0% found this document useful (0 votes)
45 views

7503 21746 1 PB

This document provides an analysis of the character Andrea in the 2006 American film The Devil Wears Prada. The analysis uses a qualitative descriptive method and humanistic approach. The results show that Andrea is an ordinary woman without strong fashion sense, but she is smart and humble. Although she faced difficulties working for her demanding boss Miranda Priestly at first, Andrea was able to adapt to the office culture. In the end, she got the journalism job she dreamed of at a major company. The document also includes definitions and perspectives on literary works and novels from several scholars.
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
45 views

7503 21746 1 PB

This document provides an analysis of the character Andrea in the 2006 American film The Devil Wears Prada. The analysis uses a qualitative descriptive method and humanistic approach. The results show that Andrea is an ordinary woman without strong fashion sense, but she is smart and humble. Although she faced difficulties working for her demanding boss Miranda Priestly at first, Andrea was able to adapt to the office culture. In the end, she got the journalism job she dreamed of at a major company. The document also includes definitions and perspectives on literary works and novels from several scholars.
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 8

Wanastra : Jurnal Bahasa dan Sastra

Volume 12 No. 1 Maret 2020


P-ISSN 2086-6151 E-ISSN 2579-3438
https://doi.org/10.31294/w.v12i1

Analisa Karakter Tokoh Andrea Dalam Film The Devil Wears Prada
Berdasarkan Pendekatan Humanistik

Sri Mulyati

Universitas Bina Sarana Informatika


[email protected]

Diterima Direvisi Disetujui


19-01-2020 27-02-2020 28-02-2020

Abstrack – The writer analyzed a film entitled “The devil Wears Prada”. It is an American film drama
comedy,2006, which is based on a novel by Lauren Weisberger, 2003, and the same title as the novel. This film
tells about a woman editor chief in a big magazine fashion company and how her relationship with her personal
assistant. The main actresses in this film are Miranda Priestley as an editor chief in fashion magazine,Runway,
and Andrea “Andy”sach, is an ordinary woman who is not fashionable, as a personal asistant of Miranda
Priestly. However, in this analysis the writer only focuses on Andrea’s character figure, as a personal asistant
of the company. This analysis uses qualitative descriptive method that reveals the whole messages of the film
and humanistic approach to analyse Andrea’s character figure. The result of the analysis shows that Andrea is a
simple woman who has no a good sense of style fashion but she a smart and humble woman. Although at the
beginning of working Andrea encountered many difficulties which came both from her chief itself or her
colleagues, but, in the end, Andrea can adjust to the culture and understand what needs to be done in her office’s
environtment. So, finally, she got the job she dreamed,that is as a journalist in a big company.

Keywords: film, fashion, career women

Abstrak - Penulis menganalisis sebuah film berjudul "The devil Wears Prada". Ini adalah komedi drama film
Amerika, 2006, yang didasarkan pada novel karya Lauren Weisberger, 2003, dan judul yang sama dengan novel
tersebut. Film ini bercerita tentang seorang pemimpin redaksi wanita di sebuah perusahaan mode majalah
besar dan bagaimana hubungannya dengan asisten pribadinya. Pemain utama dalam film ini adalah Miranda
Priestley sebagai kepala editor di majalah fashion, Runway, dan Andrea "Andy" sach, adalah seorang wanita
biasa yang tidak modis, sebagai asisten pribadi Miranda Priestly. Namun, dalam analisis ini penulis hanya
fokus pada karakter tokoh Andrea, sebagai asisten pribadi perusahaan tersebut. Analisis ini menggunakan
metode deskriptif kualitatif yang mengungkapkan seluruh pesan dalam film dan pendekatan humanistik untuk
menganalisis tokoh karakter Andrea. Hasil analisis menunjukkan bahwa Andrea adalah wanita sederhana yang
tidak memiliki selera gaya busana yang baik tetapi dia wanita yang cerdas dan rendah hati. Meskipun pada
awal bekerja Andrea menghadapi banyak kesulitan yang datang baik dari pimpinannya sendiri atau rekan-
rekannya, tetapi, pada akhirnya, Andrea dapat menyesuaikan diri dengan budaya dan memahami apa yang
perlu dilakukan di lingkungan kantornya. Jadi, akhirnya, ia mendapatkan pekerjaan yang ia impikan, yaitu
sebagai jurnalis di sebuah perusahaan besar.

Kata kunci: film, mode, wanita karir

PENDAHULUAN Hubungan antara pembaca dan pengarang,


karya sastra memiliki peran yang berbeda. Selain
Karya sastra adalah suatu media yang berperan sebagai proses transfer informasi dari
digunakan oleh pengarang untuk menyampaikan pengarang ke pembaca, karya sastra juga berperan
ide, pemikiran, saran, dan pengalaman pengarang sebagai teks yang diciptakan oleh pengarang
yang disampaikan kepada pembaca. sebagai teks yang diresapi oleh pembaca.
Karya sastra merupakan ungkapan ide, Jenis karya sastra diantaranya adalah;
saran, pengalaman dan pendapat, serta perasaan prosa, novel, novela, dongeng, drama, puisi, lirik,
pengarang dalam bentuk yang imajinatif. Karya dan film. Berikut beberapa pendapat mengenai
sastra berupa cerminan kenyataan yang dikemas karya sastra.
secara estetis melalui media bahasa yang di
sampaikan dengan cara komunikatif untuk Menurut Sumardjo & Saini (1997: 3)
menyampaikan maksud penulis dengan tujuan berpendapat bahwa Sastra adalah ungkapan pribadi
memberikan nilai keindahan kepada pembaca atau manusia yang berupa pengalaman, pemikiran,
penonton. perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu

http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/wanastra/ 50
Wanastra : Jurnal Bahasa dan Sastra, Volume 12 No. 1 Maret 2020
P-ISSN 2086-6151 E-ISSN 2579-3438

bentuk gambaran konkret yang membangkitkan yang berbentuk tulisan yang menceritakan
pesona dengan alat bahasa. pengalaman kehidupan seseorang atau beberapa
orang tokoh dan diceritakan dengan gaya
Berdasarkan definisi di atas dapat pengarang, serta menonjolkan karakter dari setiap
disimpulkan bahwa karya sastra adalah ungkapan tokoh novel tersebut. Tujuannya adalah untuk
isi hati atau pikiran pengarang tentang fakta dalam menghibur dan memberikan nilai-nilai positif
hidupnya yang disajikan dalam bentuk ciptaan kehidupan bagi pembaca.
yang menarik perhatian pembaca dan atau
penonton. Menurut Nurgiyanto, Novel merupakan
bentuk karya fiksi yang dibangun oleh unsur-unsur
Menurut Mursal Esten (Esten, 1978: 9) pembangun. Yakni unsur intrinsic dan ekstrinsik. (
berpendapat bahwa Sastra adalah pengungkapan Nurgianto, 2010:10).
dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi
kehidupan manusia dan masyarakat umumnya, Berdasarkan definisi di atas maka dapat
melalui bahasa sebagai medium dan memiliki efek disimpulkan bahwa novel adalah bentuk karya
positif terhadap kehidupan manusia. berdasarkan pengalaman yang tidak nyata yang
memiliki unsur intrinsik dan ekstrinsik.
Berdasarkan definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa karya sastra adalah ungkapan Pendapat menurut Tarigan, Novel atau
isi hati atau pikiran pengarang yang berupa fakta sering disebut dengan roman adalah suatu cerita
hidupnya dan atau karangan pengarang tetapi prosa yang fiktif dalam panjang yang tertentu yang
mengandung nilai positif bagi pembaca. melukiskan para tokoh, gerak serta dengan nyata
yang representative dalam suatu alur atau suatu
Menurut Terry Eagleton, Sastra keadaan yang agak kacau atau agak kusut. Novel
merupakan karya tulisan indah (belle letters) yang mempunyai ciri bergantung pada tokoh,
mencatatkan sesuatu dalam bentuk bahasa yang menyajikan lebih dari satu impresi, lebih dari satu
dipadatkan, didalamkan, dibelitkan, efek, dan lebih dari satu emosi. (Tarigan,
dipanjangpendekan dan diputarbalikan, dijadikan 1991:164-165).
ganjil atau cara penggubahan estetis lainnya
melalui alat bahasa (Eagleton, 2010: 4). Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa novel adalah suatu karya yang
Berdasarkan definisi di atas dapat berbentuk tulisan panjang berisi tentang kisah yang
disimpulkan bahwa karya sastra adalah suatu tidak nyata dengan alur cerita yang tidak beraturan
ciptaan berbentuk tulisan yang isinya menarik dan memiliki kesan dari suatu kejadian atau luapan
perhatian pembaca yang isinya diolah sedemikian emosioanl pengarang.
rupa supaya menarik perhatian pembaca.
Menurut Nurgiantoro, Novel merupakan
Kemudian, menurut Atar Semi, karya jenis dari genre prosa dalam karya sastra. Prosa
sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni dalam pengertian kesusastraan juga disebut sebagai
kreatif yang objeknya (atau subjeknya) adalah fiksi. Karya fiksi menyaran pada suatu karya sastra
manusia dan kehidupannya dengan menggunakan yang menceritakan sesuatu yang bersifat rekaan,
bahasa sebagai medium (1988: 8 ). khayalan, sesuatu yang tidak adadan terjadi
sungguh-sungguh sehingga tidak perlu dicari
Berdasarkan definisi di atas dapat kebenaran pada dunia nyata. (Nurgiantoro, 1991:2).
disimpulkan bahwa karya sastra adalah suatu media
yang diciptakan berdasar pemikiran kreatif Berdasarkan definisi di atas novel adalah
pengarang dengan objek mnusia dan menggunakan karya jenis prosa fiksi yang menyajikn cerita yang
bahasa. tidak nyata atau khayalan si pengarang.
Serta menurut Panuti Sudjiman, Sastra Berikutnya adalah karya sastra bentuk
merupakan karya lisan atau tulisan yang memiliki film. Menurut Effendy, Film adalah salah satu
berbagai ciri keunggulan seperti keorisinalan, bentuk karya sastra yang digunakan sebagai media
keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapanya komunikasi yang bersifat media audio visual untuk
(1990 : 68). menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok
orang yang berkumpul di suatu tempt tertentu.
Berdasarkan definisi di atas dapat (Effendy,1986,134).
disimpulkan bahwa karya sastra adalah suatu
cipataan dalm bentuk lisan atau tulisan yang masin- Berdasarkan definisi di atas dapat
masing memiliki berbagai daya tarik berupa disimpulkan bahwa film adalah karya yang
keindahan penyusunan dan isinya. berbetuk gambar bersuara untuk menyampaikan
suatu pesan si pengarang kepada sekelompok orang
Di sisi lain, Novel merupakan karya sastra

http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/wanastra/ 51
Wanastra : Jurnal Bahasa dan Sastra, Volume 12 No. 1 Maret 2020
P-ISSN 2086-6151 E-ISSN 2579-3438

yang berkumpul di suatu tempt tertentu. Berdasarkan definisi di atas dapat


disimpulakan bahwa metode qualitatif adalah
Menurut Lev Kuleslov, film adalah pandangan manusia melalui pengamatan agar
melakukan eksperimen dengan mengedit rekaman mendapatkan fakta setelah pengamatan, kemudian
bersama-sama dengan cara yang berbeda untuk dilakukan pengumpulan laporan data, dan
menetukan dampak pada penonton. Hal itu melakukan analisa data.
menunjukkan bahwa penonton menjadi penentu
hubungan dari bidikan satu ke bidikan yang 2. Analisis Data
lainnya. (Lev Kuleshov, 1899).
Dalam dunia sastra ada beberapa
Berdasarkan definisi di atas maka dapat pendekatan sastra yang digunakan untuk menganalisa
disimpulkan bahwa film adalah hasil eksperimen karya-karya sastra tersebut. Diantaranya adalah
dengan cara yang berbeda untuk mendapatkan daya pendekatan sosiologi dan psikologi sastra.
tarik penonton. Penonton merupakan penentu hasil
karya yang diciptakan. Makin banyak penonton, Dari kedua pendekatan tersebut dibagi ke
maka makin bagus kualitas karya tersebut. dalam beberapa fase pendekatan di antaranya
pendekatan psikologi humanistik atau dikenal juga
Kemudian menurut Sergei Eisenstein, sebagai pendekatan kemanusiaan atau kepribadian
Potensi tertinggi pada dalam pengeditan terletak (manusia).
pada tabrakan gambar yang berbeda untuk
menghasilkan ide-ide baru. (Sergei Eisenstein, Dalam penelitian ini penulis menggunakan
1918). pendekatan humanistik. Pendekatan humanistik
adalah pendekatan yang multifase terhadap
Berdasarkan definisi di atas dapat pengalaman dan tingkah laku manusia yang
disimpulakn bahwa film adalah sekumpulan memusatkan perhatian pada keunikan dan aktualisasi
gambar bersuara yang berbeda dan berurutan yang diri manusia. Pendekatan humanistik merupakan
berisi ide-ide baru dari si pengarang. kajian yang memandang karya sastra sebagai aktifitas
kejiwaan. Artinya karya sastra tidak lepas dari
Objek penelitian ini adalah film adaptasi, kehidupan yang menggambarkan berbagai rangkaian
yaitu film The Devil Wears Prada. Dalam film ini kepribadian manusia.
penulis fokus pada karakter tokoh Andrea, asisten
pribadi pimpinan editor majalah fashion, Runway, Tujuan dari penggunaan pendekatan ini
Miranda Priestly. adalah untuk memberikan sebuah gambaran dari
kondisi dalam sebuah situasi secara sistematis,
Fungsi dari penelitian ini adalah penulis akurat, dan aktual, sehingga akan mempermudah
ingin menambah pengetahuan terkait dunia sastra memahami isi dari gambaran setiap karakter terutama
terutama karya transformasi dari bentuk novel karakter tokoh Andrea dalam film The Devil Wears
menjadi bentuk film, serta menjadikannya sebagai Prada.
sumber ilmu pengetahuan tambahan bagi pembaca
terutama di bidang karya sastra berbentuk film.

HASIL DAN PEMBAHASAN

METODOLOGI PENELITIAN 1. Adaptasi karya sastra

1. Pendekatan Penelitian Adaptasi karya sastra adalah sebagai suatu


proses "penerjemahan" suatu karya sastra ke dalam
Dalam melakukan penelitian penulis media yang berbeda, contohnya dari novel menjadi
menggunakan metode kualitatif deskriptif. metode ini drama atau film. Akan tetapi, tak menutup
memberikan gambaran dan menyediakan kemungkinan bahwa adaptasi juga dapat dilakukan
anggapan/dugaan sementara dan prosedur yang ke dalam media yang sama, seperti dari novel ke
digunakan secara detail. Metode kualitatif adalah novel.
metode penelitian yang tidak menggunakan data
statistik. Di negri ini sudah banyak film hasil adaptasi
dari novel, di antaranya adalah : Antologi Rasa,
“Metode qualitatif adalah metode ilmu Dilan 1991, Bumi Manusia, Wedding Agreement,
manusia dan sosial yang menawarkan beberapa dan Twivortiare.
tradisi. Tradisi-tradisi ini mungkin jenis metode
untuk mengumpulkan data analisa, dan laporan 2. Ekranisasi
tertulis, atau keseluruhan rancangan yang termasuk
semua fase dalam proses penelitian“. (Creswell, Transformasi karya sastra ke dalam bentuk
1944) film disebut ekranisasi. Istilah ini berasal dari bahasa

http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/wanastra/ 52
Wanastra : Jurnal Bahasa dan Sastra, Volume 12 No. 1 Maret 2020
P-ISSN 2086-6151 E-ISSN 2579-3438

Prancis, ecran, yang berarti layar. Selain ekranisasi singkat. Ketika menonton film, penonton seakan-
yang menyatakan proses transformasi dari karya akan dapat menembus ruang dan waktu. Film bahkan
sastra ke film disebut filmisasi. dapat mempengaruhi penonton.

Eneste menyebutkan bahwa sebuah Pesan film pada komunikasi massa dapat
ekranisasi adalah suatu proses pelayarputihan atau berbentuk apa saja tergantung dari misi film tersebut.
pemindahan atau pengangkatan sebuah novel ke Tetapi umumnya sebuah film dapat mencakup
dalam film. (Eneste, 1991). berbagai pesan, baik itu pesan pendidikan, hiburan
dan atau informasi. Pesan dalam film adalah
Berdasarkan definisi di atas dapat menggunakan mekanisme lambang-lambang
disimpulkan bahwa ekranisasi adalah proses (gambar) yang ada pada pikiran manusia berupa
pemindahan atau pengalihan wahana dari bentuk pesan, suara, perkataan, dan percakapan.
novel kedalam bentuk film. Dengan kata lain,
ekranisasi adalah bentuk pengadaptasian karya sastra Film “The Devil Wears Prada” adalah
tulis ke dalam bentuk gambar bersuara.. salah satu hasil proses adaptasi karya sastra novel
menjadi bentuk film. Film ini adalah film drama
Selanjutnya, menurut Nurgiyantoro komedi Amerika tahun 2006, yang dibuat
mengemukakan, transformasi adalah perubahan suatu berdasarkan novel Lauren Weisberger tahun 2003,
hal atau keadaan. Bentuk perubahan, ada kalanya dengan nama yang sama. Film ini menceritakan
berubah kata, kalimat, struktur, dan isi karya sastra tentang sosok pemimpin wanita sebuah perusahaan
(novel) itu sendiri. Selain itu transformasi juga bisa majalah fashion mode terkemuka di Paris dan
dikatakan, pemindahan atau pertukaran suatu bentuk bagaimana hubungannya dengan salah satu asisten
ke bentuk lain, yang dapat menghilangkan, pribadinya, Andrea, serta menggambarkan
memindahkan, menambah, atau mengganti unsur perjuangan hidupnya.
seperti transformasi novel ke film. (Nurgiyantoro,
2007:18) 3. Pendekatan Humanistik

Bermacam-macam alasan mendasari proses Humanistik adalah pendekatan yang


transformasi dari novel ke film. Alasan-alasan multifase terhadap pengalaman dan tingkah laku
tersebut antara lain karena sebuah novel sudah manusia yang memusatkan perhatian pada keunikan
terkenal, sehingga masyarakat pada umumnya sudah dan aktualisasi diri manusia. Pendekatan humanistik
tak asing lagi dengan cerita novel itu. Pada akhirnya, merupakan kajian yang memandang karya sastra
ketidakasingan tersebut mendukung aspek komersil. sebagai aktifitas kejiwaan. Artinya karya sastra tidak
Alasan terakhir adalah karena ide cerita novel lepas dari kehidupan yang menggambarkan berbagai
dianggap bagus oleh masyarakat dan penulis skenario rangkaian kepribadian manusia.
film. Munculnya fenomena pengadaptasian novel ke
bentuk film merupakan perubahan substansi dari Menurut Koeswara, Manusia menurut
wacana yang memunculkan istilah ekranisasi. eksistensialisme adalah hal yang mengada-dalam
dunia (being-in-the-world), dan menyadari penuh
Ekranisasi disebut juga sebai alih wahana. akan keberadaannya (Koeswara, 2001 : 113).
Menurut Damono, Alih wahana adalah perubahan
dari satu jenis kesenian ke jenis kesenian lain. Karya Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan
sastra tidak hanya bisa diterjemahkan yakni dialihkan bahwa manusia adalah makhluk yang menyadari
dari satu bahasa ke bahasa lain, tetapi juga keberadaannya di dunia ini. Manuisa memahami apa
dialihwahanakan, yakni diubah menjadi jenis yang harus dilakukan dalam hidup ini sebagai bagian
kesenian lain. Kegiatan di bidang ini akan dari perjuangannya untuk melalui hidup.
menyadarkan kita bahwa sastra dapat bergerak
kesana kemari, berubahubah unsur-unsurnya agar Menurut Arthur W. Combs menjelaskan
bisa sesuai dengan wahananya yang baru (Damono, bagaimana persepsi dalam memandang tingkah laku.
2005:96). Untuk mengerti tingkah laku manusia, yang penting
adalah mengerti bagaimana dunia ini dilihat dari
Dengan kata lain, alih wahana adalah sudut pandangnya.( Arthur Combs 1912-1999).
pemindahan media dari media tulis berupa novel ke
dalam media gambar bersuara yang berbeda-beda. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan
bahwa salah satu dari pandangan humanistik
Sebagian besar karya film merupakan mengenai perasaan, persepsi, kepercayaan, dan
bentuk adaptasi dari sebuah novel. Film dianggap tujuan tingkah laku da ri dalam yang membuat
sebagai media komunikasi yang ampuh terhadap orang berbeda dengan orang lain. Untuk mengerti
masyarakat yang menjadi sasarannya, karena sifatnya orang lain, yang penting adalah melihat dunia
yang audio visual, yaitu gambar dan suara yang sebagai yang dia lihat, dan untuk menentukan
hidup. Film mampu bercerita banyak dalam waktu

http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/wanastra/ 53
Wanastra : Jurnal Bahasa dan Sastra, Volume 12 No. 1 Maret 2020
P-ISSN 2086-6151 E-ISSN 2579-3438

bagaimana orang berpikir, merasa tentang dia atau c. Pendekatan humanistik menawarkan metode
tentang dunianya. yang lebih luas akan kaidah-kaidah yang lebih
efektif.
Perilaku manusia seperti perasaan, persepsi,
keyakinan, dan maksud, menyebabkan seseorang 4. Penemuan Data
berbeda dengan orang lain. Untuk memahami orang
lain, kita harus melihat dunia orang lain seperti ia Pada bagian ini penulis menjelaskan
merasa dan berpikir tentang dirinya. penemuan data menggunakan tabel yang
menggambarkaan hasil analisa karakter Andrea, dari
Menurut Abraham H. Maslow (1908-1970), fase pertamakali ia memulai kerja sampai akhir fase
menyatakan manusia adalah suatu ketunggalan yang di Runway, Paris.
mengalami, menghayati, dan pada dasarnya aktif,
punya tujuan serta punya harga diri. Selain itu Hidup adalah perjuangan dan bekerja adalah
manusia juga harus di pandang dengan penghargaan salah satu bentuk perjuangan itu. Tetapi terkadang
yang tinggi terhadap harga dirinya, perkembangan pekerjaan yang sudah didapatkan tidak sesuai dengan
pribadinya, perbedaan individualnya dan dari sudut yang diharapkan. Banyak ketidakcocokkan antara
pandang kemanusiaan nya itu sendiri. (Abraham H. kualifikasi dengan deskripsi tugas kerja, dan atau
Maslow 1908-1970). mungkin masalah tidak cocok dengan budaya
organisasi di tempat kerja. Selain itu, seringkali
Dari teori pendekatan tersebut dapat terjadi kasus tentang senior yang sepertinya selalu
disimpulkan bahwa manusia mempunyai naluri- membenci yunior setiap hari. Kondisi seperti ini yang
naluri dasar yang menjadi nyata sebagai kebutuhan. paling sering membuat karyawan mudah berkecil hati
kebutuhan tersebut adalah: kebutuhan fisik/biologis, terutama karyawan baru, bahkan dapat menurunkan
kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan rasa prestasi kerja karyawan tersebut.
dimiliki dan cinta, kebutuhan akan penghagaan dan
hargadiri, kebutuhan aktualisasi atau perwujudan diri, Setiap organisasi atau perusahaan harus
serta kebutuhan estetik. memiliki seorang pemimpin dan memiliki satu atau
lebih asisten pribadi. Pemimpin adalah wakil
Berikutnya pendekatan menurut Carl Roger pengusaha dan berkuasa dalam segala hal yang
; Pendekatan humanistik didasarkan pada suatu “daya berkenaan dengan pengelolaan perusahaan yang
hidup” yang disebut kecenderungan aktualisasi. dipimpinnya. Pimpinan bertanggungjawab penuh atas
Kecenderungan aktualisasi tersebut diartikan sebagai maju mundurnya perusahaan. Pemimpin merupakan
motivasi yang menyatu dalam setiap diri makhluk salah satu komponen penting sebuah perusahaan.
hidup dan bertujuan mengembangkan seluruh
potensinya semaksimal mungkin.(Carl Roger,1902 – Keberadaan seorang pemimpin penting
1987). karena untuk mengkoordinir jalannnya suatu
organisasi atau perusahaan, berdasarkan visi misi
Berdasar teori tersebut dapat disimpulkan yang telah ditetapkan. Dan kemampun dalam
bahwa makhluk hidup bukan hanya bertujuan memimpin merupakan syarat penting yang haus
bertahan hidup saja, tetapi ingin memperoleh apa dimiliki tiap pimpinan.
yang terbaik bagi keberadaannya dan
mengembangkan semua potensi dan kemampuan Kesuksesan sebuah organisasi sangat
yang ada pada diri makhluk hidup tersebut. ditentukan oleh pimpinan dalam memimpin
perusahaan atau organisasinya. Ibarat kapal
Di sisi lain, Humanisme adalah sebuah layar,seorang pemimpin adalah nahkoda kapal yang
pemikiran filsafat yang mengedepankan nilai dan akan membawa kemana kapalnya hendak berlayar, ia
kedudukan manusia serta menjadikannya sebagai harus bisa menjadi pengontrol dalam perusahaan
kriteria dalam segala hal. atau organisasi. Seorang pemimpin harus mampu
mengarahkan dan bersikap tegas pada bawahannya
Pendekatan humanistik dapat dimengerti dalam memimpin dan memberikan contoh panutan
dari tiga ciri utama, yaitu : yang baik supaya arah tujuan majunya perusahaan
atau organisasi,yang akan dicapai jelas terkoordinir
a. Pendekatan humanistik menawarkan satu nilai dan sukses tercapai.
yang baru sebagai pendekatan untuk memahami
sifat dan keadaan manusia. Namun terkadang ada pimpinan sebuah
organisasi atau perusahaan yang memiliki sifat sinis,
b. Pendekatan humanistik menawarkan dan sadis kepada bawahannya. Memberikan tugas-
pengetahuan yang luas akan kaidah penyelidikan tugas kerja yang tidak masuk akal, tidak sesuai
dalam bidang tingkah laku manusia. dengan kewajiban kerja yang semestinya, serta
emberikan instruksi pada bawahannya dengan

http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/wanastra/ 54
Wanastra : Jurnal Bahasa dan Sastra, Volume 12 No. 1 Maret 2020
P-ISSN 2086-6151 E-ISSN 2579-3438

kalimat bernada marah. Hal seperti ini sering dialami Kemudian Andrea menemui Nigel untuk
oleh sekertaris atau asisten pribadi pimpinan. meminta saran atas apa yang dialaminya. Dengan
saran dari Nigel, Andrea berhasil merubah
Kondisi inilah yang menjadi cerita pada film penampilannya menjadi lebih modis, menarik dan
berjudul The Devil Wears Prada. Hal yang dialami disukai oleh Miranda dan teman-temannya terutama
oleh Andrea, asisten pribadi Miranda Priestley. Latar Emily yang selalu memandang sinis penampilannya.
belakang cerita tentang perubahan kehidupan seorang
perempuan bernama Andrea Sachs yang merupakan Selanjutnya, karakter tokoh-tokoh dalam
jurnalis lulusan Northwestern University. Ia memiliki film The Devil Wears Prada dideskripsikan sebagai
mimpi untuk bekerja di perusahaan publikasi New berikut:
York City. Namun akhirnya memutuskan untuk
mengambil kesempatan sebagai asisten pribadi Andrea, adalah wanita sederhana yang
Miranda Priestly, seorang pemimpin redaksi majalah penuh semangat, pandai bergaul, cerdas dan ramah.
busana “Runway” yang terkenal sadis namun sangat Memiliki keyakinan diri yang tinggi, selalu berfikir
berdedikasi untuk pekerjaannya. positif, baik terhadap atasan , rekan kerja dan bahkan
pekerjaannya yang sering tidak wajar dan tidak
Asisten pribadi seorang pimpinan sesuai dengan posisi jabatannya sebagai asisten
perusahaan atau organisasi yang pada umumnya pribadi Miranda.
disebut sebagai sekertaris juga sangat penting
keberadaannya. Tetapi satu hal yang harus selalu Miranda, adalah seorang pemimpin yang
diingat oleh para pimpinan perusahaan atau otoriter, ambisius, sangat menekankan orientasi pada
organisasi, yaitu bahwa asisten juga hanya manusia tugas-tugas kerja tanpa memperhatikan kebahagiaan
biasa. Jadi tugas-tugas kerja yang dilimpahkan pada karyawannya. Baginya karyawan hanyalah alat untuk
asisten juga harus sesuai dengan deskripsi mencapai tujuannya. serta ia akan melakukan segala
pekerjaannya. Dihargai oleh pimpinannya juga sudah cara demi meningkatkan reputasi Prada di mata
sewajarnya diterima oleh asisten tersebut. dunia. Sering menghina bawahannya secara langsung
dan selalu menunjukkan powernya tanpa mentolelir
Pada dasarnya tugas asisten pimpinan sedikitpun kesalahan yang dilakukan bawahannya.
umumnya adalah membuat jadwal pertemuan - Namun di balik sikapnya yang otoriter, ia memiliki
pertemuan atau penerbangan pimpinannya dan dedikasi yang tinggi pada tugas pekerjaannya.
membuat laporan - laporan kerja. Keberhasilan
seorang pemimpin sangat membutuhkan bantuan Emily, adalah karyawan yang sangat
seorang atau lebih asisten. Pemimpin tidak mungkin berambisi dalam menggapai mimpinya dengan pergi
mengatur semua urusan kerjanya hanya oleh dirinya ke Paris dan mendapatkan pekerjaan di Runway.
sendiri. Baginya pekerjaan adalah sarana untuk selalu tampil
modis dan trendi. Ia akan sangat terlihat disiplin jika
Asisten pribadi pimpinan harus mampu ada Miranda, sehingga dalam melakukan perkerjaan
menyesuaikan diri dengan tugas-tugas kerjanya. cenderung terlihat tegang. Ia juga karyawan yang
Asisten pribadi harus mampu berpikir dan bergerak cerdas dan cukup optimis dalam berpikir.
cepat dan tepat. Karena begitu banyak tugas kerja
yang harus diselesaikan oleh asisten tepat pada Nigel, adalah penasehat Miranda di bidang
waktunya. Apalagi perusahaan atau organisasi tempat fashion. Ia pandai menyesuaikan diri dengan
berkerja adalah sebuah perusahaan atau organisasi keadaan, memiliki standar kerja, serta cukup mampu
yang besar dan terkemuka. memberikan masukan terhadap rekan kerja yang
berkeluh kesah dan memiliki semangat yang tinggi.
Berlatar belakang pendidikan jurnalis dan Namun di balik semua itu, Ia juga sering merasa
tidak memiliki selera fashion baik seperti yang lelah dengan gaya kepemimpinan Miranda, sehingga
menjadi standar bekerja di Runway, Andrea awalnya selalu berkeinginan bahwa suatu hari nanti ia akan
sempat diremehkan, baik oleh Miranda, si pimpinan, lebih baik dari Miranda.
dan asisten utamanya, Emily Charlton, serta Nigel,
perancang busana di kantor itu. Manusia adalah makhluk yang baik dan
dapat dipercaya, yaitu makhluk yang berupaya
Gaya berpakaiannya yang berbeda seratus menjalin hubungan yang bermakna dan konstruktif
delapan puluh derajat dengan semua pegawai di dengan orang lain. Manusia lebih bijak dari pikiran-
Runway membuat rekan-rekan kerjanya heran. pikiran yang disadarinya. Manusia adalah makhluk
Karena mereka tahu posisi Andrea adalah sebagai yang mengalami, yang memikirkan, yang
asisten pemimpin redaksi majalah fashion terkemuka berkehendak, yang merasakan dan yang
di Paris. Meskipun begitu, ia adalah pribadi yang mempertanyakan.
cerdas dan Miranda mampu melihat sisi lain dari
Andrea, yang kemudian membuatnya berubah Kehidupan ada pada saat ini, yaitu lebih dari
pikiran untuk mempekerjakan Andrea. sekedar tingkah laku yang ditentukan oleh peristiwa

http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/wanastra/ 55
Wanastra : Jurnal Bahasa dan Sastra, Volume 12 No. 1 Maret 2020
P-ISSN 2086-6151 E-ISSN 2579-3438

masa lalu, tetapi nilai kehidupan terletak pada saat Kekecewaan Andrea atas sikap Miranda
sekarang, bukan pada masa lalu atau pada saat yang diceritakan pada Nigel, penasehat fashion di Prada.
akan datang. Nigel menaggapi bahwa sikap Andrea berlebihan.
Nigel mengatakan bahwa untuk bekerja di Prada
Gaya kepemimpinan Miranda yang otoriter harus memiliki mental yang lebih tangguh lagi. Sikap
dan sombong, mengakibatkan rasa takut bawahannya Nigel membuat Andrea jadi kembali bersemangat.
setiap saat ada Miranda di kantor. Selain karena Lalu ia meminta Nigel untuk memperbaiki cara
tampang wajahnya yang sinis, juga ia selalu berbusananya dengan harapan Miranda bisa
memberikan tugas-tugas kerja semaunya sendiri menyukainya. Nigel dengan senang hati membantu
tanpa mempertimbangkan perasaan bawahannya. Andrea. Ia memberikan beberapa pasang baju dan
Semua kemauannya harus dikerjakan tanpa sepatu koleksi Prada.
kompromi meskipun ada banyak tugas kerja yang
tidak sesuai. Meskipun suasana kerja di Runway Setelah beberapa waktu berusaha
seperti itu, Andrea selalu berpikir positif dan mengamati, menjalani, dan memahami budaya kerja
menuruti semua perintah Miranda. di Runway, Kemudian ia berniat melakukan
perubahan pada dirinya sesuai budaya kerja di tempat
Namun manusia lebih bijak dari pikiran- ia bekerja. Penampilan Andrea yang mendadak
pikiran yang disadarinya. Manusia adalah makhluk menjadi modis, cukup membuat Miranda terkesima
yang mengalami, memikirkan, berkehendak, dan pandangannya mengembalikan kepercayaan diri
merasakan dan yang mempertanyakan. Kehidupan Andrea.
ada pada saat ini, yaitu lebih dari sekedar tingkah
laku yang ditentukan oleh peristiwa masa lalu, dan Hari demi hari, Andrea semakin sempurna
nilai kehidupan terletak pada saat sekarang, bukan dalam melaksanakan tugas-tugasnya kerjanya.
pada masa lalu atau pada saat yang akan datang. Ambisinya untuk menjadi seorang jurnalis selalu
menjadi semangat utuk bekerja sebaik mungkin.
Manusia adalah makhluk yang bersifat Dengan harapan setelah satu tahun ia akan diterima
subyektif, tingkah laku manusia hanya dapat dimana saja. Sampai pada akhirnya Andrea
dipahami berdasarkan dunia subyektifnya, yaitu menyadarai bahwa ambisinya itu membuatnya
bagaimana individu itu memandang diri dan kehilangan teman-temannya, kekasih dan bahkan
lingkungannya. Hubungan manusiawi yang waktu bersama keluarganya. Idealismenya yang tidak
mendalam merupakan salah satu kebutuhan pokok mau disamakan dengan karakter Miranda,
manusia, meningkatkan hubungan antar pribadi yang membuatnya tanpa berpikir panjang lagi untuk
mendalam memiliki potensi yang sangat besar mengundurkan diri dari Prada. Ia tidak ingin
sebagai sumber kesejahteraan mental manusia. kesibukan kerjanya berpengaruh pada hubungannya
dengan orang-orang yang dicintainya di sekitarnya di
Manusia memiliki kecenderungan kearah kemudian hari. Ia juga ingin mewujudkan cita-
aktualisasi, yaitu kecenderungan untuk bergerak ke citanya sebagai jurnalis.
arah pertumbuhan, kesehatan, penyesuaian,
sosialisasi, realisasi diri, kebebasan dan otonomi. Berikut tabel yang menggambarkan karakter
Andrea.
Awalnya Andrea merasa tidak peduli
dipandang sebelah mata oleh karyawan lainnya yang Tabel 1. Gambaran Karakter Andrea
berkomentar bahwa Miranda salah mempekerjakan
orang untuk menjadi asistannya, karena dia merasa Gambaran karakter Andrea
nyaman dengan penampilannya yang seadanya dan
sama sekali tidak berminat untuk mengubah Tindaka
penampilannya. Namun dia terus-menerus mendapat Keprib Cara Feeling Penga n
tekanan baik oleh karyawan lain maupun dari adian berpiki matan berdasar
Miranda sendiri, yang akhirnya membuat dia ingin r pengala
keluar dari pekerjaan tersebut. man
Menyeles
Tetapi naluri Andrea sebagai manusia yang Sederh Berpiki respons Teliti aikan
ingin diakui keberadaannya muncul. Menghadapai ana & r ive tugas
perlakuan-perlakuan yang tidak menyenangkan, rendah positive kerja
membuat Andrea berpikir untuk segera melakukan hati dengan
perubahan pada dirinya. Ia menyadari bahwa sempurna
kedisiplinan kerja saja tidak cukup bagi seorang Penampil
asisten pimpinannya. Tetapi ia juga harus mengikuti Sopan Percaya Pengert Cermat an
budaya kerja di Runway, yaitu dengan berpakaian diri ian menjadi
modis. fashionab
le

http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/wanastra/ 56
Wanastra : Jurnal Bahasa dan Sastra, Volume 12 No. 1 Maret 2020
P-ISSN 2086-6151 E-ISSN 2579-3438

Penuh Cepat Lebih Gumilar, R. (2009) ‘Hubungan antara persepsi


Supel keyakin tangga Cepat berseman terhadap kepemimpinan wanita dengan disiplin
an p gat kerja’.
Berded
Cerdas Penuh ikasi Tepat Berani Hadipranata, A. F. and Sudardjo, - (1999) ‘Pengaruh
tanggun pada pembentukan kelompok (team building) terhadap
gjawab pekerja etos kerja dan kontribusinya bagi produktivitas kerja
an insani’, Jurnal Psikologi, 26(1), pp. 18–28. doi:
10.22146/JPSI.6996.

KESIMPULAN DAN SARAN Hutchison, C. (no date) ‘Adapting Novel into Film’,
pp. 1–18.
1. Kesimpulan
In, F. and Classroom, T. H. E. (2011) ‘Adaptation
Pada bagian ini penulis menyimpulkan atas From Novel To Film’, pp. 15–21.
hasil penelitian karakter tokoh Andrea dalam film
The Devil wears Prada; pertama, karakter tokoh Iversi, U. N. and Press, C. (1961) ‘FILM’.
Andrea adalah sosok seorang wanita muda yang
sederhana, lugu, dan rendah hati, namun cerdas. Johnston, J. H., Driskell, J. E. and Salas, E. (1997)
Kedua, Andrea menyadari bahwa perubahan baik ‘Vigilant and hypervigilant decision making’,
pada dirinya harus dilakukan. Ketiga, Andrea adalah Journal of Applied Psychology, 82(4), pp. 614–622.
sosok yang berani dan percaya diri untuk melakukan doi: 10.1037/0021-9010.82.4.614.
perubahan.
Lindsay Holmes, F. (1920) ‘Being and Becomming’,
Terakhir, film The Devil Wears Prada pp. 1–128.
menyampaikan pesan moral, yaitu pesan supaya
Marciniak, M. (2003) ‘The Appeal of Literature-to-
menjaga kedisiplinan kerja, mengikuti budaya kerja
film adaptations’, Lingua ac Communitas, (17), pp.
setempat, menjaga etika, dan meningkatkan prestasi
149–171.
kerja di mana pun.
Marcus, L. (2005) ‘Literature and cinema’, The
2.Saran
Cambridge History of Twentieth-Century English
Untuk menambah pemahaman pembaca Literature, 3(1), pp. 335–358. doi:
dalam dunia sastra khususnya film, pembaca harus 10.1017/CHOL9780521820776.021.
menonton film secara keseluruhan, supaya dapat
Muh. Hizbul Muflihin (2009) ‘Aplikasi Dan
memahami pesan yang disampaikan oleh pengarang
Implikasi Teori Behaviorisme Dalam Pembelajaran
dalam film tersebut.
(Analisis Strategis Inovasi Pembelajaran)’, Khazanah
Pendidikan, pp. 1–11.

REFERENSI Ratu, B. (2015) ‘Psikologi Humanistik (Carl Rogers)


Dalam Bimbingan dan Konseling’, Kreatif, (1951),
Ardianto, D. T. (2016) ‘Teori Adaptasi Sebuah pp. 10–18.
Pendekatan dalam Penciptaan Film’, Mudra Journal
of Art and Culture, pp. 150–157. Riyadi, S. (2014) ‘Penggunaan Film Adaptasi
Sebagai Media Pengajaran Sastra’, Jurnal
Covey, S. R. (1989) ‘The seven habits of highly Pendidikan Bahasa dan Sastra, 14(2), p. 241. doi:
effective people. An approach to solving personal 10.17509/bs_jpbsp.v14i2.722.
and professional problems’. Available at:
http://www.ronaldsoh.com/wp- Saputra, H. S. P. (2009) ‘TRANSFORMASI
content/uploads/2015/07/Summaries.com-The-7- LINTAS GENRE: DARl NOVEL KE FILM, DARl
Habits-Of-Highly-Effective-People.pdf. FILM’, Humaniora, 21, pp. 41–45.

‘David Kolb, “Hegel versus Heidegger” from’ (no Sense, I. F. (no date) ‘Ine Film Sense’.
date), pp. 1–38.
Tambusai, K., Hulu, R. and Up, C. (2010) ‘Kata-kata
Francis, N. and Kritsonis, W. A. (2006) ‘A Brief kunci ’:, pp. 1–20.
Analysis of Abraham Maslow’s Original Writing of’,
Winataputra, U. S. et al. (2014) ‘Teori belajar dan
Online Submission, 3(1), pp. 1–7.
pembelajaran’.

http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/wanastra/ 57

You might also like