Candi Sambisari
Candi Sambisari | |
---|---|
ꦕꦤ꧀ꦝꦶꦱꦩ꧀ꦧꦶꦱꦫꦶ Candhi Sambisari | |
![]() | |
Informasi umum | |
Jenis | Candi |
Lokasi | Jl. Candi Sambisari, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta |
Negara | ![]() |
Perkiraan rampung | Abad ke-9 |
Klien | Kerajaan Medang Wangsa Sanjaya |
![]() Candi Sambisari, situs yang mula-mula tertutup tanah | |
![]() Candi Sambisari | |
Peringkat | n/a |
Kategori | Situs |
No. Regnas | CB.997 |
Lokasi keberadaan | Purwomartani, Kalasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta |
No. SK | SK Menteri No.157/M/1998 |
Tanggal SK | 1 Juli 1998 |
Pemilik | ![]() |
Pengelola | Pemerintah Kabupaten Sleman |
Nama sebagaimana tercantum dalam Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya |
Candi Sambisari (bahasa Jawa: ꦕꦤ꧀ꦝꦶꦱꦩ꧀ꦧꦶꦱꦫꦶ, translit. Candhi Sambisari) ditemukan secara kebetulan oleh seorang petani ketika mencangkul tanah pada tahun 1966. Ketika ditemukan keadaannya sudah tertimbun oleh pasir dan bebatuan lahar Gunung Merapi sedalam 6,5 m. Ekskavasi yang dilakukan sejak tahun 1966 menghasilkan temuan penting yaitu arca Mahakala dan arca Nandiswara. Kedua arca ini telah hilang dari tempat seharusnya di relung barat, sebelah kanan dan kiri pintu masuk bilik candi induk. 7 (tujuh) peripih yang di dalamnya terdapat berbagai macam benda dari perunggu, dan lempeng emas berinskripsi om siwa sthana yang ditemukan di bawah umpak.
Selain itu ditemukan pula temuan berupa gerabah, keramik asing, Arca Avalokitesvara yang terbuat dari perunggu, arca dewi yang terbuat dari batu hitam, dan sebuah yoni. Berdasarkan hasil penelitian, temuan tersebut diduga bukan berasal dari Candi Sambisari.
Sejarah pendirian Candi Sambisari belum dapat diketahui secara pasti karena tidak adanya bukti yang konkret. Beberapa ahli berpendapat tentang pendirian candi. Berdasarkan segi arsitektur, R. Soekmono (dalam Soediman, 1980:166) menggolongkan Candi Sambisari ke dalam abad ke-8 M. Candi Sambisari digolongkan dalam babakan waktu antara ±730 800 M, sezaman dengan Candi Lumbung, Candi Gebang, dan Candi Batumiring. Berdasarkan batu isian yang digunakan berupa batu padas, pendirian Candi Sam-bisari diperkirakan semasa dengan Candi Prambanan, Plaosan, dan Sojiwan, yaitu sekitar abad ke-9-10 M (Soediman, 1980:166-7). Hal tersebut diperkuat dengan adanya temuan inskripsi pada lempengan emas berbahasa Sanskerta dan beraksara Jawa Kuna, berbunyi om siwa sthana yang artinya hormat, pembuatan tempat (rumah) bagi Dewa Siwa. Menurut Boechari inskripsi tersebut berasal dari sekitar abad ke-9 M (Soediman, 1980:162).
Pada tahun 1966-1975 dilakukan rekonstruksi sementara, pada tahun 1975/1976 - 1986/1987 dilakukan pemugaran, dan pada tahun 1987 dilakukan peresmian purna pugar Candi Sambisari.
Saat ini situs dikelola oleh Museum dan Cagar Budaya, Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia.

Bangunan
[sunting | sunting sumber]
Kompleks candi dikelilingi oleh dua lapis pagar batu. Pagar luar berdimensi 50 m × 48 m, berupa pagar batu rendah. Lapisan pagar dalam terbuat dari batu berketinggian 2 m dengan tebal 50 cm.[1] Di dalam pagar berdiri candi utama didampingi oleh tiga Candi Perwara (pendamping).
Bangunan utama dikelilingi langkan tinggi 1,2 m, sehingga tubuh candi hanya tampak bagian atasnya dari luar dinding. Tangga masuk berada di sisi barat, dan sehingga candi menghadap ke barat. Arah hadap ini sama dengan Candi Ijo, tetapi berkebalikan dengan Candi Prambanan atau, yang serupa dengannya, Candi Kedulan. Tinggi candi utama sampai ke puncaknya mencapai 7,5 m dari dasar. Tubuh candi berdiri di atas batur yang berdenah dasar bujur sangkar seluas 13,65 m² dengan tinggi sekitar 2 m. Tubuh candi juga berdenah dasar bujur sangkar dengan luas 5 m².
Pada bagian luar dinding bangunan utama terdapat relung pada setiap sisinya. Sisi barat memiliki pintu masuk ke dalam candi, dan di sisi kiri kanannya terdapat relung berisi yang berisi patung dewa penjaga pintu: Mahakala dan Nandiswara. Relung sisi utara ditempati patung Durga Mahisasuramardini, sisi timur ditempati patung Ganesha, dan sisi selatan ditempati patung Agastya (Siwa Mahadewa). Di dalam candi utama terdapat lingga dan yoni dengan ukuran cukup besar.
Pada saat penggalian ditemukan berbagai benda lainnya di antaranya adalah beberapa tembikar, perhiasan, cermin logam, serta prasasti (Prasasti Lempeng Emas Sambisari).
Galeri
[sunting | sunting sumber]-
Musim kemarau di Candi Sambisari, Oktober 2015.
-
Bangunan utama Candi Sambisari, Oktober 2019.
-
Bangunan utama Candi Sambisari, Oktober 2019.
-
Patung Ganesha pada bagian timur.
-
Patung Durgha pada bagian utara.
-
Patung Agastya pada bagian selatan.
-
Yoni pada bagian dalam kuil utama.
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (2014). "Candi Sambisari". Kepustakaan Candi. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Diakses tanggal 9 September 2020.