mengirimkan beberapa rincian kerja sama. Kemudian Perusahaan Chan Hwa dari Korea Selatan meminta tanggapan dari email mereka kemarin secepatnya.” The Worker MachireHeceatl i: Pat “Apa masih ada?” Keanu menyipit, menatap sarkas pada Doni yang sangat setia membacakan satu per satu pekerjaannya hari ini. “Direktur Indra ingin bertemu dengan Anda untuk membahas tender proyek yang ada di Manila.” Keanu melotot kesal. “Lebih baik Anda keluar sekarang, sebelum ruangan ini menjadi wilayah bencana alam, Tuan Doni,” geramnya kesal. Doni terkekeh kecil, lau membungkuk sebentar. “Saya permisi, Pak Keanu.” Tanpa menyahut, Keanu membiarkan sekretarisnya yang masih terkekeh melenggang keluar ruangan. Bukan, dia tidak marah, tapi ... bisakah Doni mengucapkan jadwal- jadwalnya itu secara perlahan? Dia baru saja pulang dari daerah rawan bencana dan sekarang dia kembali ditimpa bencana. Yang benar saja. Hanya beberapa menit selang kepergian Doni dari ruangannya, kini bencana lain kembali datang. Dari balik pintu, muncul seseorang yang dia kenal. Indra Muzzaki, Direktur Produksi KJ Group sekaligus sepupu Keanu dari pihak ayah. The Worker MachireHeceatl i: Pat Direktur Indra adalah tipe atasan yang selalu terlihat rapi dan kaku terhadap pekerjaannya. Dia hanya akan bicara tentang pekerjaan dan pekerjaan, selain hal itu dia tidak akan membicarakannya. Oh, tender proyekku, bencanaku selanjutnya, batin Keanu hiperbola. Sudah lewat tengah malam. Apartemen bernuansa abu- abu dan hitam itu terlihat gelap. Tak ada tanda kehidupan di sana. Tidak sebelum seseorang membuka pintu dan menyalakan lampu ruangan. Kemal Keanu melemparkan jasnya ke sofa, kemudian menarik asal lengan bajunya. Dia berjalan ke dapur, mengambil sebotol air mineral dari kulkas, dan meneguknya. Pergerakannya terhenti ketika ia melihat secarik catatan yang menempel di pintu kulkas. Makan malam Io ada di atas meja, lo panasin sendiri. Laki-laki berkemeja hijau tua itu melirik makanan yang ada di atas meja, makanan tersebut sudah dipanaskan, terlihat dari uap yang masih mengepul di atasnya meskipun hanya sedikit. Dia juga melihat seporsi cheese cake yang mungkin The Worker MachireHeceatl i: Pat dibeli Kesha tadi sebelumnya. Dia sudah pulang. Keanu segera duduk. Tak ada salahnya menyantap sayuran yang ada di meja makan, lagi pula makan malam di restoran itu tidak mengenyangkan. Porsinya sedikit dan ... bisnis lebih penting daripada makanan. “Oeh.” Dia sudah tak sanggup memakan semua makanan ini, tapi cheese cake yang ada di ujung meja_menarik perhatiannya. Sudah lama dia tidak makan makanan manis seperti itu.“Ya Tuhan. Perutku akan meledak.” Dua minggu berlalu sejak pernikahan yang tidak pernah Kemal Keanu dan Kesha harapkan. Semuanya berjalan normal, tak ada yang berubah secara psikis maupun secara fisik di diri mereka berdua. Hanya status yang berubah, tapi kebiasaan mereka tetap sama. Kemal Keanu terus berkutat dengan pekerjaannya. Pulang larut malam karena lembur bersama_ berkas-berkas kantor. Pergi keluar kota di pagi hari, lalu pulang setelah tengah The Worker MachireHeceatl i: Pat malam. Selalu begitu. Kalaupun Keanu bisa pulang lebih awal, kesempatan itu dia manfaatkan untuk tidur lebih awal. Sedangkan Kesha asik mengelilingi Jabodetabek dengan motor yang ia beli sendiri—gagal merampok dari Keanu. Kakinya bisa saja patah dalam beberapa hari jika berjalan tanpa arah dan baru memikirkan cara pulang setelah senja. Ayolah. Siapa yang tidak akan tergoda dengan kota besar dan segala kehidupannya? Belum lagi jika Kesha harus pergi ke pusat perbelanjaan. Saat ini Kesha tengah berdiri di sebuah kafe minimalis, lagi. Hal yang menjadi kebiasaannya selama beberapa minggu berada di sini adalah mampir ke kafe dan membeli minuman kekinian. Hal yang cukup sulit dia lakukan ketika berada di rumah ayahnya. Duduk di kursi di dekat jendela, tangan kanannya memegang segelas bubble tea di atas meja, dan tangannya yang lain asik menari di atas ponsel, mencari destinasi tempat yang harus ia datangi hari ini. Yah, Kesha harus totalitas dalam menikmati kebebasannya kali ini, sebelum semuanya hilang. “Lo istri Keanu?” tanya orang asing yang tiba-tiba duduk di depan Kesha. The Worker MachireHeceatl i: Pat Kesha menegapkan tubuhnya, sedikit terkejut dengan kedatangan laki-laki berpakaian serba tertutup itu. Dia menyipitkan matanya, mencoba mengenali sosok yang ada di depannya sekarang. Seorang laki-laki tinggi, berkulit putih, berpakaian hitam, menggunakan topi, dan masker berbahan kulit hitam. Siapa? “Lo istri Kemal Keanu, kan?” Orang itu membuka kaca mata dan menurunkan maskernya hingga ke bawah bibir. Kesha tersadar. Dia baru mengerti arah pembicaraan orang asing itu. Benar. Sejak dia tinggal di sini, di Tangerang, kebanyakan orang mengenalnya sebagai istri Kemal Keanu. Jadi tidak mengherankan jika laki-laki ini juga mengenalnya demikian. Agak canggung Kesha mengangguk, lalu membalas ucapan orang itu, “Lo siapa?” “Lo gak kenal sama gue?” Sekali lagi, Kesha mengangguk polos. “Maaf. Lo siapa?” Laki-laki itu menggaruk rambutnya yang tidak gatal. “Ya. Benar. Lo gak akan kenal sama gue,” gumamnya pelan. “Ah. Namaku Shaka. Nice to meet you, Kesha.” The Worker MachireHeceatl i: Pat Kesha tersenyum ramah. Tangan kanannya yang sedari tadi memegang gelas bubble tea terangkat. “Gue juga. Salam kenal.” “Apa gue boleh foto sama lo?” “Ya?” “Tapi setelah aku meminum bubble tea ini.” Dengan gerakan cepat minuman Kesha sudah beralih kepemilikan tanpa ia bisa melawan. @shaka_blazt Kesha: I like your hair, so many colors. Like a Yuppie ~.~ @gempitablazter Kak Shaka and Kesha. Is it the perfect pict? @blaztblazter Mereka sangat beruntung bisa foto bareng. Aku juga mau. @hamyung_ma Mauuuu jugaaa fotooo bareeeeeeeng. Hanya beberapa menit setelah Shaka Luthfan—si laki- The Worker MachireHeceatl i: Pat laki asing yang mengajak Kesha berkenalan di kafe tadi—meng- upload fotonya dengan Kesha di media sosial, ribuan notifikasi terus berjejer masuk ke ponselnya. “Apa yang lo upload, Ka? Mending matikan notif ponsel lo, berisik,” protes sang manajer. Shaka tertawa senang. “Aku tidak bisa mematikannya, Kak. Kali ini aku menyukai notifikasi ini.” Manajernya berbalik, membatalkan niat untuk menjalankan mobil dan menghadap Shaka yang duduk di belakang. “Apa yang terjadi?” “Tadi waktu gue mau beli minuman di kafe, gue ketemu sama Kesha. Lo tahu, dia istri Keanu. Gue ngajak dia kenalan, foto bareng, terus ngambil minumannya.” Dengan sejuta rasa bangga, Shaka mengangkat gelas bubble tea hasil rampokannya tadi. “Dan kamu meng-upload-nya di sosmed?” “Tapi dia tidak mengenaliku. Aku rasa dia bukan fansku,” ucap Shaka, tak peduli dengan raut kesal manajernya karena Shaka mengabaikan pertanyaannya barusan. The WorkerHeceatl i: Pat “Lo tadi ketemu sama siapa?” tanya Kemal Keanu. Entah kebetulan atau memang dia sengaja pulang lebih cepat, hari ini mereka bertemu di waktu yang sama, sama-sama terbangun, dan sama-sama berada di tempat yang sama. Dududu~ “Siapa? Gue ketemu banyak orang hari ini,” sahutnya tak acuh, Tangan dan konstrasinya hanya tertuju pada masakan yang ada di atas kompor. Jangan mengganggunya, please, Kemal Keanu. “Lo foto bareng sama dia di kafe.” “Oh .... Yuppie boy. Gue lupa namanya. Dia bilang, dia karyawan lo.” “Hah? Yuppie boy?Tch. Jangan ketemu lagi sama dia.” Konsentrasi Kesha terpecah. Segera setelah kalimat itu selesai, dia memutar tubuhnya 180 derajat. Mengirim tatapan tajam pada laki-laki yang duduk di kursi bar yang tak jauh darinya, tepat di sisi kiri dapur. “Kenapa? Ngapain elo ngelarang gue ketemu sama dia? Toh, juga gue yang temenan sama dia, bukan elo,” ucap Kesha. Ada nada kecewa dan marah di dalam ucapannya barusan. Kecewa karena dia juga harus diatur oleh orang lain di tempat asing ini. The Worker MachireHeceatl i: Pat “Dia itu artis. Hidup lo bakal berantakan kalau lo deket- deket sama dia,” jelas Keanu dalam bahasa gaul Jakarta. “Wah! Lo khawatirin gue?” “Gak. Jangan harap.” Keanu memutar tubuhnya. Kini pandangannya dan Kesha bertemu di satu titik. “Kalau hidup lo berantakan, hidup gue juga berantakan. Inget perjanjian kita, setidaknya sampai kita bisa bebas. Jangan membuat masalah, Kesha.” Kesha membuang pandangannya. Perkataan Keanu barusan benar-benar menohoknya. Yang benar saja. Laki-laki itu hanya penggila harta. Kesha ingat perjanjian mereka, masih sangat jelas tertanam di kepala. namun, agaknya Keanu juga harus ingat kalau Kesh ingin kebebasan, bukan aturan lain. Dia mematikan kompor. Mengangkat panci sup buatannya dan meletakkannya di atas meja. “Ayo, makan.” “Besok malam gue ada acara di rumah paman gue, kita berangkat jam lima,” ucap Keanu datar. The Worker MachireSebuah rumah mewah berpagar bata setinggi dua setengah meter menyambut Kesha dan Keanu. Agak sedikit terlambat karena Kesha lupa dengan acara sore ini dan baru pulang sejam sebelum Keanu menjemputnya. Yah, menggerutu kesal, tapi Kesha tidak peduli. “Aiya. Ini pertama kalinya kamu mengajak Kesha ke acara bisnis, aku sungguh tersanjung Keanu,” sambut seorang pria yang rambutnya sudah mulai memutih di beberapa bagian di depan pintu utama rumah tersebut. Kemal Keanu dan Kesha menunduk sedikit, tanda memberi salam pada si tuan rumah. Setelah itu Keanu tidak bicara sama sekali dengan pria yang tadi menyapanya. “Halo,” sapa Kesha canggung. Dalam hati menggerutu karena Keanu benar-benar kurang ajar kali ini. Dia datang ke sini atas ajakan laki-laki itu dan sekarang ... ayolah, perkenalkan mereka sebagai orang ketiga. The Worker MachireHeceatl i: Pat “Apa kabar? Betah di sini?” Pria itu bertanya seolah memastikan kekagumannya. “Baik, di sini menyenangkan.” Kesha tersenyum ragu. Orang yang kini berada di depannya benar-benar memiliki aura seorang pembisnis sejati dan Kesha agak enggan padanya. “Aku Khairil, pamannya Kemal Keanu. Ayo, kita masuk. Yang lain sudah menunggu.” Khairil Muzzaki masuk terlebih dahulu, menuntun Keanu dan istrinya ke taman yang ada di halaman belakang rumah. “Tolong jangan membuatku canggung berada di tempat ini,” desis Kesha pelan. Kemal Keanu, dia tidak menjawab. Orang itu hanya berdeham mengiyakan ucapan atau protesan Kesha barusan. Wah. Kesha terbakar sekarang. “Hei! Kemal Keanu ....” melambaikan tangannya sambil berteriak kencang dari salah satu sisi taman. Penjepit daging yang tadi dipenggang oleh laki- Seorang laki-laki berjari lentik laki itu dia letakkan asal, lalu bergeges menghampiri Keanu. “Ah, Bima. Bareng siapa lo kali ini? Mana pacar lo?” sambar Keanu akrab. The Worker MachireHeceatl i: Pat Bima Fuad, Direktur Pemasaran KJ Group. Teman abadi Keanu sejak kecil. Bima tahu segalanya tentang Keanu dan Keanu tahu segalanya tentang Bima. Sebelum kabar pernikahan Kemal Keanu, beberapa gosip beredar kalau mereka berdua adalah pasangan gay karena hanya kepada Bima—si laki-laki berwajah cantik itu—Keanu mengembangkan senyum manisnya. “Pacar apa?” Seketika Bima kehabisan kata-kata. Keanu tahu benar kalau sahabatnya ini tengah dekat dengan seorang artis ternama, jadi tak apa jika dia menggodanya sebentar. Keanu menarik lebar kedua sudut bibirnya. Dia tersenyum geli ketika melihat wajah mulus Bima memerah. O-mi-gat! Dia senyum? Senyum? Sama cowok? Apa dunia sebentar lagi akan kiamat?!batin Kesha meledak. “Apa dia istrimu itu? Si traveler Kesha?” Perhatian Bima terpusat pada perempuan bergaun hitam selutut di samping Keanu. “Hai. My name is Bima, call me baby.” Kesha membulatkan mata. Kedua sudut bibirnya tersenyum berat, menahan ledakan tawa yang nyaris saja meluncur karena ocehan Bima. Wah! Berani-beraninya dia menggoda istri temannya sendiri. The Worker MachireHeceatl i: Pat “Bim, temani dia ngobrol. Gue ada beberapa urusan dengan Paman,” pinta Keanu, lalu segera masuk ke dalam rumah bersama Pak Khairil. “Jadi ... apa yang lo lakukan selama di sini?” Dengan senyum lebar, Bima mulai meluncurkan aksinya, bicara banyak hal. “Cuma berkeliling sampai lupa waktu,” jawab Kesha sambil terkekeh, ingat akan kekesalan Kemal Keanu beberapa jam yang lalu. “Serius? Jalan kaki?” “Gak. Lo pikir gue bisa bertahan hidup kalau cuma jalan kaki? Gue beli motor.” “Ya. Benar. Tidak mungkin jalan kaki setiap hari.” Bima membenarkan. Mengingat bagaimana Keanu menceritakan tentang perempuan yang merengek meminta sebuah motor untuk berkeliling dengan ancaman kabur dari rumah. The Worker MachireHeceatl i: Pat mengurus beberapa pekerjaannya dengan Khairil Muzzaki. Hanya sekitar setengah jam berada dalam satu ruangan dengan pria berumur itu, Keanu sudah bisa mengambil keputusan dengan senyum puas. Pekerjaan akan menjadi sangat mudah jika kedua belah pihak saling mengerti, begitu kata Kemal Keanu. “Dia ke toilet,” jawab Bima sambil memberikan segelas minuman pada Keanu. “Dia bilang kalau itu adalah panggilan jiwa yang sangat penting.” “Thanks.” Keanu tersenyum tipis, salah satu tangannya meraih minuman yang diberikan oleh Bima lalu meneguknya pelan. “Lo ada acara, besok pagi?” Bima mengerutkan dahi, mencoba mengingat jadwal kerjanya besok pagi. “Gue ada rapat abis makan siang, seingat gue gak ada kerjaan penting paginya. Kenapa?” “Ke ruangan gue. Ada beberapa hal yang harus kita bahas tentang proyek di Manila.” Tanpa menyanggah titah sang atasan, Bima mengangguk setuju. “Itu Kesha.” Bima mengalihkan arah obrolannya ketika menangkap sosok Kesha menghampiri Kemal Keanu. The Worker MachireHeceatl i: Pat Keanu berbalik. Manik matanya menangkap ada yang berbeda dari Kesha setelah keluar dari toilet, wajah perempuan. itu agak pucat. “Keanu, apa kita bisa pulang sekarang?” ucapnya pelan saat sudah berada di dekat suaminya. “Gue gak enak badan.” Aroma makanan seketika memenuhi rongga penciuman Kemal Keanu sesaat setelah ia melangkah keluar dari kamar. Keanu meneruskan langkahnya menuju ruang utama apartemen. Dari sana laki-laki yang masih mengusap rambut basahnya itu melihat Kesha. Tch! Tadi malam dia seperti orang mau mati, gerutunya dalam hati. Wajar saja, jika mengingat bagaimana wajah pucat dan kesakitan Kesha tadi malam, tak mungkin perempuan itu bisa beraktivitas seperti biasanya di dapur. Jalanan terlihat senggang malam ini. Doni melajukan mobilnya, bergegas agar dia dan dua penumpangnya segera sampai di apartemen sang atasan. Tubuh Kesha mendadak The Worker MachireHeceatl i: Pat demam juga menggigil secara bersamaan, wajah pucat istri atasannya itu mengeluarkan banyak keringat. Dan Doni tahu, kalau dia harus bergerak cepat. “Kesha, bangun. Kita sudah sampai di apartemen,” ucap Keanu sambil menepuk pelan bahu Kesha. “Sha, bangun.” Perlahan, mata Kesha terbuka. Tidak terlalu kentara, tapi Keanu tahu kalau Kesha tengah meringis kesakitan saat perempuan itu menggigit ujung bibirnya. Kemal Keanu keluar dari pintu yang tadi sudah dibukakan oleh Doni, dia beralih ke sisi lain mobil lalu imembukakan pintu untuk Kesha. “Aku bisa berjalan sendiri,” tolak Kesha pelan ketika Keanu mencoba untuk memapahnya. Dengan helaan napas pelan, Keanu menarik diti, membiarkan Kesha berjalan masuk ke gedung apartemen sambil tertatih sendiri. Sesungguhnya, Keanu sangat ingin membawa Kesha ke rumah sakit, dia tidak ingin hal buruk terjadi pada perempuan itu, akan tetapi Kesha menolah rumah sakit dengan tegas. “Tumben lo bangun cepet.” The Worker MachireHeceatl i: Pat Seketika, Keanu kembali pada kenyataan. Ucapan Kesha barusan mampu menyadarkannya dari lamunan tentang kejadian tadi malam. “Gue laper. Tadi malem gue gak makan dan itu semua ... karena elo.” Kemal Keanu menyeret tubuhnya menuju dapur dan duduk di salah satu kursi secara asal. “Hari ini lo ke mana?” tanyanya ketus, tidak berniat sedikit pun untuk menatap wajah Kesha. Kesha membulatkan mata. Tubuhnya yang tadi membelakangi Keanu saat mengambil sup, kini berbalik. “Kok jadi angker, ya, kalau lo yang nanya? “Kenapa? Lo geen?” Keanu menyuap nasinya saat Kesha duduk di depan laki-laki itu. “Minggu depan ulang tahun perusahaan. Di sana, akan ada acara bazar. Gue sudah daftarin elo jadi salah satu sponsornya. Jadi, waktu lo jalan-jalan, beli sesuatu yang bisa elo sumbangin di acara itu.” “Em, bazar, ya? Oke.” “Orang tua lo akan hadir di acara itu, mereka juga menginep di sini. Jadi lo harus pindahin barang-barang lo ke kamar gue.” The Worker MachireHeceatl i: Pat “Ah! Bonyok gue emang selalu ngajak berantem,” gerutu Kesha pelan. Mereka benar-benar tidak bisa berhenti untuk mengganggu hidup tenangnya. “Ngomong-ngomong orang tua, kenapa ayah dan ibu lo gak pernah ke sini?” sela Kesha. Keanu mendengkus. Diletakkannya sepasang sumpit yang sedari tadi bertengger di tangannya ke atas meja. “Mereka orang sibuk, mereka gak akan datang ke sini kalau gak penting.” “Jadi gue harus nyumbang apa?” tanya Kesha pada seseorang melalui sambungan telepon. Saat ini dia tengah bersantai ria di salah satu warung kopi di dekat apartemen, Kesha malas berkeliling hari ini. “Bentar, ya!” Orang itu mematikan teleponnya tanpa menjawab pertanyaan Kesha barusan. Perempuan tersebut membulatkan mata, menatap kesal ke arah layar ponsel yang sudah menampilkan display home. Wah! Dia matiin telepon gue! gerutunya kesal. Dia terus The Worker MachireHeceatl i: Pat memaju-mundurkan bibir merah mudanya tanpa sadar di mana dia sekarang, menenangkan pikiran karena teleponnya diputuskan sepihak oleh Shaka Luthfan. “Orang-orang akan menganggap lo aneh kalau lo terus ngelakuin itu.” Secara tiba-tiba Shaka sudah duduk di samping Kesha, menjawil pipi Kesha lembut, kemudian terkekeh sendiri. elcha Shaka menyeruput kopi yang ada di tangan kanan Kesha dan meminumnya tanpa peduli kalau orang yang di hadapannya sekarang adalah istri dari pemilik perusahaan musik yang manaunginya. “Tech!” “Why? ucap Shaka agak kesal. Kesha hanya menatap heran pada kelakuan Shaka yang jauh dari kata seorang idola tampan dengan kelakuan berantakan. “Lo gak merasa jijik? Itu bekas minum gue, kan?” “Gak!” Shaka menggeleng. “Lo jijik?” Kesha juga menggeleng. “Mau mencarinya sama gue? Gue gak ada pekerjaan hari The Worker MachireHeceatl i: Pat “Seriusan?” “Kamu mau menyumbang apa?” tanya Shaka. Mereka sudah berada di mobil Shaka dan mulai memikirkan barang- barang yang akan Kesha sumbangkan di acara ulang tahun perusahaan Kemal Keanu. “Awalnya aku mau memilih antara barang bagus atau barang mahal,” jelas Kesha. “Jadi?” “aku pilih barang yang diinginkan.” Kemal Keanu dan Bima Fuad sedang minum kopi bersama di atap kantor. Jam istirahat siang kali ini, mereka habiskan untuk saling bergosip ria. Yeah. Laki-laki juga perlu berbicara tentang kehidupannya pada orang terpercaya. “Lo udah kasih tau Kesha tentang bazar?” Kedua tangan Bima menggenggam gelas kopi plastik dan bertumpu pada pagar atap. ad The Worker MachireHeceatl i: Pat “Apa yang akan dia sumbangkan?” Keanu menggeleng. “Entahlah. Mungkin dia masih mencarinya.” “Dia cepat beradaptasi dengan tempat ini,” puji Bima terhadap perempuan tersebut, sedangkan Keanu hanya bisa tersenyum tipis menanggapi pujian temannya. “Dia tidak merepotkan?” Keanu kembali tersenyum. “Ya. Dia gak pernah ngeganggu. Salah satu hal yang gue suka darinya, setidaknya dia tidak bikin stres.” “Baguslah. Dalam acara ini, gue harap seseorang tidak akan mengacaukannya.” “Gue yakin mereka akan melakukan apa saja agar aku jatuh.” “Lo tidak berniat merombak semuanya? Sistem perusahaan lo saat ini ... lo tahu, kan?” Kemal Keanu yang sedari tadi hanya berdiri di sisi Bima Fuad, memutar kepalanya menghadap Bima. “Kalau gue melakukannya, maka bokap, bokap Indra, dan mendiang bokap lo, mereka juga akan mendapat dampak yang besar.” The Worker MachireHeceatl i: Pat Bima terdiam di tempatnya. Dia tahu betul maksud ucapan Keanu, akan tetapi .... “Jadi apa rencana lo?” “Aku akan membiarkannya, selama itu masih di bawah kontrol.” “Menurut lo, gitu?” Sang CEO mengangguk lemah dan Bima tidak menjawab lagi. Mereka berdua mengerti akan dampak yang akan terjadi dengan atau tanpa perombakan sistem perusahaan. “Mira, dia akan menjadi penanggung jawab acara kali ini, lo gak khawatir?” Bima memecah kecanggungan antara mereka berdua. Ahhh. Dia tidak suka begini. “Kemarin mereka sempet ngobrol bentar pas gue menjauh.” “Dia ahlinya, kita tidak perlu khawatir.” “Bukan dia, tapi Kesha.” “Berdoa saja, semoga dia tidak akan menonjol di antara yang lain.” “Semoga saja.” The Worker MachireHeceatl i: Pat “Serius lo mau membeli semua itu?” Shaka tercengang saat melihat daftar pembayaran yang harus dibayar Kesha. “Tya. Lagi pula mereka akan membelinya dengan setengah harga, ini pasti laku,” jawab Kesha sambil memberikan kartu pembayarannya pada kasir. Shaka menganga. “Wah, amazing!’ Si teman baru tidak menjawab, dia hanya tersenyum sambil menatap layar ponselnya, sedikit menggulir untuk melihat beberapa hal sebelum beranjak dari kafe. “Kemal Keanu, menurut lo dia laki-laki seperti apa?” tanya Shaka gugup. Mereka tengah berjalan menuju mobil van Shaka sambil menyedot masing-masing segelas bubble tea. “Dia berlebihan,” jawab Kesha. “Berlebihan?” “Dia berlebihan saat bekerja, berlebihan dalam bertanggung jawab, berlebihan saat makan, dan berlebihan saat bergadang.” Shaka mengernyitkan dahi bingung. “Jika kamu tinggal serumah dengannya dia selama satu minggu, kamu akan mengerti apa maksudku.” The Worker MachireTawa keras Bima Fuad terdengar dari ruang kerja Kemal Keanu. “Awalnya gue pikir istri lo akan menyumbangkan baju, sepatu, atau tas branded, tapi ternyata ....” Bima kembali tertawa tanpa sanggup menyelesaikan kata-katanya. “Ya, pikirannya memang masih seperti anak-anak,” jawab Keanu tak acuh, sambil merapikan baju. “Tapi kalau dipikir-pikir, gua rasa dia menyumbangin barang yang tepat.” “Bokap nyokap akan datang hari ini, gue mau tahu bagaimana reaksi mereka jika melihat sumbangan Kesha.” “Jika barang-barang itu laku berat, gue rasa Kesha akan semakin mencolok.” “Benar. Ah, anak itu. Lo udah memeriksanya lagi? Jangan sampai barang-barang sumbangan Kesha disabotase.” “aku akan memeriksanya sekarang,” Bima Fuad segera menuju tempat panitia bazar tanpa menunggu perintah kedua dari Keanu. Dia memeriksa satu per satu stand-stand tersebut dan benar saja, barang-barang milik Kesha masih belum ada di tempatnya. The Worker MachireHeceatl i: Pat “Kenapa barang-barang dari Bu Kesha gak ada?” teriaknya pada beberapa orang panitia. Mereka yang menyadari arah ucapan Bima kalang kabut, berpencar untuk mencari di mana barang-barang milik Kesha. “Seseorang sudah membawanya tadi, dia yang bertanggung jawab untuk meletakkan di stand milik Bu Kesha,” jawab salah seorang yang terlihat sebagai penanggung jawab. “Tapi di sana tidak ada, siapa yang membawanya? Temukan barang-barang itu sekarang. Kalau tidak, aku akan melaporkan kalian semua pada Pak Keanu,” ancamnya tak tanggung-tanggung. Karena mendengar beberapa keributan, Mira yang baru keluar dari ruangan panitia datang menghampiri Bima. “Ada apa, Direktur Bima?” “Barang-barang Bu Kesha belum ada di tempatnya.” Bima menurunkan nada suaranya, berusaha setenang mungkin saat bicara dengan wanita multi-talenta tersebut. “Kamu serius?” Mira terlihat kaget. “Apa kamu sudah memastikannya?” The Worker MachireHeceatl i: Pat “Tentu saja. Suruh anak buahmu menemukannya segera, kalian akan mendapat masalah jika Pak Keanu mengetahui hal ini.” “Dengan ini, acara bazar amal dalam rangka memperingati hari ulang tahun KJ Group dibuka,” ucap seorang pembawa acara. Bersamaan dengan itu, para petinggi perusahaan segera memotong pita tanda acara sudah dibuka untuk umum. Di sana berjejer Direktur Produksi, Presiden Direktur, CEO, Direktur Pemasaran, dan Direktur Umum. Para tamu dan seluruh karyawan KJ Group memberikan tepuk tangan atas pembukaan acara bazar amal itu. “Saat ibu melihat mereka, ibu merasa bangga memiliki permata berharga seperti mereka,” ucap seorang wanita setengah baya pada Kesha. Dia adalah ibu Keanu, namanya Emelin Dirgantara. Wanita yang lebih memilih untuk berpakaian simpel, tapi tetap terlihat sangat elegan. Dia adalah pribadi yang sangat lembut dan cerdas. The Worker MachireHeceatl i: Pat “Em, mereka memang berharga,” jawab Kesha. “Kamu beruntung bisa memiliki dia, Kesha,” sambung seorang wanita yang duduk di samping Bu Emelin. Gisha Rahma, ibu Kesha. Penampilannya sedikit lebih ribet dari pada Bu Emelin dengan berbagai jenis pakaian branded, tapi tak kalah elegan dari Bu Emelin. Acara pembukaan acara sudah selesai, kini mereka sedang berjalan-jalan melihat seluruh stand untuk umum yang di buka di samping kantor mereka. “Kesha, apa yang kamu sumbangkan, Sayang?” tanya Bu Emelin. “Bu, Mah, apa kalian mau melihatnya?” tanya Kesha senang. Bu Emelin dan Bu Gisha mengangguk bersemangat. “Ayo!” ajak Kesha. Mereka bertiga berjalan lebih dulu menuju stand milik Kesha, sedangkan Keanu, Presdir Khairil, Presdir Daniel, dan beberapa karyawan mengikuti mereka dari belakang. Dari kejauhan Kesha menunjuk sebuah stand yang dipadati banyak remaja perempuan. “Itu, di sana!” The Worker MachireHeceatl i: Pat “Kamu menyumbangkan CD artis?” tanya Bu Gisha terkejut. “Bukan hanya CD biasa, Bu, itu paket album dari idol Korea serta beberapa aksesoris yang biasa di pakai oleh artis-artis kenamaan,” ralat Bima. “Wah, kenapa sampai kamu kepikiran hal seperti ini?” Bu Emelin terlihat begitu senang. Kesha tersenyum senang. Pak Haikal tertawa seraya mengusap kepala Kesha. “Kamu memang mempunyai otak seorang pembisnis, Kesha.” The Worker Machire“Alta kamu suka tinggal di sini?” Bu Gisha memulai percakapannya dengan Kesha setelah mereka selesai makan malam bertiga. Kesha beserta ayah dan ibunya, sedangkan Keanu mendapat panggilan mendadak dari kantor. Tanpa merasa perlu untuk —= menjawab, Kesha hanya mengangguk mengiyakan pertanyaan Bu Gisha. Kedua tangannya sibuk mencuci peralatan makan, dia tidak berniat memiliki beberapa obrolan dengan sang ibu, tapi pola pikirnya berbeda dengan pola pikir Bu Gisha. “Mama pikir, keputusan mama sama papa udah bener dengan membuat kamu tinggal di sini.” Bu Gisha duduk di salah satu kursi di belakang meja makan, memperhatikan gerak-gerik si anak yang masih sibuk dengan pekerjaannya. “Kamu lebih mudah diatur saat kamu sudah menikah dan pindah dari Probolinggo. Mama senang karena kamu bisa berbaur dengan baik di sini, terutama kamu bisa menjadi seseorang yang mencolok di acara perusahaan suami kamu.” The Worker MachireHeceatl i: Pat “Mama gak penasaran sama perasaan aku?” tanya Kesha tanpa menoleh pada ibunya. “Hem?” Kesha menghentikan pekerjaannya, secara perlahan mencuci tangannya yang dipenuhi sabun, kemudian berbalik menatap sang ibu. “Apa Mama mau tahu, tentang perasaan aku?” ucapnya datar, jika diperhatikan lagi, bibir bawah Kesha bergetar karena menahan emosi yang hampir meledak di hadapan Bu Gisha. Bu Gisha mengangkat sebelah alisnya bingung. Selama ini, Kesha hanya melakukan peran sebagai anak yang hanya menjawab pertanyaan dari orang tuanya dan anak yang suka protes serta pembangkang, bukan seorang anak yang akan menanyakan hal seperti sekarang. Kesha menundukkan kepalanya, menghela napas pelan untuk menenangkan diri. Sebelah tangannya bergerak ke belakang, mengambil sebuah gelas kotor yang belum sempat ia cuci, lalu .... PRANG! “Apa-apaan kamu ini, Kesha?!” bentak Bu Gisha saat melihat gelas kaca itu berserakan di lantai dapur. The Worker MachireHeceatl i: Pat Suara langkah kaki terdengar mendekat ke arah Kesha dan Bu Gisha. Tepat di ruang utama, Pak Daniel membelalak kala melihat pecahan kaca di dekat istri dan anaknya. “Ada apa, Mah, Sha? Kalian tidak apa-apa?” tanyanya khawatir, layaknya seorang ayah yang selalu menjaga keluarganya. Kesha menarik kedua sudut bibirnya, menampilnya senyum sinis yang belum pernah dilihat oleh Bu Gisha maupun Pak Daniel. “Aku gak suka, Mah. Aku gak pernah suka keputusan kalian, sejak dulu. Satu per satu, hati aku pecah berantakan seperti gelas itu saat kalian membuat keputusan yang harus aku turuti tanpa bisa aku tolak. Aku gak menyukai keputusan kalian, apa pun itu.” “Apa yang kamu katakan, Sha?” ucap Pak Daniel saat mengerti arah ucapan Kesha. Dia tahu kalau saat ini akan terjadi suatu hari, tapi haruskah saat ini? Saat di tempat tinggal Kemal Keanu, setelah acara penting perusahaan. “Kenapa Mama baru nanya sekarang, tentang perasaan aku? Aku suka atau tidak?” Perempuan berusia dua puluhan itu menyeringai. Dia tersenyum, tapi dari raut wajahnya terlihat rasa sakit luar biasa. The Worker MachireHeceatl i: Pat “Kenapa Mama bertingkah seperti kita selalu melakukan pekerjaan dapur bersama? Ngobrol layaknya keluarga harmonis? Mama mau pamer kalau kita ini keluarga sempurna, pada Keanu?” cecarnya, kemudian terkekeh sendiri. Bu Gisha terdiam, tak bisa menjawab. Dia mengerti maksud dari ucapan anaknya tersebut. Kesha benar. Tidak seharusnya dia bertanya setelah apa yang ia lakukan selama ini pada anak semata wayangnya, akan tetapi ... apa salah jika ia ingin bertanya sekarang? Setidaknya dia bisa berbicara dengan nyaman pada anaknya setelah Kesha menjadi istri orang lain. “Mam—” “KESHA!!!” Teriakan Pak Daniel berhasil mengalihkan perhatian dua perempuan beda usia itu. Bu Gisha berpaling dengan wajah yang sudah memerah karena menahan air mata, sedangkan Kesha kembali menyeringai sinis. “Kenapa, Pah?” aku bersikap seperti tanyanya dingin. “Papa lupa, penyebab “Kesha! Berhenti! Apa kamu tidak mengerti kalau mamamu itu ingin memperbaiki hubungan denganmu?” ucap Pak Daniel tegas. The Worker MachireHeccatle ¢ Pat “Sejak aku mulai membangkang,” ucap Kesha dengan nada tinggi, suaranya menggema ke seluruh ruangan, seolah ia ingin memberitahu pada seluruh penghuni rumah kalau dia sudah muak dengan orang tuanya sendiri, “sejak saat itu Papa selalu menangkapku, memarahiku, menghukumku.” Pandangan Kesha yang sejak tadi tertuju pada sang ayah kini beralih, menatap tajam sosok Bu Gisha. “Saat itu, apa kalian pernah bertanya bagaimana perasaanku? Apa kalian pernah mendengar keluhanku? Alasan aku menjadi anak pembangkang?” Suara dingin Kesha berubah pelan, dia melirih miris, kehidupannya benar-benar selalu dibatasi oleh orang tuanya sendiri. “Papa tahu, Kesha. Papa mengerti perasaanmu. Kami melakukan semua itu hanya untuk menjagamu, Sayang.” Sedikit demi sedikit, Pak Daniel melangkah mendekati sang putri. Perempuan itu menggeleng pelan. Bibirnya bergetar menahan tangis dan emosi secara bersamaan. “Papa, gak pernah mengerti sama aku. Buktinya, Papa dan Mama mengambil semuanya dari aku. Kehidupanku, kebebasanku, dan orang- orang kepercayaanku.” “Papah tidak—” The Worker MachireHeceatl i: Pat “Papah melakukannya!!!” teriak Kesha tepat di depan Pak Daniel. “Papah mengancam Gladis dan Zee di belakangku. Papa melakukannya!” Plak. “Pah!” teriak Bu Gisha, syok akan tindakan Pak Daniel yang diburu amarah. Sedangkan Pak Daniel masih melotot tajam pada sosok anak perempuan satu-satunya itu. “Jangan memotong ucapanku, Kesha!” “T ch. Setelah mengancam dan mengikat mereka dengan perjanjian yang lebih menguntungkan Papa, selanjutnya kalian membuangku ke tempat ini. Menyerahkanku pada laki-laki asing.” Kesha menyunggingkan senyum saat merasakan perih yang menjalar di salah satu sisi wajahnya. “Aku...,” Kesha mencondongkan tubuhnya, menatap wajah Pak Daniel dari dekat, “selalu penasaran, bagaimana akhir dari kehidupan kalian dengan pola pikir yang seperti ini? Tentu saja. Kalian tidak akan punya akhir yang bahagia.” Plak. “Apa seperti ini caramu bicara dengan orang tuamu, Kesha?!” The Worker MachireHeceatl i: Pat Kesha memutar kepalanya ke sebelah kanan, memperhatikan raut wajah Bu Gisha yang sudah kacau karena emosi. “Ya. Aku seperti ini, Nyonya Gisha.” Matanya terasa berat, seolah ada lem di sana. Kesha menggerakkan tubuh lelahnya perlahan, akibat menangis dalam diam semalaman. Kalau saja Kemal Keanu tidak memeluknya, mungkin ia tidak akan bisa tidur dan melanjutkan tangisan sampai pagi. Perempuan bersurai hitam itu membuka kedua kelopak matanya, lalu mengerjap untuk menyesuaikan cahaya pagi. Kesadarannya sedikit demi sedikit kembali dan kini dia sudah seratus persen sadar kalau dia telah tidur di dalam pelukan seorang Kemal Keanu yang tingkat kegantengannya luar binasah. What the—dia meluk gue?! Gitu?! teriak Kesha dalam hati. Dengan segala harga diri yang ia miliki, Kesha berniat menggulingkan Keanu dari hadapannya, tapi sedetik kemudian niatnya berubah. Tak apa jika ia memandang wajah sempurna The Worker MachireHeceatl i: Pat milik suaminya ini sebentar. Dalam hati dia berterima kasih kepada Tuhan karena telah memberikan sebuah pemandangan maha dahsyat di pagi hari untuk Kesha. Liat! Jidat dia kek lapangan pesawat. Alis dia tebel, greget pengen minta. Hidungnya mancung, rahangnya sempurna, dan bibirnya .... Oke, gue blushing sekarang, ucapnya dalam hati dengan semangat membara. Pelan tapi pasti, Kesha ingat apa yang terjadi semalam, beberapa saat setelah dia menjauh dari kehadiran orang tuanya. “Lo sakit?” ucap Kemal Keanu ketika dia berhasil menemukan Kesha ketika bermain puluhan rubik di ruang kerjanya. Ruang kerja yang berada di belakang walk in closet. Ruang kerja milik Kemal Keanu yang harusnya tidak bisa terbuka oleh orang Jain dan ruang belajar yang menyimpan banyak rahasia. Kesha melempar sebuah rubik berbentuk prisma dan ditangkap dengan mata melotot oleh Keanu. “Apa gue keliatan kayak orang sakit?” “Lo gak nangis, gitu?” Kemal Keanu mendekat ke arah Kesha, Ialu duduk di samping perempuan yang asik dengan rubik-rubik milik suaminya. “Kedua pipi lo, gak apa-apa?” The Worker MachireHeceatl i: Pat “Lo liat?” Keanu memutar-mutar sisi rubiknya secara acak, meski perhatiannya tetap tertuju pada Kesha. “Gue pikir, lo keterlaluan sama ucapan lo barusan.” “Ttu harga yang pantas mereka dapatkan atas kesabaran gue selama dua puluh tahun. Jangan membahasnya. Perasaan gue lagi gak enak.” “Lo nyakitin perasaan mereka, Kesha,” ucapnya pelan, Jalu menyerahkan rubik yang tadi ia pegang pada Kesha. “Dia orang tua lo.” “Tch!” Dia meraih rubik prisma tersebut, lalu kembali berujar, “Lo pikir gue gak tahu, kalau kita sama-sama menyakiti perasaan orang tua kita sendiri?” Keanu menarik kedua sudut bibirnya, tersenyum simpul. “Lo pikir gue gak tahu, apa alasan lo membangkang? Lo kekanak-kanakan, Kesha,” balasnya dengan desisan menghina. Kesha mengangkat pandangannya, menatap kedua amanik milik Kemal Keanu tajam. Tersinggung akan ucapan yang terlontar begitu mudah dari bibir seksi milik Keanu. “Sedangkan elo, tergila-gila dengan duit dan rela kawin sama cewek kekanak- The Worker MachireHeceatl i: Pat kanakan untuk mengambil semua warisan dari bokap Io? Elo ... Jebih menjijikkan, Kemal Keanu.” Kesha tersadar dari lamunannya ketika salah satu kaki Keanu menindih kakinya. Seketika dia terkejut luar biasa, ada detak yang berbeda di dalam hati Kesha sekarang. Sebuah detak yang sedikit menyenangkan. “Apa yang lo pikirin? Alasan kekanak-kanakan lo?” Suara berat khas laki-laki dewasa itu menggema di rongga pendengaran Kesha. Sedetik kemudian dia tersadar kembali dari suara yang menghipnotisnya dalam sedetik tersebut. Dia sudah bangun? Sejak kapan? Sadar akan kebodohannya, Kesha bergerak asal, mencoba melepaskan diri dari kukungan Keanu. Namun apa yang dipikirkan oleh dua insan beda jenis itu berbeda. Kesha ingin menjauh karena malu dan kejadian ini berdampak tidak baik untuk kesehatan mental serta fisiknya. Sedangkan Keanu ingin tetap seperti sekarang, menurutnya Kesha sangat pas dijadikan guling. Akan tetapi, aksi berontak Kesha terhenti kala Kemal Keanu mendekapnya erat di depan dada. Desiran lembut The Worker MachireHeceatl i: Pat menjalar ke setiap inci tubuhnya. Degup jantung Kesha berlarian ketika ia merasakan embusan napas Keanu yang mirip dengan seseorang. “Aaarghhh!” Teriakan melengking itu mengisi setiap sudut ruangan. Teriakan yang bercampur dengan isak tangis seseorang. Entah sudah berapa lama ia mengeluarkan emosinya. Entah sudah berapa Jama ia berteriak dan menangis seperti orang kesetanan. Yang dia tahu, saat ini ia berada di titik di mana dirinya ingin menghilang dari peredaran. Di ruangan itu, di ruangan dua kali tiga meter. Dia bersembunyi di pojokan, di antara kumpulan pakaian wanita. Pakaian yang ia sukai aromanya, raspberry. “Gue mau dia deket sama gue. Gue suka kamar ini, aroma kamar ini, semua benda yang ada di tempat ini. Cuma dia yang mengerti gue. Cuma dia yang mau mendengarkan keluhan gue. Cuma dia yang menanggap gue sebagai manusia, bukan mereka. “Gue cuma mau jalan-jalan kayak teman-teman gue, gue gak mau Jes dan ikut pelajaran tambahan setiap hari. Gue juga mau punya pacar, terus malam mingguan, bukan pergi ke acara The Worker MachireHeceatl i: Pat bisnis perusahaan. Gue mau bebas dari orang tua gue.” Dia merapatkan pelukan pada kedua kakinya yang terlipat, membuat dirinya semakin masuk ke dalam salah satu walk in closet. “Mah, Pah. Apa kalian mendengar bisikan orang-orang itu? Orang-orang yang gak menyukaiku. Mereka bilang, aku adalah putri kerajaan yang tidak bisa disentuh. Mereka mengejekku karena terlalu sibuk mengurus pendidikan dan menghadiri acara perusahaan. Apa kalian tahu itu, Mah, Pah? “Apa kalian gak mendengarnya? Apa kalian tahu, bagaimana mata mereka melihatku? Mereka menertawakanku, menatap rendah padaku. Mereka tidak mau berteman denganku.” Ucapan lirihnya terhenti ketika dia melihat pergerakan Jain di ruangan tersebut. Ada seorang perempuan yang berdiri tepat di depannya, dia tersenyum saat orang itu duduk bersila beberapa detik kemudian. “Waktunya keluar, Kesha,” ucapnya lembut. Dia adalah orang yang aku suka, orang yang selalu ada dan percaya padaku, orang yang menganggapku sebagai manusia, Zee. The Worker MachireHeceatl i: Pat “Mereka sudah menggila. Harusnya kamu tidak imelarikan diri dari rumah seperti ini. Pandangan Kesha yang tadi sepenuhnya tertuju pada Zee berpaling. “Gak!” Dia melarikan diri agar bebas dari kedua orang tuanya dan dia tidak berniat kembali pada mereka setelah ini, Zee mendengkus. Dia memang sudah menduga hal ini. “Oke. Aku bakal ngizinin kamu tinggal di sini, tapi aku punya syarat.” Zee mengulurkan tangannya, mengusap pelan rambut acak-acakan Kesha. “Apa? Apa pun itu bakal gue lakuin, gue bisa ngelakuin apa pun buat lo.” Perempuan berkaos hijau itu mengangguk, kemudian menjawab, “Kita harus singkirin depresi yang ada di kepala kamu terlebih dahulu.” Kesha menjauhkan tubuhnya, dia terkejut dengan permintaan Zee yang bermakna lebih. “Zee, loe nganggap gue gla?” “Satu bulan aja, setelah itu aku akan memberimu hadiah yang bakalan kamu suka.” The Worker MachireKemal Keanu baru tiba di apartemennya setelah bekerja seharian. Dengan sisa-sisa tenaganya, ia melemparkan mantel berwarna cokelat ke atas sofa ruang utama, kemudian pergi ke dapur seperti kebiasaannya selama ini. Destinasi gue hari ini lebih jauh, jadi gue gak pulang selama 5 hari. Di meja udah ada makanan buat makan malam Joe, di kulkas juga ada beberapa salad yang gue buatin, semoga aja cukup buat 5 hari. Bhahaqqq. I love you, Keanu :-p.. muach muach, hu hah, hahaaaah.... “Tch.” Keanu berdecak, membiarkan kumpulan kertas catatan itu menempel tanpa disentuh di pintu kulkas. Kesha tahu betul di mana dia harus menuliskan pesan untuk Keanu. Ya, setiap hari, Kesha selalu meninggalkan catatan di kulkas, lengkap dengan ucapan cinta, emotikon cium, dan hal romantis lainnya. Sayang, Keanu sangat sadar kalau itu semua The Worker MachireHeceatl i: Pat hanya bualan. Tidak ada pertemuan apalagi obrolan romantis, bagaimana mungkin Kesha mencintainya? Omong kosong. Dia mengambil ponsel yang ada di kantong mantelnya, kemudian menghubungi seseorang. “Bim, mau makan enak?” Tawaran yang tidak akan pernah Bima tolak, setidaknya selama Kesha tinggal di apartemen Keanu. Jujur saja, untuk jenis masakan biasas-biasa saja atau bahkan makanan yang dimasak tanpa resep, tapi terasa enak. “Ke mana Kesha?” Itu kalimat pertama yang Bima ucapkan saat tiba di apartemen atasannya tersebut. Keanu meletakkan beberapa piring dan gelas di atas meja, lalu meletakkan panci berisi makanan yang sudah ia panaskan sebelumnya di tengah meja makan. “Dia bilang tujuannya hari ini lebih jauh, jadi dia gak pulang.” Teman seperjuangan Kemal Keanu itu mengangkat sebelah alis, tidak mengerti. Ditatapnya Keanu yang menunjuk ke arah kulkas. “Baca sendiri. Catatan yang menempel di depan kulkas.” Sambil mengangguk paham, Bima mendekati kulkas yang ada di sisi kiri dapur. Alih-alih mendapat jawaban, dia malah semakin bingung. “Ah ...,” dia berucap pelan, sebelah The Worker MachireHeceatl i: Pat tangannya menggaruk punggung leher. “Kenapa? Dia ke mana? Dia sendirian?” Kemal Keanu mengibaskan tangannya. “Apa kamu tidak ingin makan? Kenapa kamu terlihat sangat khawatir padanya?” “Aku hanya bertanya.” Ada yang aneh yang terjadi padanya. Perasaan Jaki-laki itu seperti disentil, kemudian diremas secara kasar. Melihat pemberontakan Kesha pada Pak Daniel dan Bu Gisha, seolah imelihat dirinya yang dulu dalam versi perempuan. Hanya saja, Kesha lebih terkontrol daripada dirinya. Kesha dan kedua mertuanya masuk ke kamar mereka masing-masing setelah adegan penamparan tersebut, sedangkan Kemal Keanu masih bersembunyi di dekat pintu. Dia berdiam diri untuk beberapa menit di sana, memberikan waktu untuk Kesha berpikir sendiri. Keanu memutar knop pintu kamarnya, matanya meneliti setiap sudut kamar, mencari sosok Kesha yang mungkin saja sedang berada dalam fase stres. Akan tetapi tidak ada Kesha di sana. The Worker MachireHeceatl i: Pat Dia berjalan menuju kamar mandi yang ada di sisi kanan kamarnya, menyingkap tirai putih penutup pintu kaca, Keanu berharap kalau Kesha tidak melakukan hal bodoh seperti memotong urat nadinya dan berendam di air dingin. Bodoh sekali. Dia mendorong pintu di depannya untuk masuk ke dalam Kamar mandi, Sekali lagi, tidak ada Kesha di sana. Keanu mengembuskan napas, pertanda kalau pikiran sempitnya tadi hanyalah praduga tidak penting. Dia keluar dari amar mandi dan mulai mendekati walk in closet yang ada di sisi belakang kasurnya. Lagi, tidak ada Kesha di sana. Keanu memijit pelan tengkuknya. Tidak mungkin Kesha keluar dari kamar ini. Tidak ada jendela atau pintu lain di kamarnya yang bisa membuat Kesha pergi dari apartemen ini, kecuali..... Kemal Keanu membelalakkan mata. Tanpa pikir panjang, dia segera menyerbu ke ujung ruangan berbentuk persegi panjang tersebut, disibaknya kumpulan kemeja yang menggantung rapi ke salah satu sisi lemari. Tangan kiri Keanu amenekan sudut kiri atas lemari tersebut, letak sebuah tombol yang nyaris tidak terlihat. Lemari itu perlahan bergeser ke sisi ruangan, memberikan sedikit akses pada Kemal Keanu untuk masuk ke The Worker MachireHeceatl i: Pat sebuah lorong selebar setengah meter dan menyambut pintu berukuran sama di depannya. Dia menghela napas, membuka pintu yang selama ini tidak pernah tersentuh oleh siapa pun kecuali dirinya. “Dia... Sedang bermain ... rubik. Dia ... apa dia sakit jiwa? Ternyata, dia tidak seperti aku.” “Nona Kesha sudah sampai di apartemen.” Seorang laki-laki berpakaian serba hitam menyerahkan sebuah amplop besar pada Kemal Keanu. “Kami tidak bisa mendapatkan rekaman suara mereka ketika mereka sedang berada di rumah. Terlalu mencurigakan jika—” “Aku mengerti.” Kemal Keanu mengangguk, lalu menyuruh laki-laki itu keluar dari ruangannya. Beberapa menit setelah salah satu orang suruhannya The Worker MachireHeceatl i: Pat memata-matai Kesha pergi, dia mengalihkan perhatiannya. Amplop cokelat yang ia tahu berisi beberapa lembar foto Kesha berhasil membuat pikirannya buyar. Keanu menghela napas. Dia menghentikan pekerjaan di laptopnya dan mulai membuka amplop tersebut. Di dalam sana, di lembaran-lembaran foto itu terlihat Kesha tengah tertawa senang dengan seorang artis yang ia kenal. Laki-laki itu kembali menghela napasnya. Sejak enam bulan terakhir dia menyuruh beberapa orang untuk mengikuti semua pergerakan Kesha dan sejak saat itu dia selalu mendapatkan berbagai foto Kesha bersama orang yang sama, Shaka Luthfan. Keanu mengambil gagang telepon yang ada di depannya. “Suruh Direktur Keenan ke kantorku, sekarang!” Dia mengempaskan gagang telepon ke tempatnya dengan kasar. Dia berulang kali menghela napasnya, berharap emosinya bisa mereda. Kenapa aku seperti ini; The Worker MachireHeceatl i: Pat Dering ponsel memenuhi ruang utama apartemen Keanu. Ponsel yang tergeletak di atas meja itu sudah berbunyi beberapa kali, tapi tidak ada yang menjawabnya. Kesha keluar dari kamar mandi, masih mengenakan handuk putih yang menutupi dada hingga pahanya, wanita itu berjalan menuju ponsel yang sedari tadi berbunyi. “ya.” Kesha berjalan menuju kamarnya. “Biarin aja, kalau dia kelewatan baru lo tegur.” Kesha memutuskan panggilan singkatnya. Terlalu berisiko jika ia berbicara tentang hal rahasia ini di apartemen. Dia tahu pasti, kalau di tempat ini ada banyak kamera tersembunyi yang selalu mengawasinya. Dering ponsel kembali berbunyi, membuat Kesha terkejut dan bangun dari lamunannya. “Rajin banget orang yang nelepon hari ini. Halo,” sapanya tak acuh, tahu siapa yang menghubunginya saat ini. The Worker MachireHeceatl i: Pat “Nyokap gue minta kita nginep di rumah mereka malam ini.” Terdengar suara besar Kemal Keanu dari seberang sana. “Malam ini?” “Iya, Gue jemput jam lima.” “Gak bisa ditunda, ya? Gue gak enak badan, ih.” “Sebenernya mereka nyuruh kita nginep di sana sejak dua hari yang lalu, tapi waktu itu lo lagi gak ada, jadi gue bilang lo gak enak badan.” Kesha mendengkus. Dia tidak bisa menghindar lagi sekarang. “Mantep banget alasan lo!” “Kesha!” sambut Bu Emelin saat melihat kedatangan Kesha dan Kemal Keanu di depan pintu. Wanita setengah baya itu memeluk erat menantu kesayangannya. “Kenapa kamu telat sekali?” “Keanu, dia pulang terlambat,” jawab Kesha dengan nada kesal setelah mertuanya itu melepaskan pelukan mereka. The Worker MachireHeceatl i: Pat “Gitu, deh! Workaholic,” sahut Bu Emelin tak kalah kesal. “Terkadang ibu berpikir untuk menikahkan dia dan pekerjaannya.” Kesha terkekeh kecil, lalu mengikuti Bu Emelin masuk ke rumah. “Benar. Aku merasa sedang dikhianati dengan pekerjaan sekarang, Bu.” “Tch. Sepertinya kita harus bekerja sama untuk memisahkan dia dan pekerjaannya. Ayo, kita ajak Ayah untuk misi suci ini.” Bu Emelin melirik sang suami yang hanya memperhatikan mereka dari ruang tamu rumah tersebut. “Sudah cukup menjelek-jelekkanku,” potong Keanu. Laki-laki berkemeja hitam itu menarik tas mereka dan masuk terlebih dahulu ke kamar yang akan mereka tempati nanti. “Ayo, kita makan, nanti makanannya dingin,” ajak Presdir Haikal. Pria berkharisma itu menepuk pundak Kesha sebelum ia berlalu menuju ruang makan diikuti oleh istri dan menantunya. Ada dua jenis makanan yang menjadi menu utama mereka malam ini, kepiting saus dan sup ayam. Sedangkan menu yang dimasak khusus oleh Bu Emelin adalah cah kangkung, mengingat kalau Kesha pernah berkata kalau dia menyukai osengan kangkung. The Worker MachireHeceatl i: Pat “Sha, kenapa kamu tidak mau bekerja di perusahaan?” tanya Pak Haikal di sela-sela kegiatan makan mereka, kali ini Pak Haikal bertanya dengan nada yang terdengar lebih nyaman menurut Kesha. Kesha yang hendak menyuap nasinya berhenti sejenak, Jalu meneruskan suapannya. “Em?” “Kenapa kamu tidak mau bekerja? Bukankah dengan bekerja, kamu bisa melakukan banyak hal?” “Aku cuma gak suka diatur oleh pekerjaan,” jawabnya dengan senyum kaku. Dia tidak terlalu suka membahas tentang alasannya yang tidak ingin bekerja. “Tapi bisa, kan, supaya kamu yang ngatur pekerjaan?” Pak Haikal berucap lagi setelah meneguk air putih dan melanjutkan obrolannya dengan Kesha. Kesha menggeleng. Diletakkannya sumpit yang ia gunakan tadi, lalu menjawab, “Pekerjaan yang akan mengatur kita, meskipun kita sudah berusaha mengatur kerjaan, pasti ada saatnya pekerjaan yang akan mengatur kita.” “Kan sekali-sekali?” Kali ini Bu Emelin ikut bicara. “Namanya juga kerja, Sha. Pasti ada masanya kita diatur oleh pekerjaan.” The Worker MachireHeceatl i: Pat “Kalo sekali-sekali gak akan masalah, tapi akhimya akan berkali-kali.” Duh, kolotnya Kesha. “Tapi, ya ... lebih baik kamu tidak bekerja, Kesha. Supaya bisa mengurus Keanu, benar, kan?” Bu Emelin tersenyum teduh, mengartikan hal yang tidak disukai Kesha dengan versi berbeda. Ah! Andai nyokap gue pengertian kek dia. Kemal Keanu sudah tertidur pulas di kamarnya saat Kesha keluar dari kamar mandi. Entah karena pekerjaan yang terlalu banyak atau hal yang tidak ingin diketahui Kesha, pria bermata besar itu sudah terdampar tak berdaya di kasur. Kesha mendekati tempatnya akan tidur malam ini, mengambil ponselnya dari tas, kemudian menghubungi seseorang. “Ngapain lo?” tanya Kesha pada orang di seberang sana. “Sibuk. Ada beberapa berkas yang harus aku urus, kenapa?” Jawaban wanita itu tidak terlalu fokus, terbukti dari The Worker MachireHeceatl i: Pat beberapa bunyi ketukan tuts laptop dan kertas yang dibalik menyelingi obrolannya. “Temenin gue bentar, dong.” Kesha duduk di sofa panjang di pojokan ruangan. Matanya memperhatikan sang suami yang diam tak bergerak, mati di dalam mimpi. “Kamu di mana?” “Di rumah orang tuanya Keanu.” “Kamu gak bisa minta temenin mereka dul” Kesha menaikkan kedua sudut bibirnya, temannya yang satu ini sepertinya benar-benar sibuk sekarang. Sebuah ide jail muncul di kepala Kesha, ide untuk membuat temannya ini semakin sibuk dan murka padanya. “Gak bisa. Mereka udah tidur, lagian gue gak mau.” “Sha, bisa nanti aja gak? Ini juga gegara kamu, loh. Kerjaan aku jadi tiga kali lipat,” protes gadis itu tanpa jeda. Kesha mengikik geli. “Sorry, Baby, ngapain juga lo nurutin kata-kata bokap gue.” “Udah, ah, aku tutup.” The Worker MachireHeceatl i: Pat “Yah, gagal. Gue kan mau ngobrol sama lo, Zee. Kangen.” Kesha mematikan sambungan telepon setelah temannya yang bernama Zee itu berjanji akan menghubunginya besok. Dia menghela napas pelan, padahal dia hanya ingin mengalihkan perhatiannya dari rasa sakit yang mulai menyerang perut bagian bawahnya. Ah, perutnya sudah mulai terasa nyeri sekarang, entah bagaimana keadaannya nanti saat tidur. Tanpa canggung, Kesha berjalan menuju sisi kiri kasur dan berbaring di sana, berharap dia bisa cepat tertidur dan melupakan nyeri karena periode bulanannya. Butuh waktu satu jam lebih setelah ia berbaring di kasur sampai Kesha berhasil tertidur dan tidak merasakan nyeri lagi. Akan tetapi saat wanita itu tertidur, pria di sampingnya terbangun akibat dengkusan berat yang terdengar sangat jelas itu mengganggunya. Kemal Keanu benar-benar tidak suka dengkusan berat saat dia tidur, seperti seseorang akan mati ketika dia mendengarnya. Keanu membuka mata dan refleks menoleh pada Kesha yang tidur memiring di depannya. Wajah Kesha merah padam, peluh memenuhi seluruh pori-pori tubuhnya dan dia terus mendengkus berat. The Worker MachireHeceatl i: Pat Wajah mengerikan ini lagi. Sejenak dia teringat saat Kesha mengatakan kalau dia tidak enak badan ketika tadi Keanu mengajak Kesha untuk menginap di rumah orang tuanya. Dengan langkah pelan Keanu keluar dari kamar. Dia kembali beberapa saat kemudian dengan membawa handuk dan air hangat untuk mengompres Kesha. “Sebenarnya ada hal yang ingin Ibu kalian sampaikan,” ucap Pak Haikal, “tapi dia pikir dia akan emosi jika langsung menyampaikannya pada kalian.” Ucapan Pak Haikal benar-benar terdengar seperti ‘sirine’ bahaya bagi Kemal Keanu dan Kesha yang langsung menegakkan tubuh mereka. Gak seharusnya gue ngisi perut kalo bakal muntah setelah ini, gamam Kesha dalam hati. “Mulai hari ini dan seterusnya, kalian harus tinggal bersama kami,” ucap Pak Haikal tegas. Keanu dan Kesha hanya mampu membulatkan mata mereka hingga terasa hampir keluar mendengar keputusan sepihak dari sang ayah. “Kenapa?” ucap Keanu ragu. The Worker MachireHeceatl i: Pat “Kalian pikir kami tidak tahu, bagaimana hubungan kalian?” Keanu menahan mulutnya. Dia mengerti arah pembicaraan ayahnya sekarang dan maksud dari ucapannya barusan. Dia tahu jika seorang Pak Haikal pasti memiliki banyak bawahan yang siap memberikan laporan mengenai kehidupannya dan Kesha selama ini. “Kamu!” Pak Haikal menatap Keanu. “Terlalu sibuk dengan pekerjaan setelah menikah dan tidak memperhatikan istri kamu. Sedangkan kamu ....” Pak Haikal mengalihkan pandangannya pada Kesha. “Selalu sibuk menikmati jalan-jalanmu dengan pria lain tanpa mengurusi suami kamu. Apa kalian tidak berpikir kalau itu akan menimbulkan pembicaraan merugikan di luar sana?” Pak Haikal meneguk kopinya. Acara minum kopi sebelum sarapan menjadi sangat canggung kali ini. “Kalian akan dihukum. Mulai sekarang kalian tinggal di sini. Tidak ada kerja lembur dan jalan-jalan setelah jam empat sore.” “Tapi, Ayah,” protes Keanu. “Tbu membiarkan kalian melewatkan honeymoonkalian karena kalian ingin mengenal dulu, tapi kali ini kalian harus menurut.” The Worker MachireBima Fuad mengayun-ayunkan sebuah amplop cokelat di depan wajah Kemal Keanu. Ekspresinya tidak terbaca, bercampur antara kaget dan bahagia. Tentu saja hal itu membuat Keanu mengerutkan dahi, bingung. “Why? Keanu memutuskan untuk mengakhiri tingkah tidak jelas Bima. Bosan melihat kelakuan sang teman yang seperti itu sejak lima menit sebelumnya “Ini di ar dugaan!” ucap Bima dengan nada horor, tapi raut wajahnya mengatakan hal sebaliknya. “Lo kenapa? Jangan main tebak-tebakan di pagi hari.” “Kesha!” ucapnya lagi. Diabaikannya nada peringatan yang tadi dikatakan Keanu. “Kesha, kenapa?” “Orang itu seperti bank berjalan.” pay ie The Wontar Mkine ‘5 108 sHeceatl i: Pat Ucapan Bima barusan membuat rasa penasaran Keanu melonjak. Dengan kesadaran penuh, disambarnya amplop cokelat yang sedari tadi dipegang Bima. Kemal Keanu mengerti maksud perkataan singkat Bima Fuad, sangat mengerti. Itu adalah perumpamaan yang dia dan Bima gunakan untuk orang-orang kaya yang membawa milyaran uang di dompet mereka. Bola matanya membesar seiring dengan mulutnya yang menganga tak terkontrol ketika melihat isi berkas yang baru saja diberikan teman kepercayaannya itu. “Ini apa?” Bima tak menjawab, dia hanya menujuk dengan dagunya untuk membaca berkas tadi dengan seksama. “Singkatnya, dia punya banyak akun dengan nama orang lain, atau kita sebut saja akun palsu, dan di akun itu ada banyak sekali uang,” jelas Bima secara berlebihan. Keanu terus membaca lembaran demi lembaran berkas di tangannya. Hatinya terasa seperti disentil melihat kenyataan di luar dugaannya. Kesha memiliki banyak hal yang ia tidak tahu, bahkan kekayaan perempuan itu. “Pertama, akun yang lo berikan padanya hanya digunakan sekali dalam seminggu dan hari selanjutnya dia The Worker MachireHeceatl i: Pat menggunakan akun lain. Kedua, dari informasi yang aku dapat, setiap akun pasti akan mendapat kiriman uang dari berbagai pihak berbeda. Ada satu akun yang hanya menerima kiriman dalam jumlah beberapa juta saja dan ada satu akun yang menerima kiriman dalam jumlah beberapa ratus juta.” “Dalam satu bulan?” Keanu meletakkan berkas tadi. Dia sudah tahu satu hal besar tentang Kesha. Tentang kenapa dia terlalu santai dalam menjalani kehidupan. Bima mengangguk. “Ingat saat dia membeli motor yang ia gunakan saat ini?” Keanu hanya mengangguk. “Ttu hari yang sama saat dia mendapat kiriman dari akun palsunya.” “Dari mana kamu dapat informasi ini?” “Waktu lo mengirim nomer telepon seseorang, aku mendapat ide untuk merentas ponsel Kesha, tapi sayangnya ponsel itu tidak bisa dijangkau sama sekali. Setelah itu, gue merentas nomer yang baru saja lo kirim dan dari situ aku dapat Jackpot.” Bima tertawa puas saat berhasil mendapatkan informasi sepenting ini. The Worker MachireHeceatl i: Pat “Oke! Pertanyaan selanjutnya, darimana dia mendapat uang sebanyak itu?” Bima menjentikkan jarinya. “Itu masalahnya, gue udah mencari informasi tentang akun-akun yang mengirimi dia uang dan kebanyakan adalah pengiriman melalui bank.” Keanu menghela napas lalu mengangguk. “ Thanks, Bim. Lo udah mau membantu gue.” “Ya. Aku akan memberitahumu jika aku mendapat informasi lain.” Keanu mengangguk dan membiarkan Bima keluar dari ruangannya. Satu lagi hal yang membuatnya penasaran. Dia belum tahu penyebab wajah gadis itu jadi mengerikan di beberapa malam, sekarang dia harus mencari tahu lagi darimana gadis itu memiliki banyak uang yang bahkan jika digabungkan melebihi uang yang KJ Group miliki. Kemal Keanu terus memikirkan apa yang diucapkan oleh Bima tadi pagi. Memang sebelumnya ia meminta temannya itu untuk mencari tahu semua tentang Kesha dan dia tidak The Worker MachireHeceatl i: Pat menyangka akan hal ini. Dalam hati ia bersyukur karena semalam dia sempat mengambil ponsel Kesha saat perempuan itu tidur dan mengirim nomer Zee pada Bima. Kesha keluar dari kamar mandi ketika Keanu masih sibuk dengan lamunannya di depan laptop. Dengan segenap keyakinan yang ada, Kesha menghampiri laki-laki berlabel suaminya itu, lalu duduk di sisi kasur. “Em. Apa kita bisa ngomong?” ucap Kesha pelan, berusaha setenang mungkin. Sekejap, Keanu sadar dari lamunannya. Dia menoleh, menatap Kesha dengan wajah bingung, masih belum mengerti dengan situasi saat ini. “Ya?” Kesha mengambil laptop yang ada di pangkuan Keanu lalu meletakkannya di sofa. Dimajukannya tubuhnya, mendekat pada si laki-laki di punggung ranjang. “Menurut lo, gue gimana?” Dia mengernyit. Entah kenapa hari ini dia mendapat dua kejutan dari Kesha yang membuatnya berpikir keras. Pertama tentang uang yang dimiliki perempuan itu dan kedua tentang kelakuan Kesha saat ini. “Gimana, apanya?” Dia menelan ludah. Jakun besarnya naik turun secara tidak teratur, dia gugup. The Worker MachireHeceatl i: Pat “Sifat gue, yang lo tau.” “Em?” Keanu berusaha mengontrol kegugupannya, lalu berkata, “Cuek.” “Tru aja?” ava Lo manis waktu elo senyum. Lo perhatian, asik diajak ngobrol, dan ... elo misterius, jawabnya dalam hati. “Gitu aja, gak ada yang lain?” Mata cokelat mereka saling beradu dengan makna berbeda. “Emang kenapa?” “Gagal, deh, gue ngegombalin elo.” Kesha memundurkan tubuhnya, merasa usahanya untuk menggoda Keanu gagal. “Lo mau ngegombalin gue?” Keanu terkekeh sebentar, sebelum menyadari perbuatan Kesha yang ternyata di luar dugaan. Kesha bergerak cepat untuk mendekati Keanu lagi, kini wajah mereka hanya berjarak beberapa senti. “Apa gue gak punya pesona?” The Worker MachireHeceatl i: Pat Sekali lagi Kemal Keanu bersusah payah menelan salivanya. Damn! “Apa jarak segini masih bisa nolak?” Laki-laki itu diam. Masih mencerna apa yang telah dilakukan Kesha. Tanpa aba-aba, Kesha mendekatkan tubuhnya lagi, kemudian melumat bibir seksi Keanu. Dia menegang, tidak pernah terpikir mendapat serangan seperti ini. Dengan lembut, bibir Kesha menari di antara bibir Keanu, mencoba membuat laki-laki itu merespons apa yang ia lakukan. Kesha mengalungkan tangannya di leher laki-laki itu, lalu melepaskan ciumannya. “Lo ngga kego—” Belum sempat dia menyelesaikan ucapannya, Keanu sudah membungkam bibir Kesha. Kali ini tidak ada ciuman lembut, keduanya seperti singa yang kelaparan dan siap saling menerkam. “Gue ...,” sekali lagi Kesha melepaskan tautan bibir mereka, “selalu berharap memiliki pemilik wajah ini,” ucapnya sambil mengelus wajah Keanu. “Gue harus bersikap cuek dan terus melarikan diri supaya gak mikirin elo,” sambungnya. The Worker MachireHeceatl i: Pat “Percaya sama gue, gue juga ngerasin hal yang sama,” jawab Keanu lalu kembali melumat bibir manis Kesha. Di dalam sana, lidah mereka beradu. Tak ada lagi Keanu yang dingin, tak ada pula Kesha yang cuek. “Lo inget?” “Apa?” Bibir liar Keanu berpindah dan mulai mengecup leher jenjang milik Kesha. “Waktu alarm ponsel gue nyala tadi malam.” Keanu menghentikan aktivitasnya dan mencoba mengingat hal yang terjadi semalam. “Ya?” Kesha memeluknya. Memeluk erat tubuh Keanu yang masih bersandar di punggung ranjang dan menenggelamkan kepalanya di bahu Keanu. “Gue takut.” “Apa yang elo takutin?” Keanu mengelus rambut Kesha dengan lembut, seolah tak ada lagi penghalang di diri mereka. Layaknya sepasang suami istri yang saling berbagi rasa takut dan saling menenangkan. “Seseorang menyusup ke ponsel gue dan itu pertanda buruk. Orang itu pasti sudah mengetahui siapa gue, dia ... bisa saja membunuh gue.” The Worker MachireHeceatl i: Pat Kemal Keanu membeku. Bukan karena penjelasan yang diberikan oleh Kesha barusan, tapi bagaimana mungkin sistem komputer Bima bisa dideteksi sebuah ponsel saat merentas? “Orang itu juga menyusup ke ponsel temen gue. Ah. Dia pasti akan menghancurkan siapa pun yang mengganggu privasi ponselnya.” “Emang kenapa?” tanyanya pelan, menutupi rasa penasarannya yang sudah menumpuk. “Lo tau, kan, kalo bokap gue punya saingan bisnis yang gesrek? Gue takut mereka bakalan ngebunuh gue.” “Gak! Mereka gak bakal gangguin elo, gue bakal ngejaga elo.” Perangkat ini akan meledak dalam waktu tiga puluh tujuh menit. Perangkat ini akan meledak dalam waktu tiga puluh tujuh menit. Perangkat ini akan meledak dalam waktu tiga puluh enam menit. The Worker MachireHeceatl i: Pat Perangkat ini akan meledak dalam waktu tiga puluh enam menit. Perangkat ini akan meledak dalam waktu tiga puluh enam menit. Kalimat itu terus saja berulang, menambah ketegangan di ruang kerja Bima. Beberapa ahli komputer sudah berkumpul di ruangan, mereka sedang berusaha mematikan serangan virus di laptop Bima. “Gimana?” Bima bolak-balik di samping pintu saat beberapa staf mengurus laptopnya. Dia tidak tahu apa yang terjadi. Namun ketika ia membuka laptopnya tadi pagi, semuanya sudah berubah seperti itu. “Kenapa keamanan kita begitu mudah direntas orang lain?” Kemal Keanu yang sedari tadi diam, membuka mulut. “Apa kerja kalian selama ini, bagaimana ini sampai terjadi?” “Auh!” gerutu Bima. “Tolong jangan membahas pekerjaan mereka dulu. Yang terpenting sekarang adalah data yang ada di benda itu,” ringis Bima. Kemal Keanu memejamkan mata sejenak, memilih untuk terus mengawasi pekerjaan mereka tanpa banyak berkomentar. Tiga puluh enam menit terasa sangat sebentar The Worker MachireHeceatl i: Pat untuk melawan serangan dari hacker yang merentas laptop Bima. Perangkat ini akan meledak dalam waktu sepuluh detik. Sembilan detik. Delapan detik. Tujuh detik. Enam detik. Lima detik. Empat detik. Tiga detik. Dua detik. Satu detik. The Worker MachireKemal Keanu mengerang saat menyadari sinar matahari mulai menelisik di sela-sela tirai jendela kamarnya. Alasan kenapa di apartemennya—khusus kamarnya—tidak memiliki jendela karena dia tidak suka dibangunkan oleh sinar matahari. Keanu beranggapan kalau dia bisa bangun sendiri tanpa ada yang membangunkan. Laki-laki itu mengeratkan pelukannya pada sesosok perempuan yang tak pernah ia sangka akan menarik perhatian seorang Keanu. Dia sadar betul, awal ketertarikannya pada Kesha adalah saat perempuan itu mengamuk pada kedua orang tuanya setelah acara perusahaan. Sejak hari itu, setelah berbagai bukti yang dia temukan, Kemal Keanu sadar, kalau Kesha adalah perempuan yang berbeda dari perempuan lain. Kesha bisa menjadi orang yang lebih dari dirinya. Entah itu menjadi orang yang lebih kaya— faktanya hal tersebut sudah terjadi—atau menjadi orang yang lebih menakutkan dalam segi negatif daripada dirinya. The Worker MachireHeceatl i: Pat Kenapa demikian? Jawabannya adalah karena Kesha melakukan banyak hal yang tidak dilakukan mayoritas orang. Dia memilih untuk tidak mau mewarisi/bekerja di perusahaan sang ayah, tapi memiliki banyak uang. Dia memilih tidak menangis setelah berperang dengan kedua orang tuanya, tapi dia bermain untuk membuang kesedihan. Kemal Keanu memutuskan sesuatu setelah peperangan itu, dia akan mencaritahu tentang Kesha, apa pun itu. Bukan karena alasan sayang, cinta, dan kasihan, tapi karena rasa ingin tahu yang meluap begitu saja. Banyak hal yang ia tahu setelah keputusan besar tersebut. Apa kesukaannya, apa yang tidak ia suka, apa hobinya, apa aktivitasnya, ke mana dia, dengan siapa dia, Keanu tahu semuanya. Akan tetapi, ada satu hal yang mengusik ketenangannya, satu hal yang sangat ia tidak suka dan mengancam kedamaian hidupnya. Shaka Luthfan. “Ini peringatan kedua untuk Shaka Luthfan, lebih baik kamu menegaskan hal ini kepadanya sebelum aku yang melakukannya sendiri.” Itu yang ia katakan saat Keenan datang ke kantornya. “Ya. Aku akan mengatakannya. Sebenarnya aku juga khawatir kalau ini akan menjadi gosip di luar sana, tapi The Worker MachireHeceatl i: Pat tanggapan fans terlalu positif untuk mereka berdua, mengingat kalau Kesha itu istri kamu,” jelas si direktur yang mengurus segala hal di K] Entertaiment. “Aku tidak mau tahu, buat dia menjauhi Kesha atau aku yang akan menemuinya secara langsung.” Dia mengembuskan napas pelan, berusaha agar perempuan itu tidak bangun agar dia lebih leluasa untuk menikmati wajah polos Kesha. Sejenak, suara aneh merasuk dalam benaknya, apa yang aku Jakukan selama ini? Lalu pikiran tersebut berlanjut. Bagaimana bisa dia menjadi sangat manis saat tersenyum pada Shaka Luthfan? Bagaimana bisa dia lebih perhatian pada Shaka Luthfan dibanding padaku? Bagaimana bisa dia lebih asik berbincang dengan Iaki-laki bedebah itu daripada dirinya?! Ah, I don’t know. “Ya?” Kemal Keanu mengangkat telepon interkom yang sedari tadi berbunyi dan meminta perhatiannya. The Worker MachireHeceatl i: Pat Tanpa memikirkan apa-apa lagi, laki-laki berjas hitam formal itu melempar gagang teleponnya ke tempat asal, lalu bergegas keluar dari ruang kerjanya. “Kenapa?” Itu kata pertama yang ia ucapkan sesaat setelah ia tiba di ruangan Bima Fuad. “Seseorang merentas laptop milik Direktur Bima, kami sedang berusaha melawannya,” jawab salah seorang. Kemal Keanu memejamkan matanya dan _terus mengawasi pekerjaan mereka. Tiga puluh enam menit terasa sangat sebentar untuk melawan serangan dari Aacker yang merentas laptop Bima. Dia benar-benar tidak tahan. Membiarkan laptop milik Bima meledak sama artinya dengan bunuh diri. Tanpa berpikir dua kali, Keanu memutuskan untuk mengambil alih laptop temannya. Mengetikkan beberapa—banyak—cuts keybord sambil berharap apa yang ia lakukan berhasil. Perangkat ini akan meledak dalam waktu dua menit. Layar yang sedari tadi hanya berupa penghitung waktu kini bertambah, di sana ada tulisan lain di bawang penghitung waktu itu. The Worker MachireHeceatl i: Pat PLEASE, TRY AGAIN!!! “Damn! Kemal Keanu masih berusaha, melakukan usaha penyelamatan yang pernah ia lakukan seperti beberapa tahun yang lalu di bangku kuliah, tapi lagi-lagi hanya tulisan PLEASE, TRY AGAIN!!! yang muncul di sana. Aku pernah mendengar hal ini sebelumnya. Seseorang pernah berkata kalau dia pernah mengalami penyerangan seperti ini, batinnya. Perangkat ini akan meledak dalam waktu sepuluh detik. Sembilan detik. Delapan detik. Tujuh detik. Beberapa staf mulai mundur dari posisi mereka, mengantisipasi ledakan yang mungkin terjadi. Kemal Keanu tahu betul kalau ini berisiko, dia mungkin saja terluka meskipun ledakan yang akan terjadi tidak akan besar. Enam detik. Lima detik. The Worker MachireHeccatle ¢ Pat Empat detik. Tiga detik. Dua detik. Laki-laki itu memundurkan kursinya, sekitar dua meter dari meja tempat laptop milik Bima Fuad terletak. Satu detik. Semua orang terdiam di tempat mereka. Tidak ada ledakan, mereka tahu, bahkan setelah beberapa detik berlalu. Ttet tteret ttetet .... You Jose. You lose. You lose. , “Oh, shit Dari layar laptop tersebut, kata perkata muncul, membuat sebuah kalimat peringatan untuknya. INI PERINGATAN KEDUA!!! JANGAN PERNAH SENTUH MILIKKU!!! AKU BISA SAJA MENGHANCURKAN PERUSAHAAN BESARMU!!! The Worker AHeceatl i: Pat Kemal Keanu kembali ke ruangannya setelah membahas penyerangan Aacker ini dengan Bima. Memang, mereka bisa bernapas lega karena kejadian tadi hanya peringatan dan semua data penting di laptop itu tidak hilang, tapi mereka tetap harus ‘waspada. Dengan gerakan cepat, Keanu menghubungi seseorang yang ia yakin bisa membantunya dalam hal seperti ini. “Gue butuh bantuan lo.” “Apa?” Suara cempreng Sintia terdengar dari ujung telepon. Teman satu universitasnya ini memang menggeluti dunia maya sejak di bangku SMA. Itu sebabnya Keanu menghubunginya, karena ia tahu kalau Sintia pasti bisa membantunya. “Laptop pekerja gue direntas.” “Lalu? Masih dengan suara cemprengnya, dia menjawab tak acuh. “Cari siapa dia dan darimana dia berasal? Juga tujuannya merentas laptop itu. Jangan lupa apa yang dia ambil dari sana.” Hening. “Woooiii!’ teriaknya makin cempreng. “Lo pikir hacker di dunia ini bisa dihitung dengan jari? Banyak tahu! The Worker MachireHeceatl i: Pat “Lo gak perlu berteriak, gue masih bisa dengar, Pendek.” “Wah! Gue terima pujianmu, Tuan. Udah, ceritakan kronologisnya.” Oh, my god! Tuhan! Ini hari apa? Umurnya pasti berkurang sepuluh tahun lebih cepat karena kejadian hari ini. Kemal Keanu tidak sanggup menghitung berapa banyak masalah yang ia dapat sekarang. Berawal dari laptop Bima, pembatalan penandatanganan kerja sama dengan Castla Group, pengunduran pembukaan Ccinemas&pictures. Lalu sekarang, di depannya ada Shaka Luthfan. Laki-laki bedebah yang udah mencuri semua sikap manis Kesha dari Keanu. “Ada apa?” ucapnya tanpa berbelit-belit. “Ada apa? Bukannya Pak Keanu mau mengatakan sesuatu padaku?” Shaka Luthfan menjawab dengan nada terlalu santai dan berhasil membuat Keanu menyipitkan mata, sinis. “Oke! Jauhi Kesha! Aku tidak suka kalau kamu berdekatan dengan istriku.” Shaka menyunggingkan senyum keparatnya, kemudian berkata, “Ternyata Pak Keanu tidak tahu apa-apa.” The Worker MachireHeceatl i: Pat Dia berdiri dan sedikit menunduk, memberi hormat layaknya bawahan kepada atasan. “Mau tahu, apa yang dikatakan istei Anda saat pertama kali bertemu denganku?” Keanu diam. Tak menjawab sedikit pun, tapi Shaka tahu, jika atasannya ini penasaran setengah mati. Dia kembali mengangkat badannya untuk berbisik pelan pada Keanu, “Nyaman itu ketika tidak ada yang perlu ditakutkan dan ketakutan itu tidak perlu dipikirkan.” The Worker MachireSata heluanga tu duduk di ruang keluarga setelah acara makan malam. Hal yang sangat ditekankan oleh Bu Emelin dan menjadi kewajiban mereka selama beberapa minggu tinggal di ruma Pak Haikal. “Bagaimana dengan tender proyek terbaru di Manila?” tanya Pak Haikal. Memang dia sudah melepas semua pekerjaan kantornya, tapi dia masih merasa wajib mengetahui bagaimana perusahaannya berjalan saat ini. “Aku rasa akan susah,” jawab Keanu seadanya. Tender kali ini terasa berat untuk dimenangkan, ada satu perusahaan yang kemungkinan besar menjadi penghalang KJ Group dengan proyek ini. Kesha meletakkan teh yang baru dibuatnya dari dapur ke hadapan keluarga Kemal. Menyuguhkannya satu per satu dengan tata karma yang baik, lalu ikut duduk di samping Kemal Keanu. ee, ' The Worker Machine : 128 2
You might also like
Arletta by Mursal Fahrezi
PDF
No ratings yet
Arletta by Mursal Fahrezi
233 pages
Sepuluh Kegilaan Fatan by Tarry Thelittle
PDF
No ratings yet
Sepuluh Kegilaan Fatan by Tarry Thelittle
153 pages
Married by Accident by Gege Hesty PDF
PDF
No ratings yet
Married by Accident by Gege Hesty PDF
459 pages
Ally Jane - Fated To Meet You
PDF
No ratings yet
Ally Jane - Fated To Meet You
328 pages
(Candys) Fake Boy Friend - A. Vannie
PDF
No ratings yet
(Candys) Fake Boy Friend - A. Vannie
324 pages
Irresistible PDF
PDF
No ratings yet
Irresistible PDF
322 pages
Amelia by Fiachea
PDF
No ratings yet
Amelia by Fiachea
517 pages
Annika Harumy - Only You 1 (When We Meet Again)
PDF
No ratings yet
Annika Harumy - Only You 1 (When We Meet Again)
520 pages
Game of Love - Babydoll
PDF
0% (2)
Game of Love - Babydoll
136 pages
Black Circle With My Husband by Shineamanda
PDF
0% (1)
Black Circle With My Husband by Shineamanda
367 pages
Attention of Love by Nda Quilla PDF
PDF
No ratings yet
Attention of Love by Nda Quilla PDF
490 pages
Tracionera
PDF
No ratings yet
Tracionera
293 pages
(Candys) The Fault Irony of Lif - Unknown
PDF
No ratings yet
(Candys) The Fault Irony of Lif - Unknown
346 pages
Wedding Crasher by Astrid Zeng
PDF
No ratings yet
Wedding Crasher by Astrid Zeng
380 pages
Rachmah Wahyu - Unrequited Love
PDF
No ratings yet
Rachmah Wahyu - Unrequited Love
214 pages
My Bastard Boss by Ikesweetdevil
PDF
No ratings yet
My Bastard Boss by Ikesweetdevil
395 pages
ZEB - Miss Lemot & MR Perfect
PDF
No ratings yet
ZEB - Miss Lemot & MR Perfect
242 pages
Eyes by Vitri Nurhayani
PDF
No ratings yet
Eyes by Vitri Nurhayani
242 pages
MR Psychopath PDF
PDF
No ratings yet
MR Psychopath PDF
151 pages
(Not) A Perfect Life
PDF
No ratings yet
(Not) A Perfect Life
447 pages
Miss Courageous Reporter
PDF
No ratings yet
Miss Courageous Reporter
249 pages
Boy Bad 1234
PDF
No ratings yet
Boy Bad 1234
340 pages
Marionette by Michelliawang PDF
PDF
No ratings yet
Marionette by Michelliawang PDF
343 pages
Dokter Kutub by Nona Hujan PDF
PDF
No ratings yet
Dokter Kutub by Nona Hujan PDF
241 pages
Miss Cilla - Miss Shopaholic
PDF
No ratings yet
Miss Cilla - Miss Shopaholic
402 pages
WWW - Gudangebook.store - Cinta Tanpa Batas by Queen Carol
PDF
50% (2)
WWW - Gudangebook.store - Cinta Tanpa Batas by Queen Carol
208 pages
Beautiful Dominant by Irma Handayani
PDF
No ratings yet
Beautiful Dominant by Irma Handayani
201 pages
(DP) Aprilia Bahri - Prestigiu PDF
PDF
No ratings yet
(DP) Aprilia Bahri - Prestigiu PDF
208 pages
Artha PDF
PDF
No ratings yet
Artha PDF
382 pages
Dirty Rich Obsession by Tilly D PDF
PDF
No ratings yet
Dirty Rich Obsession by Tilly D PDF
558 pages
(Faabay) Pramesti Luvi - Partikel Jodoh PDF
PDF
No ratings yet
(Faabay) Pramesti Luvi - Partikel Jodoh PDF
330 pages
Hello Love
PDF
No ratings yet
Hello Love
353 pages
Khureen Nattasha by Avicennav
PDF
No ratings yet
Khureen Nattasha by Avicennav
98 pages
Acc, Pak! by Rara Rachel
PDF
100% (1)
Acc, Pak! by Rara Rachel
292 pages
My Lovely Things by Nurshani
PDF
No ratings yet
My Lovely Things by Nurshani
494 pages
Lizuka Myori Living With The Devilpdf PDF Free
PDF
No ratings yet
Lizuka Myori Living With The Devilpdf PDF Free
508 pages
A Scent of Love in London by Indah Hanaco
PDF
100% (2)
A Scent of Love in London by Indah Hanaco
378 pages
Aidah Harisah - My Nerd Girl
PDF
No ratings yet
Aidah Harisah - My Nerd Girl
452 pages
Mozachiko PDF
PDF
No ratings yet
Mozachiko PDF
333 pages
Genggaman Terakhirmu by Novilieana
PDF
No ratings yet
Genggaman Terakhirmu by Novilieana
325 pages
Priya Agustini - Married With Bastard CEO
PDF
No ratings yet
Priya Agustini - Married With Bastard CEO
653 pages
Gio by Avana Lexie
PDF
No ratings yet
Gio by Avana Lexie
509 pages
Someday Happy by Opohcool
PDF
0% (1)
Someday Happy by Opohcool
479 pages
Larasaty Laras - Tinderology
PDF
No ratings yet
Larasaty Laras - Tinderology
354 pages
Perkara Bulu Mata by Nina Addison PDF
PDF
100% (1)
Perkara Bulu Mata by Nina Addison PDF
299 pages
Istri Pilihan Allah by Dea Yulianti
PDF
100% (3)
Istri Pilihan Allah by Dea Yulianti
271 pages
(DP) LianFand - Substitute Bride
PDF
0% (1)
(DP) LianFand - Substitute Bride
40 pages
Boykiller vs Ladykiller - Puspita Ratnawati
PDF
No ratings yet
Boykiller vs Ladykiller - Puspita Ratnawati
282 pages
Mikas4 Twist of Fate
PDF
No ratings yet
Mikas4 Twist of Fate
540 pages
PO2310 - Safira
PDF
No ratings yet
PO2310 - Safira
266 pages
Aisyah by Elfira
PDF
No ratings yet
Aisyah by Elfira
317 pages
Dokter Kutub by Nona Hujan
PDF
No ratings yet
Dokter Kutub by Nona Hujan
241 pages
Dusta by Vintari
PDF
No ratings yet
Dusta by Vintari
421 pages
Hello To My Ex PDF
PDF
100% (2)
Hello To My Ex PDF
300 pages
(RBE) Tarry Thelittle - Gusti Bagus Fadilah Kusumo PDF
PDF
No ratings yet
(RBE) Tarry Thelittle - Gusti Bagus Fadilah Kusumo PDF
167 pages
Sekertaris Mapala Windy Joanapdf PDF Free
PDF
No ratings yet
Sekertaris Mapala Windy Joanapdf PDF Free
244 pages
ZEB - New York After The Rain - Vira Safitri
PDF
No ratings yet
ZEB - New York After The Rain - Vira Safitri
292 pages
Storiadeniar - Mas Mantan
PDF
No ratings yet
Storiadeniar - Mas Mantan
296 pages
SSST Bastard! by Nicky Pitaloka
PDF
No ratings yet
SSST Bastard! by Nicky Pitaloka
375 pages
Oh My Savior
PDF
No ratings yet
Oh My Savior
38 pages