Museum Negeri Mpu Tantular
![]() | |
Didirikan | 1933 |
---|---|
Lokasi | Raya Buduran - Jembatan Layang, Bedrek, Siwalanpanji, Kec. Buduran, Kabupaten Sidoarjo |
Jenis | Museum |
Situs web | https://museummputantular.com/ |

Museum Negeri Mpu Tantular adalah sebuah museum negeri yang berlokasi di kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur. Awalnya, museum ini bernama Stedelijk Historisch Museum Soerabaia, didirikan oleh Godfried von Faber pada tahun 1933 dan diresmikan pada tanggal 25 Juli 1937. Saat ini, museum ini dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis pada Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.
Koleksi
[sunting | sunting sumber]Sampai dengan pendataan tahun 2021 koleksi Museum Mpu Tantular mencapai 15.600 buah koleksi yang digolongkan menjadi sepuluh jenis koleksi, yaitu: geologika, biologika, etnografika, historika, numismatika, heraldika, seni rupa, teknologika, keramologika dan filologika. Karena keterbatasan ruang pamer, museum ini hanya memamerkan sebagian kecil dari seluruh koleksi tersebut. Sisa koleksi yang tidak dipamerkan disimpan dalam ruang penyimpanan koleksi. Koleksi yang dipamerkan di ruang pameran tetap terdiri dari koleksi yang berasal dari zaman prasejarah, Hindu-Budha, kerajaan Islam, kolonial dan zaman modern, termasuk di dalamnya koleksi IPTEK (ilmu pengetahuan dan teknologi).
Koleksi Museum
[sunting | sunting sumber]Relief Alam
[sunting | sunting sumber]Relief peninggalan sejarah biasanya berupa hiasan pada dinding candi.[1] Namun, pada koleksi di Museum Mpu Tantular adalah pahatan batu berisi relief bentang alam dan perumahan. Gambaran relief ini dianggap mencerminkan suasana alam dan budaya pada masa itu. Melalui seni pahat ini para ahli berusaha merekonstruksi bentuk bangunan pada
Arca Durga Mahisasuramarhini
[sunting | sunting sumber]Arca Durga adalah representasi dari Dewi Durga istri Dewa Siwa. Dewi Durga merupakan tokoh mitologi Hindu yang terkenal sangat cantik dan pemberani[2]. Arca Durga Mahisasuramarhini menjadi perwujudan dari Parwati dalam bentuk kroda. Suatu ketika Durga diutus para Dewa untuk membinasakan raksasa Asura yang merusak dunia. Dalam perkelahian itu raksasa yang menjelma menjadi kerbau berhasil dibunuh. Arca Durga Mahisasuramarhini di koleksi Museum Mpu Tantular ini berasal dari Komdak Jatim.
Arca Tokoh
[sunting | sunting sumber]Didasarkan pada penggambaran sosok wanita. Arca dengan posisi duduk bersial dengan kedua tangan sedang memegang padma. Arca Tokoh di koleksi Museum Mpu Tantular ini berasal dari Surabaya.
Arca Parwati
[sunting | sunting sumber]Parwati adalah sakti (istri) Dewa Siwa dan dianggap sebagai simbol kesuburan atau Dewi Ibu. Dalam ikonografinya digambarkan berbadan dgemuk dan bertangan empat yang masing-masing membawa aksamala, camara dan padma. Arca Parwati di koleksi Museum Mpu Tantular ini berasal dari Surabaya.
Arca Ganesha
[sunting | sunting sumber]Arca ini merupakan perwujudan tokoh Ganesha yang merupakan anak dari Dewa Siwa dan Dewi Parwati. Ganesha dianggap sebagai dewa ilmu pengetahuan. Ganesha digambarkan dalam sikap uttkutikasana dengan tangan memegang gading dan tengkorak manusia.
Prasasti PU Tanggal
[sunting | sunting sumber]Prasasti ini ditulis dengan bahasa jawa kuno yang berangka tahun 717 saka. Berisi pemberian Sima yang menguasai daerah Sakrawana serta bagian belakang prasasti yang menyebut nama pejabat yakni Sang Padang. Prasasti ini berasal dari Kediri, Jawa Timur.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Cikal bakal berdirinya Museum Negeri Mpu Tantular adalah didirikannya Stedelijk Historisch Museum di Surabaya oleh von Faber pada tahun 1922.[3] Von Faber adalah seorang warga berkebangsaan Jerman. Stedelijk Historisch Museum diresmikan pada tanggal 25 Juli 1937.
Usaha memperluas museum terlaksana dengan diperolehnya sebuah bangunan baru di Jalan Simpang (sekarang Jalan Pemuda 3 Surabaya) dan dibiayai oleh dana yang terkumpul dari masyarakat. Tata ruangan museum ini mempunyai suatu ruangan koleksi, perpustakaan, ruang kantor, auditorium. Untuk penyempurnaan museum yang dipimpinnya, Von Faber banyak mengadakan hubungan internasional. Namun sebelum cita-citanya tercapai, Von Faber meninggal pada tanggal 30 September 1955.
Sepeninggal Von Faber, museum tersebut tidak terawat, koleksi-koleksinya banyak yang rusak dan hilang. Kemudian museum dikelola oleh Yayasan Pendidikan Umum. Pada tahun 1964, museum ini memperoleh pendanaan dari Yayasan Bapak Prof Dr. M. Soetopo. Setelah dibentuknya Direktorat Permuseuman di lingkungan Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, perhatian Pemerintah terhadap museum yang dikelola Yayasan Pendidikan Umum menjadi lebih serius.
Museum Pendidikan Umum dibuka secara umum tanggal 23 Mei 1972 dan diresmikan dengan nama "Museum Jawa Timur". Selanjutnya timbul inisiatif untuk menyerahkan Lembaga Kebudayaan ini kepada Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur. Dalam proses penegerian, Yayasan Pendidikan Umum bekerja sama dengan perwakilan Kantor Pembinaan Permuseuman Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Dengan diterbitkannya SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 13 Februari 1974 Nomor 040/C/1974, Museum Jawa Timur berstatus Museum Negeri.[butuh rujukan] Peresmian dilakukan tanggal 1 November 1974.[4] Serah terima dari Ketua Yayasan Pendidikan Umum untuk Kebudayaan R. Banu Iskandar kepada Direktur Jenderal Kebudayaan Prof. Dr. I.B. Mantra.
Selanjutnya, museum Jawa Timur diresmikan dengan nama "Museum Negeri Jawa Timur Mpu Tantular" dengan lokasi di Jalan Pemuda 3 Surabaya. Karena bertambahnya koleksi, pada pertengahan tahun 1975, museum ini dipindahkan ke tempat yang lebih luas, yaitu di Jalan Taman Mayangkara No. 6 Surabaya, yang diresmikan pada tanggal 12 Agustus 1977 oleh Gubernur Jawa Timur Sunandar Priyosudarmo. Selanjutnya pada tanggal 14 Mei 2004 menempati lokasi tetap di Jl. Raya Buduran, Sidoarjo (sebelah barat Jembatan Layang Buduran). Nama "Mpu Tantular" digunakan untuk mengabadikan pujangga pada masa kerajaan Majapahit, yang juga merupakan pengarang Kakawin Arjunawijaya dan Sotasoma.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Kartika Dewi, Retia (2023-07-21). "Relief: Pengertian, Jenis, dan Contohnya". Kompas.com. Diakses tanggal 2025-05-22.
- ^ Suparno (2022-11-16). "Melihat Arca Durga Mahisasuramardhini yang Jadi Cagar Budaya Nasional". Detik.com. Diakses tanggal 2025-05-22.
- ^ Direktori Museum Indonesia (PDF). Jakarta: Sekretariat Direktorat Jenderal Kebudayaan. 2012. hlm. 21. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
- ^ Rusmiyati, dkk. (2018). Katalog Museum Indonesia Jilid II (PDF). Jakarta: Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. hlm. 148. ISBN 978-979-8250-67-5. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
Bibliografi
[sunting | sunting sumber]- Buku petunjuk singkat mengunjungi Museum Negeri Provinsi Jawa Timur Mpu Tantular. Museum Negeri Provinsi Jawa Timur Mpu Tantular. 1996.