2025-07-24

Tuhan

Jika Engkau ada,

maka mengapa aku meragukan-Mu?

Bukan karena aku membenci-Mu.

Bukan karena aku membelakangi cahaya-Mu.

Tapi karena aku haus akan kebenaran yang telanjang.

Tanpa simbol,

tanpa basa-basi,

tanpa perantara yang hanya membungkus dengan kata manis.

Apakah aku terlalu jauh dari-Mu, Tuhan?

Ataukah aku hanya makhluk yang terasing,

bahkan dari sesama manusia?

Aku bukan ingin memberontak,

aku hanya ingin tahu.

Tahu dengan sungguh-sungguh,

hingga tak tersisa ruang untuk pura-pura percaya.

Aku telah membaca.

Telah merenung.

Telah mendengar segala nama-Mu disebut.

Namun hatiku tetap menggantung.

Jiwaku tetap dingin.

Tuhan, jika Engkau benar ada,

maka tunjukkan keajaiban-Mu.

Aku tahu permintaanku terdengar lancang,

mungkin bahkan memaksa.

Tapi beginilah bentuk doaku—

bukan untuk kenyamanan,

tapi untuk kebenaran yang menampar.

Aku tak tahu harus ke mana lagi,

selain kepada-Mu.

Jika aku meragukan keberadaan-Mu,

kepada siapa lagi aku bisa mengadu tentang keraguan ini?

Maafkan aku, Tuhan…

jika kata-kataku menggores nama-Mu.

Tapi lebih baik aku jujur dalam kesesatan,

daripada berpura-pura dalam keimanan yang palsu.

Aku tersesat.

Aku kesepian.

Tapi aku belum mati.

Dan dalam kesunyian ini—

aku tetap memanggil nama-Mu.

Meskipun dengan suara patah,

dan napas yang hampir habis.

記事への反応(ブックマークコメント)

ログイン ユーザー登録
ようこそ ゲスト さん