Abdullah Qayyum
![]() | Artikel ini memiliki beberapa masalah. Tolong bantu memperbaikinya atau diskusikan masalah-masalah ini di halaman pembicaraannya. (Pelajari bagaimana dan kapan saat yang tepat untuk menghapus templat pesan ini)
|
Abdullah Qayyum (lahir 3 April 1967) adalah seorang dokter sekaligus akademisi dan guru besar di Provinsi Riau. Ia merupakan Ketua Badan Pengawas Rumah Sakit Provinsi Riau (2023-sekarang), Ketua Pembina Perhimpunan Dokter Umum Indonesia Cabang Riau (2022-sekarang), dan Ketua Asosiasi Wisata Medis Indonesia Wilayah Riau (2023-sekarang). Pada masa pendemi, ia juga mengemban amanah sebagai Ketua Tim Mitigasi Covid 19 IDI Wilayah Riau (2020).
Ia menyelesaikan pendidikan dokternya di Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (UNAND), Februari 1993. Lalu sepanjang perjalanan kariernya sebagai dokter, beriringan dengan mengajar sebagai dosen. Ia sempat menjadi dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, Aceh (1995-1997) dan Dosen Akademi Perawat Abulyatama, Aceh (1995-1997).
Lalu sepulang ke Pekanbaru, menjadi Ketua Pelaksana Pendirian Fakultas Kedokteran Universitas Abdur Rab. Sekaligus kemudian menjadi dosen, hingga dipercaya mengemban tugas sebagai Dekan FK Universitas Abdur Rab, dan Pembantu Rektor IV Universitas Abdur Rab tahun 2004.
Ia juga merupakan pendiri Rumah Sakit terbesar di Provinsi Riau, Aulia Hospital. Hingga kini juga sebagai Direktur Utama Rumah Sakit Mutiara Hospital dan menjadi Dokter representatif Rumah Sakit Putra Malaka, Malaysia (Putra Spesialist Hospital) untuk Indonesia di Pekanbaru. Sebelum pasien ke Malaka, ia yang melakukan diagnosis awal penyakit pasien di Indonesia. Ia pun mendapatkan gelar sebagai guru besarnya dari Malaysia, Universiti Islam Malaya (UNIMEL), Malaysia, tahun 2025.
Riwayat hidup
[sunting | sunting sumber]Qayyum lahir sebagai bungsu dari 10 bersaudara dari pasangan Abdul Karim Maridi dan Khadijah. Ayahnya pegawai biasa di Departemen Penerangan di Kota Padang, Sumatera Barat. Adapun ibunya sebagai ibu rumah tangga. Kehidupan ekonomi keluarganya sangat sederhana dan dirasa semakin berat begitu ayahnya pensiun pada 1967.
Demi memperbaiki ekonomi, Abdul Karim lantas merantau ke Kota Pekanbaru, Riau. Ia menjadi penjual buku-buku berbahasa Inggris. Lokasinya di tepi jalan masuk ke Kompleks Perkantoran PT Caltex Pacific Indonesia (Sekadang PT Chevron) di kawasan Rumbai. Target pembelinya adalah karyawan dan keluarga perusahaan minyak besar tersebut.
Abdul Karim juga sempat membuka taman bacaan dan kursus Bahasa Inggris dengan nama “Kedai Taman Bacaan dan English 900”. Letaknya di depan persimpangan Jalan Jenderal Sudirman-Jalan Hangtuah, kawasan yang menjadi salah satu Pusat Bisnis di Kota Pekanbaru dari dulu hingga sekarang.
Tidak banyak kenangan Qayyum bersama ayahnya. Semasa bayi ia bersama ibunya tinggal di Padang. Sedangkan ayahnya di Pekanbaru. Ketika usia sekitar tujuh tahun, ia baru berkesempatan berkumpul lagi dengan ayahnya setelah bersama ibunya menyusul ke Pekanbaru. Lalu ia didaftakan masuk di SDN 9, Kecamatan Limapuluh, Pekanbaru.
Saat kelas satu dan dua SD, Qayyum sempat ikut menemani ayahnya berjualan. Namun sangat disayangkan, ketika masuk kelas tiga dan ia menginjak usia sepuluh tahun, ayahnya tutup usia. Jadi ia tidak terlalu banyak kenangan dengan ayahnya. Hanya banyak mendapatkan cerita dari kakak-kakaknya, sebenarnya seperti apa sosok ayahnya. Misalnya, ternyata Abdul Karim meski seorang pensiunan pegawai biasa di Departemen Penerangan, merupakan seorang intelek yang menguasai lima bahasa asing. Mulai dari Bahasa Inggris, Thailand, Arab, Prancis, hingga Urdu. Tak mengherankan jika kemudian banyak buku dalam berbagai bahasa menjadi harta peninggalan sang ayah. Juga banyak berjualan buku asing semasa pensiun di Pekanbaru.
Meski Abdul Karim telah tutup usia, namun Khadijah memiliki tekad kuat untuk semua anaknya tetap melanjutkan pendidikan. Tidak boleh sampai ada yang DO (Drop Out). Hingga akhirnya, dari anak-anaknya yang besar dan sudah bekerja, saling bantu membantu untuk membiayai pendidikan adik-adiknya. Termasuk Qayyum, merasa beruntung sebagai anak bungsu, yang juga dibantu biaya pendidikannya oleh kakak-kakaknya. Kebetulan dari keempat kakaknya saat itu sudah terbilang mapan perkerjaannya. Ada yang berprofesi sebagai guru, dosen dengan gelar profesor, ada yang berdagang, dan sebagai akuntan.
Qayyum pun sedari remaja menyikapi kondisi sulit ekonomi keluarganya pasca ayahnya tutup usia dengan positif. Ia menjadi semakin giat belajar agar bisa berprestasi. Buah kerja kerasnya pun membuat Qayyum menjadi juara umum dua atau juara umum tiga di sekolahannya selama di SMPN 4 Pekanbaru. Bahkan kemudian saat di SMPP 49 Pekanbaru (atau yang saat ini telah menjadi SMAN 8 Pekanbaru), selalu menjadi juara umum satu atau dua. Yang kemudian membuatnya mendapatkan beasiswa supersemar dari pemerintah Orde Baru. Berkat prestasi tersebut, ia juga berhasil menjadi mahasiswa undangan di Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas (UNAND) Padang, pada 1986. Bahkan selama di bangku kuliah, kemudian Qayyum juga diganjar beasiswa Sanbee dari sebuah perusahaan kesehatan.
Karier
[sunting | sunting sumber]Karier dokter Qayyum muda dimulai di Rumah Sakit Selaguri, Padang 1992-1993. Kemudian berlanjut sebagai Dokter PTT di RS Cut Nyak Dhien Meulaboh dan RS Zainal Abidin Banda Aceh 1994-1997. Secara beriringan juga sempat menjadi Kepala Puskesmas Pir. Batu Puteh, Aceh Barat (1994- Juni). Di samping itu, kariernya juga diperkaya dengan nyambi mengajar sebagai Dosen di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Syiah Kuala dan Akademi Perawat Abulyatama di Kota Serambi Mekah (1995-1997).
Pada 1997, ia kembali ke Pekanbaru usai PTT, lalu menjadi Kepala Bid. Pelayanan Medis, Plt. Kabid Keperawatan, Plt. Head of HRD dan Acting Director RS Awal Bros Pekanbaru (1997-1999). Pada 1999-2000 kemudian menjadi Dokter RS Tandun PT. Perkebunan Nusantara V. Pada tahun 2000, lalu dipercaya menjadi Business Development Departement, di Mahkota Medical Centre, Malaka, Malaysia.
Namun karier Qayyum tidak pernah jauh-jauh dari dunia pendidikan. Ia kemudian menjadi Dosen Akademi Keperawatan Universitas Abdurrab (2001-2004). Lalu dipercaya menjadi Ketua Pendirian Fakultas Kedokteran Universitas Abdurrab (2003-2004). Belanjut menjadi Dekan dan Penanggungjawab Kurikulum FK (2004-2005). Kemudian menjabat sebagai Pembantu Rektor IV Universitas Abdurrab (2006-2007).
Secara beriringan pada tahun 2003, ia mendirikan klinik dr. Abdullah Qayyum sarana kesehatan pemeriksaan tenaga kerja Indonesia yang bekerja ke luar negeri. Pada 2005, juga menjadi Direktur Lembaga Pendidikan Kedokteran Terapan dan Pengobatan Tradisional Indonesia. Lantas pada 2007, diangkat sebagai Direktur Mahkota Healthcare Service, Mahkota Medical Centre.
Di sela kesibukannya, ia juga banyak mengasuh rubrik kesehatan di berbagai media dan aktif sebagai narasumber. Misalnya seperti Rubrik Konsultasi Kesehatan Riau Pos (1998-2007), Klinik Udara Radio CBS Pekanbaru (1997-1999), Rubrik Konsultasi Kesehatan Tabloid Cahaya Riau (1999 -2000), Klinik Udara Radio Barabas Pekanbaru (1999-2002), Rubrik Konsultasi Kesehatan Tabloid Mentari (2000-2003), Narasumber Program “Dokter Anda” Riau TV (2003-Sekarang), Klinik Udara Radio Cendana Pekanbaru (2006-Sekarang), dan”Konsul Pak Qayyum” Rubrik SMS, Tribun Pekanbaru (2008-2016)
Selain itu, Qayyum biasa menjadi narasumber di berbagai acara seminar dan Public Talk Forum (2000-Sekarang) dan sebagai narasumber tetap Badan Narkotika Nasional Pekanbaru (2012- sekarang).
Pada 2012, ayah dengan tiga anak ini dipercaya memimpin pendirian Rumah Sakit besar, mewah, dan modern tingkat 10 bernama Aulia Hospital. Lalu pada 2013 diangkat sebagai Direktur RS. Aulia dan pada 2015 – Agustus 2016, sebagai Direktur Utama Aulia Hospital.
Kemudian ia juga menjadi Vice President (Board of Management) PT PADM /Aulia Hospital (2018), sekaligus sebagai Ketua Komite Medik Aulia Hospital (2018) dan Pjs. Direktur Medis dan Keperawatan Aulia Hospital (2018), merangkap juga Wakil Direktur Utama Aulia Hospital (2018).
Hingga pada 2019, kemudian diamanahi sebagai Direktur Bisnis Development PT Putri Aulia Dita Medika, perusahaan pemilik RS. Alia Hospital. Beriringan juga dipercaya sebagai Direktur Utama PT. Optimum Medika Indonesia (2019). Di tengah pandemi Covid19, ia sibuk sebagai Ketua Tim Mitigasi Covid 19 IDI Wilayah Riau (2020). Baru setelah itu, ia kembali menduduki jabatan sebagai CEO PT. Mutia Sari / Rumah Sakit Mutia Sari tahun 2021.
Pada tahun 2022, banyak dihabiskan waktunya sebagai Ketua Pembina Perhimpunan Dokter Umum Indonesia Cabang Riau. Lalu pada tahun 2023, kembali aktif dijabatan struktural sebagai Direktur PT Duri Eye Center dan CEO PT Mutiara Mitra Medika / Mutiara Hospital (2023-sekarang). Beriringan sejak 2023-sekarang, juga menjabat sebagai Ketua Badan Pengawas Rumah Sakit Provinsi Riau. Di samping itu, menjadi Dokter representatif Rumah Sakit Putra Malaka, Malaysia (Putra Spesialist Hospital) untuk Indonesia di Pekanbaru. Sebelum pasien ke Malaka, ia yang melakukan diagnosis awal penyakit pasien di Indonesia.
Organisasi
[sunting | sunting sumber]- Pengurus Daerah PMI Riau Bidang Yankessos (2009)
- Seksi Publikasi Ikatan Dokter Indoensia Pekanbaru (2003-2006)
- Seksi Pengabdian Masyarakat Ikatan Dokter Indonesia Pekanbaru (2009-sekarang)
- Sekretaris Umum Asosiasi Manajemen Indonesia Cabang Pekanbaru (2008).
- Sekretaris Umum Ikatan Keluarga Besar Master of Management Universitas Riau (2009)
- Ketua Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia Kota Pekanbaru (2010)
- Seksi Kerohanian Ikatan Dokter Indonesia Pekanbaru (2012 – sekarang)
- Sekretaris Ikatan Alumni Program Pasca Sarjana Magister Universitas Riau (2014-sekarang).
- Ketua Bidang Advokasi dan Legislasi IDI Wilayah Riau (2016 – sekarang)
- Wakil Ketua Bidang Organisasi Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Riau (2016)
- Ketua Perhimpunan Dokter Umum Indonesia Cab. Riau (2016– sekarang)
- Sekretaris Tim Kendali Mutu Kendali Biaya BPJS Cabang Utama Pekanbaru (2017)
- Sekretaris Umum Ikatan Dokter Indonesia Wilayah Riau (2019– sekarang)
- Ketua Tim Mitigasi Covid 19 IDI Wilayah Riau (2020)
- Ketua (Plt) Muaithay Indonesia PengProv Riau (2021)
- Ketua Pembina Perhimpunan Dokter Umum Indonesia Cabang Riau (2022– sekarang)
- Ketua Asosiasi Wisata Medis Indonesia Wilayah Riau (2023– sekarang)
Aktivitas Akademik
[sunting | sunting sumber]- Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Syah Kuala, Aceh (1995-1997)
- Dosen Akademi Perawat Abulyatama, Aceh (1995-1997)
- Ketua Pelaksana Pendirian Fakultas Kedokteran Universitas Abdur Rab (2003-2004)
- Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Abdur Rab (2001-2004)
- Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Abdur Rab (2004-2005)
- Pembantu Rektor IV Universitas Abdur Rab (2006-2007)
- Pendiri School of Apliad and Tradicional Medicine
- Peneliti Fakultas kedokteran Universitas Riau
- Tim persiapan pendirian Program Studi Spesialis Kedokteran Keluarga Layanan Primer Fakultas Kedokteran Universitas Riau
- Dosen Blok 20c, Prodi Spesialis Kedokteran Keluarga Layanan Premier, Dosen Pembimbing Come: Fakultas Kedokteran Universitas Riau
Pendidikan
[sunting | sunting sumber]- SD Negeri 9 Kel. Rintis, Pekanbaru tamat tahun 1980.
- SMP Negeri 04, Pekanbaru, tamat tahun 1983.
- SMPP 49/ SMU Negeri 6 Pekanbaru, tamat tahun 1986
- Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, tamat Februari 1993.
- Master of Manajemen (MM) Universitas Riau (Konsentrasi Manajemen Rumah Sakit), tamat tahun 2010.
- Program Doktoral S3 Ilmu Lingkungan Univesitas Riau, tamat tahun 2024.
- Dokter Spesialis Kedokteran Keluarga Layanan Primer, Registrasi Konsil Kedokteran Indonesia tahun 2021.
- Penghargaan Guru Besar dari perguruan tinggi Malaysia, Universiti Islam Malaya (UNIMEL), Malaysia, tahun 2025.
Penelitian
[sunting | sunting sumber]- Pola Penderita Gastritis RSUP M. Djamil Padang, (1988-1989).
- Analisis Pengaruh Kepuasan Pelayanan Rumah Sakit Terhadap Jumlah Kunjungan Pasien, Studi Kasus Rumah Sakit Awal Bros, Pekanbaru, (1999-2000).
- The influence of Quality of Physician Services Factor Toword Patient Satisfaction on The Origin of Pekanbaru in Mahkota Medical Centre, 2010.
- Pengobatan Kanker dengan Formula Tanaman Obat, (tahun).
- Uji Diagnostik Alat Skrining Saliva Covid-19 “GUMNUT”, (2021)
- Pengaruh Faktor Lingkungan Terhadap Obesitas, (tahun)
Buku
[sunting | sunting sumber]- dr. Abdullah Qayyum, Dari Ruang Praktek Dokter, Riau: UNRI Press, 2002. ISBN 979-8692-84-5.
- dr. Abdullah Qayyum, Perpaduan Barat dan Timur, Riau: nama penerbit, 2005. ISBN:
- dr. Abdullah Qayyum, Manajemen Rumah Sakit, Riau: nama penerbit, 2006. ISBN:
- dr. Abdullah Qayyum, How to Built and Run Hospital Bussiness, Riau: nama penerbit, 2017. ISBN:
Referensi
[sunting | sunting sumber]- Artikel yang perlu diperbaiki from April 2025
- Semua artikel yang perlu diperbaiki
- Halaman yang tidak memiliki bagian pembuka
- Articles covered by WikiProject Wikify from April 2025
- All articles covered by WikiProject Wikify
- Artikel dengan kata yang berbelit-belit from April 2025
- Orang hidup berusia 58
- Kelahiran 1967
- Alumni Universitas Andalas
- Pendidik Indonesia
- Penulis Indonesia
- Dokter Indonesia
- Tokoh dari Riau